Konglomerat Tiongkok HNA Siap Menjual Aset Properti Senilai $11 Miliar

HONG KONG – Konglomerat Tiongkok HNA Group telah memasang penjualan aset properti setidaknya senilai $11 miliar, menurut dokumen yang dilihat oleh Reuters, mempercepat dorongan untuk memotong utang besar dan restrukturisasi.

Dua set dokumen yang ditinjau oleh Reuters mencatat lebih dari 80 aset HNA yang telah siap untuk dijual atau bermaksud untuk dijual, termasuk hotel dan bangunan-bangunan komersial serta perumahan. Mereka sebagian besar berada di Tiongkok, dengan sebagian besar dari mereka terletak di Pulau Hainan, di mana HNA berkantor pusat.

Dokumen-dokumen tersebut dikirim ke para calon investor pada bulan Agustus, kata sumber.

Di bawah tekanan dari Beijing, konglomerat penerbangan sampai perhotelan tersebut pada tahun 2018 telah menjual real estat, saham di perusahaan luar negeri, dan aset-aset terkait penerbangan setelah ambil bagian dalam kesenangan mengakuisisi $50 miliar dalam beberapa tahun terakhir.

Sejak Januari, HNA telah menjual atau setuju untuk menjual lebih dari $20 miliar aset, termasuk real estat di Sydney, New York, dan Hong Kong, menurut perhitungan Reuters dan laporan-laporan media.

“Kami secara strategis keluar dari beberapa area tetapi itu bukan penjualan banting harga agar cepat terjual,” kata sumber perusahaan yang akrab dengan rencana grup tersebut.

Tidak segera jelas apakah beberapa aset yang tercantum dalam dua set dokumen tersebut telah terjual.

Seorang juru bicara HNA menolak berkomentar. Sumber-sumber menolak untuk diidentifikasi karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Total utang HNA mencapai 657,41 miliar yuan ($94,96 miliar) pada akhir semester pertama, turun 10,7 persen dari akhir-2017. Meskipun mengalami penurunan, total utang grup untuk EBITDA (Penghasilan Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan, dan Amortisasi) sebesar 21,36 kali pada akhir semester pertama.

Dalam satu set dokumen, HNA mencatat 24 aset di Tiongkok dan 11 di luar negeri, termasuk HNA International Plaza, kompleks landmark komersial sampai perumahan di Haikou, dan 850 Third Avenue di New York, yang berada di bawah pengawasan oleh pemerintah AS karena kedekatannya dengan Trump Tower, menurut laporan media.

Perkiraan nilai total dari 26 aset yang tercantum dalam kelompok dokumen ini adalah $10,5 miliar tetapi tidak memberikan perkiraan valuasi aset-aset yang tersisa.

Dalam kelompok dokumen terpisah yang dikirim ke investor potensial lainnya, HNA mencatat 57 aset properti domestik sebagai “direncanakan untuk dijual,” 10 di antaranya juga muncul di kelompok dokumen pertama.

Aset yang tercantum dalam kelompok dokumen kedua termasuk hotel di Hainan, Beijing, dan Shanghai, serta bangunan tempat tinggal di Hainan, Tianjin, dan Tangshan di Provinsi Hebei Tiongkok utara.

Kelompok dokumen kedua tidak memberikan perkiraan valuasi. Namun, menetapkan jangka waktu untuk penjualan sebagian besar aset, dengan 18 ditargetkan untuk dijual pada paruh kedua tahun 2018 dan 23 pada tahun 2019.

Awal tahun ini, HNA telah menjual 25 persen saham di Hilton Grand Vacations Inc., memangkas saham di Deutsche Bank, dan telah menjual tiga bidang tanah di Hong Kong, di antara penjualan lainnya.

Group ini juga menjajaki penjualan unit logistik CWT yang baru diakuisisi, orang-orang yang akrab dengan situasi tersebut mengatakan pada Reuters bulan lalu.

HNA dan beberapa konglomerat Tiongkok lainnya berada di garis bidik rezim komunis Juni lalu ketika berusaha untuk mengekang investasi keuangan berisiko tinggi dan arus modal keluar.

Sumber yang dekat dengan otoritas pusat mengatakan kepada The Epoch Times pada saat itu bahwa penyapuan tersebut adalah bagian dari upaya kepemimpinan saat ini untuk membersihkan korupsi di industri keuangan Tiongkok. (ran)

Rekomendasi video:

3 Kelemahan Tiongkok yang Menyulitkan Bernegosiasi Dagang

https://www.youtube.com/watch?v=myzbajB5N-A