Beijing Gunakan Suplemen Koran Iowa untuk Propaganda Perang Dagang ke Daerah Pedalaman AS

Sisipan empat halaman di surat kabar Iowa tentang perang dagang Tiongkok-AS yang semakin meningkat adalah upaya terbaru rezim Tiongkok untuk mempengaruhi opini publik AS.

Iowa adalah salah satu negara bagian yang merupakan produsen kedelai utama Amerika Serikat: Para petani kedelai akan menjadi yang paling terdampak oleh tarif pembalasan 25 persen Tiongkok atas barang-barang AS, karena Tiongkok adalah konsumen kedelai utama dunia.

Pada tahun 2017, Tiongkok mengonsumsi lebih dari 110 juta ton kedelai, yang mengimpor 95,53 juta ton, atau 87 persen dari total konsumsi tersebut. Sebelum sengketa perdagangan, Amerika Serikat adalah salah satu mitra dagang utama Tiongkok untuk kedelai.

China Daily, surat kabar yang dikelola negara Tiongkok berbahasa Inggris, telah menjalankan advertorial empat halaman tambahan (suplemen) pada 23 September di Des Moines Register, salah satu surat kabar top Iowa, dengan artikel halaman depan tentang bagaimana perang dagang telah memaksa para importir Tiongkok untuk berbelok ke Amerika Selatan dan bukannya Amerika Serikat untuk kedelai.

Cerita di halaman depan tersebut disertai dengan artikel tentang sebuah buku yang mendokumentasikan “hari-hari menyenangkan” para pemimpin Tiongkok Xi Jinping, ketika ia mengunjungi negara tersebut pada tahun 1985 dan 2012.

Artikel lain berjudul “Sengketa: Buah dari Kebodohan Seorang Presiden.”

Sisipan halaman China Daily tersebut adalah upaya terbaru Beijing untuk mempengaruhi opini publik Amerika dan, kemungkinan juga, pemilihan tengah semester pada bulan November, mengingat bahwa Iowa adalah negara bagian yang memiliki kekuatan untuk menentukan hasil pemilu, dengan beberapa kantor politik negara bagian dan federal untuk pemilu.

Kedelai adalah senjata utama rezim Tiongkok dalam sengketa perdagangan tersebut.

Sebelumnya pada bulan Juli, cabang dari media penyiaran negara Tiongkok berbahasa Inggris, China Global Television Network, telah membuat video animasi dua menit yang menyoroti bahwa, di tengah perang tarif tersebut, Tiongkok bergerak menjauhi Amerika Serikat karena masalah kedelai, memperingatkan dampak potensial pada para petani kedelai AS.

Video tersebut menunjukkan tentang AS menyatakan bahwa produsen kedelai teratas adalah di antara mereka yang memilih Trump selama pemilihan presiden 2016. Tetapi mereka akan “dilukai oleh konflik [perdagangan] ini,” video tersebut menjelaskan. Jadi, ketika tiba saatnya untuk pemilihan paruh waktu 2018, “akankah pemilih di sana berubah untuk mendukung Trump dan Partai Republik begitu mereka terserang dompetnya?” tanya video di bagian akhir.

Bertentangan dengan apa yang diklaim oleh video tersebut, Tiongkok sebenarnya menghadapi kekurangan pasokan: Produksi dalam negeri telah turun secara signifikan pada saat Brasil, pedagang kedelai utama lainnya, bersiap untuk panen dan menjual hasil panennya.

Beberapa analis percaya bahwa Tiongkok masih perlu mengimpor kedelai AS, dan membayar tarif tersebut, untuk mengisi kesenjangan pasokannya.

Bagaimanapun peliputan media Tiongkok baru-baru ini membuktikan sejauh mana upaya Beijing dalam menyebarkan informasi anti perang dagang ke khalayak AS. Pada Mei 2017, analis riset senior Freedom House, Sarah Cook, menjelaskan pada sidang kongres bahwa penyisipan halaman tambahan surat kabar seperti itu oleh China Daily adalah bagian dari upaya Beijing untuk menyebarkan propaganda melalui media arus utama.

“Para pejabat Tiongkok dan laporan media negara tersebut telah menyebut strategi ini sebagai ‘meminjam perahu untuk mencapai laut.’ Pepatah ini mengacu pada penyebaran konten media negara Tiongkok melalui halaman-halaman cetak, radio-radio, atau layar-layar televisi dari outlet-outlet media yang dimiliki secara pribadi yang telah mengembangkan audien-audien lokalnya sendiri,” kata Cook.

Penentuan waktu advertorial China Daily tersebut berpotensi menimbulkan masalah bagi Tiongkok. Presiden AS Donal Trump telah menandatangani perintah eksekutif awal bulan ini yang memberi sanksi-sanksi pada orang-orang asing yang mencoba mengganggu pemilihan AS melalui distribusi propaganda dan disinformasi, di antara upaya-upaya lainnya. Sanksi-sanksi tersebut akan memblokir semua properti dari pihak-pihak yang terkena dampak di Amerika Serikat. (ran)

https://www.youtube.com/watch?v=rvIS2eUnc7M