Sebanyak 58 Persen Majikan Amerika Bersiap Naikkan Gaji Karyawan

EpochTimesId – Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa 58 persen dari pengusaha AS berencana untuk menaikkan gaji karyawan mereka pada akhir tahun 2018. Sebanyak 45 persen dari pengusaha juga mengatakan akan menaikkan standar gaji awal karyawan baru.

Selain itu, karena tingkat pengangguran yang rendah, pasar tenaga kerja menjadi ketat. Perusahaan AS menggunakan peningkatan kesejahteraan untuk berebut menarik karyawan.

Laporan CareerBuilder pada Jumat (3/8/2018) mengatakan ketatnya pasar tenaga kerja itu membuat perusahaan-perusahaan AS berusaha keras untuk mempertahankan pekerja berkualitas. Seperti dilansir oleh CNBC News, 58 persen pengusaha berencana untuk menaikkan gaji sebelum akhir tahun 2018. Survei juga menemukan bahwa 24 persen perusahaan akan menaikkan gaji bulanan sebesar 5 persen atau lebih.

Situs tersebut memprediksikan bahwa kabar baik berikut bakal muncul bagi pencari kerja, 63 persen dari pengusaha AS berencana untuk mempekerjakan karyawan penuh waktu pada paruh kedua tahun 2018. Tahun lalu hanya 60 persen perusahaan yang mempekerjakan karyawan penuh waktu. Selain itu, 45 persen perusahaan berencana untuk menaikkan standar gaji awal karyawan baru.

“Karyawan benar-benar memiliki pasar dan berada dalam posisi untuk bernegosiasi,” kata Irina Novoselsky, presiden dan chief operating officer CareerBuilder.

Laporan ini mencakup data dari survei online musim panas perusahaan ini. Pihak yang disurvei meliputi : lebih dari 1.000 orang manajer perekrutan dan lebih dari 1.000 orang karyawan penuh waktu dari semua lapisan masyarakat dan perusahaan semua ukuran.

Menurut laporan pekerjaan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS, tingkat pengangguran turun menjadi 3,9 persen pada bulan Juli dari 4 persen pada bulan Juni.
Meskipun tingkat pengangguran rendah adalah berita baik bagi perekonomian, tetapi juga membawa kesulitan perekrutan bagi perusahaan.

Semakin rendah tingkat pengangguran berarti jumlah pekerja yang tersedia di pasar tenaga kerja juga berkurang. Sehingga sulit bagi perusahaan untuk mengisi kebutuhan.

Tetapi ini adalah kabar baik bagi para pekerja Amerika yang memberi mereka kekuatan tawar menawar yang lebih besar. Karena persaingan perusahaan untuk mendapat karyawan berbakat menjadi semakin ketat.

Semakin umum bagi perusahaan untuk memberikan bonus dan liburan ekstra kepada karyawan. Karena itu, sekarang adalah saat yang tepat untuk memasuki pasar tenaga kerja AS.

“Ini benar-benar merupakan paket, bukan hanya gaji,” kata Novoselsky.

Survei menemukan bahwa sekitar 22 persen pekerja Amerika berencana untuk mencari pekerjaan baru pada akhir tahun.

“Dari sudut pandang pemberi kerja, ini berarti tingkat perputaran karyawan menjadi tinggi,” kata Novoselsky.

Menanggapi permintaan besar dan perubahan pasar kerja AS, Presiden AS, Donald Trump pada 19 Juli lalu di Gedung Putih menandatangani sebuah perintah eksekutif untuk mendirikan sebuah komite penasihat nasional. Komite yang bertugas menyediakan lebih banyak lapangan kerja dan pelatihan bagi mahasiswa dan pekerja, keterampilan yang dibutuhkan perusahaan pemberi kerja.

“Semua orang di sini, hari ini memiliki tujuan yang sama. Untuk melatih, merekrut, dan mempekerjakan tenaga kerja asal Amerika,” ujar Trump.

Trump mengatakan bahwa perusahaan yang sudah 10 atau 20 tahun lalu meninggalkan AS kini telah kembali. Perusahaan-perusahaan tersebut membutuhkan tenaga kerja berbakat, terlatih dan terampil. (Zhang Ting/ET/Sinatra/waa)

Video Rekomendasi :