Tersangka Penembakan eSport Jacksonville AS Idap Sakit Mental

Baltimore — Tersangka penembakan massal mematikan di turnamen video game Florida, David Katz, pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit mental. Fakta tersebut terungkap dalam catatan pengadilan di negara bagian Maryland, ketika ditinjau oleh The Associated Press.

Kedua orangtua pria kelahiran 24 tahun lalu di Baltimore itu sudah berpisah. Dokumen perceraian mengatakan bahwa ketika remaja, tersangka dua kali dirawat di rumah sakit pada fasilitas psikiatri. Katz juga diresepkan untuk mengkonsumsi obat antipsikotik dan antidepresan.

Catatan hukum itu menunjukkan orang tua Katz tidak sepaham tentang cara merawat putra mereka yang bermasalah. Sang Ayah mengklaim bahwa istrinya melebih-lebihkan gejala penyakit mental anaknya, sebagai bagian dari perselisihan mereka. Pasangan itu resmi bercerai pada 2007.

Katz menembaki peserta dan pengunjung turnamen eSport di sebuah ‘game bar’ di dalam koleksi restoran dan toko di sepanjang Sungai St. Johns di Jacksonville, negara bagian Florida. Dia menewaskan dua orang dan melukai sembilan lainnya. Dia kemudian menembak dirinya sendiri hingga beberapa kali, dalam turnamen “Madden NFL 19” itu.

Sheriff Jacksonville, Mike Williams menolak berkomentar tentang motif pelaku penembakan.

Ayah tersangka, Richard Katz dari Baltimore, dan ibunya, Elizabeth Katz dari Columbia, Maryland, tidak menanggapi SMS konfirmasi dari wartawan. Upaya wartawan AP untuk menemui mereka di rumah masing-masing juga tidak berhasil.

Catatan hukum kasus perceraian mengatakan David Katz memainkan video game obsesif sebagai remaja muda. Pelaku sering menolak untuk pergi ke sekolah, bahkan enggan mandi. Sang Ibu, Elizabeth Katz, seorang ahli toksikologi yang bekerja di Departemen Pertanian, mengatakan dia akan menyita beberapa peralatan bermain putranya setelah mendapatinya bermain game pada larut malam.

“Dia tidak mandi selama berhari-hari. Saya mengambil pengendali peralatan game-nya sehingga dia tidak bisa bermain pada larut malam. Dia akan berjalan berputar-putar membentuk lingkaran di sekitar rumah, pada pukul 3 atau 4 di pagi hari,” kata sang ibu, menurut sebuah transkrip yang merupakan bagian dari file pengadilan.

Elizabeth Katz mengatakan putra bungsunya semakin sulit berkonsentrasi setelah orangtuanya berpisah. Seorang hakim memberikan hak asuh anak itu kepada ibunya, dengan hak kunjungan untuk sang ayah.

“Kadang-kadang David meringkuk seperti bola. Dia akan menolak untuk bersekolah dan menangis,” sambungnya.

Dia menegaskan bahwa mantan suaminya menginstruksikan David untuk tidak meminum Risperidal, obat anti-psikotik yang diresepkan kepadanya. Sang ayah mengklaim di pengadilan bahwa David tidak didiagnosis sebagai psikotik.

Tersangka sempat dirawat di rumah sakit sistem kesehatan mental Sheppard Pratt di Ellicott City selama sekitar 12 hari pada akhir 2007. Dokumen pengadilan mengatakan seorang psikiater pada waktu itu memberikan antidepresan. Dia kemudian menghabiskan sekitar 13 hari di Potomac Ridge, sebuah fasilitas layanan kesehatan mental di Rockville.

Richard Katz, seorang insinyur NASA, menegaskan bahwa mantan istrinya memiliki obsesi untuk menggunakan profesional kesehatan mental dan khususnya obat-obatan psikiatri untuk melakukan tugas yang seharusnya dilakukan oleh kedua orang tua secara alami. Dia mengatakan mantan istrinya secara rutin memberikan informasi palsu kepada penyedia perawatan kesehatan mental. Dia menggambarkan satu insiden di mana putranya diborgol oleh polisi setelah mengunci diri di dalam mobil ibunya, ketika menolak pergi untuk konsultasi mental.

Menurut penuturan sang ayah, hubungan antara ibu dan anak semakin buruk akhir-akhir ini.

Elizabeth Katz pernah memasukkan semua pakaian David dalam koper selama dua kali, dan memintanya untuk pergi. Salah satu insiden itu terjadi pada Hari Ibu 2007. Dalam pengajuan pengadilan, sang ayah menegaskan ibu dan anak itu tidak memiliki hubungan yang baik dan David secara rutin mengekspresikan amarahnya. Sang ayah mengklaim bahwa ketika David tinggal bersamanya, anak itu tidak menunjukkan tanda-tanda masalah perilaku dan sakit mental. Anaknya berinteraksi, bermain, dan bergaul dengan baik.

Dalam surat tahun 2010, David Katz menulis surat kepada hakim yang mengatakan bahwa anaknya ingin tinggal bersamanya. Dia menuding mantan istrinya ‘cukup gila’. Dia mengatakan dia menelepon polisi ke rumah keluarga sekitar 20 kali dan ‘sering mabuk minuman keras’.

Seorang gamer mengatakan Katz muda dikenal jarang berbicara dengan sesama gamer. Dia terkadang menunjukkan gaya bermain yang tidak menentu.

“Kami selalu tahu dia sedikit aneh. Barangkali hanya karena dia tidak bergaul sama sekali,” kata Shay Kivlen, 21, dari Seattle, Senin (27/8/2018) dalam sebuah wawancara. (AP/ET/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA