Militer Meksiko Sita 1.800 Kilogram Kokain Impor dari Ekuador

EpochTimesId – Angkatan Laut Meksiko menyita hampir 4.000 pon atau sekitar 1.800 kilogram kokain impor. Ribuan pon narkoba itu diamankan di lepas pantai Pasifik selatan pada 9 Agustus 2018, seperti dikutip dari The Associated Press.

Dalam pernyataan AL Meksiko pada 10 Agustus, satu pesawat mereka menemukan sebuah perahu mencurigakan sejauh 87 mil laut dari Acapulco. Petugas laut kemudian dikirim untuk menggeledah kapal mencurigakan itu.

Dalam penggeledahan itu, mereka menemukan 75 paket kokain yang berat totalnya sekitar 4.000 pound. Perahu itu dilengkapi dengan dua motor kuat.

Pria penyelundup yang tertangkap oleh tentara mengaku sebagai warga negara Ekuador.

Masalah Narkoba Meningkat di Ekuador
Ada kekhawatiran berkembang di kalangan negara tetangga, tentang masalah narkoba di Ekuador. Terutama ketika mereka mengalami krisis banjir kokain terbesar pada tahun 2016.

Pada bulan Desember 2016, Ekuador menyita 11 ton kokain di sebuah pelabuhan di Guayaquil, hanya dalam beberapa hari. Sepanjang tahun, Kepolisian Nasional Ekuador telah menyita 47 metrik ton kokain dan membongkar 29 organisasi kriminal, seperti dilaporkan oleh Insight Crime.

Organisasi kriminal biasanya akan mengumpulkan kokain di provinsi Ekuador, yaitu Napo, Orellana, Santo Domingo, dan Chimborazo.

Seorang petugas keamanan mengatakan kepada El Comercio, surat kabar tertua di Peru, bahwa geng-geng itu mengetahui rute yang paling tidak dimonitor. Mereka mengangkut narkoba dalam jumlah besar ke provinsi-provinsi ini.

Ketika mereka telah mengumpulkan cukup kokain, mereka mengirim sejumlah kecil ke gudang dan bengkel kecil di Guayaquil dalam kendaraan yang tampak biasa. Namun, mobil-mobil itu dimodifikasi untuk menyembunyikan obat-obatan, Insight Crime melaporkan.

Pada 6 Juli 2018, Ekuador telah menyita kokain 2.000 kali dan lebih dari 300 penggrebekan terjadi di Guayaquil. Dan sebelumnya hingga Juni 2018, sebanyak 36 ton kokain telah disita.

Tetangga yang merepotkan
Menurut analisis kejahatan yang disediakan oleh Insight Crime, Ekuador tidak menghasilkan cukup banyak kokain untuk menjadi eksportir yang substansial. Akan tetapi negara-negara tetangganya, Kolombia dan Peru adalah produsen kokain utama.

Ledakan besar-besaran dalam produksi dapat dijelaskan dengan peningkatan pertanian semak-semak coca di Kolombia dan Peru.

Kantor PBB untuk Obat-Obatan dan Kejahatan (UNODC) mengeluarkan Laporan Obat-Obatan Dunia 2018. Laporan yang menyatakan bahwa Kolombia adalah negara utama yang mengendalikan coca bush. Dengan 526.334 hektar lahan yang dibudidayakan, menyumbang 68,5 persen budidaya kokain di seluruh dunia.

Luas itu setara dengan 113.781 lapangan sepakbola.

Pada 2016, Peru memiliki 108.479 hektar lahan yang ditanami. Itu menyumbang 21 persen dari produksi koka global. Itu juga setara dengan 23.478 lapangan sepakbola NFL.

Faktor-faktor potensial untuk pertumbuhan baru-baru ini termasuk dinamika pasar, transportasi strategis, dan persepsi penurunan risiko aktivitas ilegal.

Perang terhadap Narkoba Versus Rehabilitasi
Ada dua strategi anti-narkoba yang diterapkan di dunia. Keduanya adalah perang melawan narkoba dan memperlakukan penyalahgunaan narkoba sebagai masalah kesehatan (rehabilitasi/pengobatan pecandu).

Rafael Correa, presiden Ekuador dari 2007 hingga 2017, memberlakukan undang-undang obat baru pada 2008. UU yang akan mengekang penggunaan narkoba dengan memperlakukannya sebagai masalah kesehatan masyarakat.

Undang-undang menyatakan bahwa, “Penggunaan narkotika dikelola tidak dengan kontrol, penindasan, dan bahkan kriminalisasi, tetapi dari perspektif pencegahan,” ‘Public Radio International’ melaporkan.

Laporan Obat-Obatan Dunia 2018 menyatakan bahwa pengobatan untuk penggunaan obat bius itu meningkat 51 persen. Namun, jumlah orang yang mengakui bahwa mereka adalah pengguna, untuk mendapat pengobatan atau rehabilitasi menurun dari 248.000 menjadi 88.000 orang.

Seorang juru bicara Ekuador untuk kelompok Kristen aliran kanan-tengah berpendapat bahwa menghapus pembatasan hukum akan menyebabkan lebih banyak orang mengkonsumsi narkoba. (Alan Cheung/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA