Inilah 9 Taktik Trump Kepung Tiongkok dari Segala Penjuru (1)

Oleh: Tang Hao

“Sudah waktunya menunjukkan sikap pada Partai Komunis Tiongkok. Mereka terus merugikan kita, dan sudah cukup lama.” Itu pernyataan Presiden Trump hari Kamis (20/9) lalu saat diwawancara media massa.

Sejak awal tahun ini, pemerintah Trump berupaya memperbaiki perdagangan tidak adil selama ini antara Amerika Serikat dengan Tiongkok. Kedua belah pihak saling menyerang sengit.

Sementara rezim Korea Utara dan Iran juga mengancam, yang juga terkait erat dengan Tiongkok secara mendalam Hal itu memaksa Trump mengarahkan seluruh amunisi dan meriamnya membidik Tiongkok.

Akhir Januari lalu, dalam “Pidato Kenegaraan” Trump yang pertama secara jelas telah disampaikan bahwa Tiongkok adalah lawan yang menantang Amerika.

Perang dagang Amerika Serikat melawan Tiongkok yang sedang berlangsung ini, Trump telah berkali-kali melayangkan tonjokan keras, menohok Tiongkok sampai pusing tujuh keliling.

Seluruh dunia terperangah. Amerika Serikat mengubah strategi terhadap Beijing secara menyeluruh. Dari yang dulunya lunak berkompromi sekarang menjadi keras mendesak.

Pemerintah Trump tidak hanya telah melakukan serangan balasan terhadap ancaman jangka panjang yang telah ditimbulkan Tiongkok namun juga memasang perangkap jerat raksasa,dalam 9 taktik untuk mengepung dan memblokir Tiongkok setahap demi setahap.

1. Perang Dagang

Perang dagang, adalah taktik yang sejauh ini paling dikenal dan berdampak lingkup paling luas.
Sejak dimulainya perang dagang Amerika Serikat lawan Tiongkok pada 6 Juli lalu, Trump terus meningkatkan intensitasnya. Selain telah memberlakukan pungutan bea masuk 25% terhadap produk senilai USD 50 milyar atau sekitar 721 triliun Rupiah, pada tanggal 24 September juga telah menambahkan produk senilai USD 200 milyar (2.885 triliun Rupiah) dengan pungutan bea masuk 10%.

Sejak tanggal 1 Januari 2019 mendatang, bea masuk untuk produk senilai USD 200 milyar ini akan meningkat menjadi 25%.

Jika Tiongkok berani membalas, maka Amerika Serikat akan kembali mengusung daftar bea masuk tinggi untuk produk senilai USD 267 milyar (3.852 triliun Rupiah), yang berarti semua produk ekspor Tiongkok ke Amerika akan terkena dampak meriam bea masuk ini.

Saat ini kondisi tidak adil dalam perdagangan antara Amerika dengan Tiongkok, seperti mobil dari Amerika Serikat yang masuk ke Tiongkok dikenakan bea masuk 25%, sedangkan mobil Tiongkok yang masuk ke Amerika Serikat hanya dipungut bea masuk 2,5%.

2. Perang Ekonomi

Perang dagang, adalah taktik dukungan dalam perang dagang terhadap Tiongkok, tapi cukup untuk menjadi pedang tajam yang bisa mengancam tenggorokan penguasa Tiongkok dan kelompok elitnya.

Perang ekonomi dapat dibagi menjadi dua sisi. Satu sisi, adalah Amerika Serikat menuntut keras Tiongkok untuk menghentikan cara-cara pengembangan ekonomi yang tak bermoral seperti “pencurian kekayaan intelektual”, “memaksa peralihan teknologi”, untuk melindungi daya saing inti dan teknologi krusial milik perusahaan Amerika.

Dengan demikian, akan membuat rencana “Made in China 2025” yang digadang-gadang Tiongkok bakal bisa “menyalip di tikungan” telah kehilangan sumber teknologi canggihnya. Peningkatan industri akan sepenuhnya terhenti. Ditambah lagi setelah perang dagang berkobar.

Semakin mempercepat hengkangnya industri manufaktur, konsumtivisme masyarakat juga ikut menurun. Kemungkinan ekonomi Tiongkok di masa mendatang akan kehilangan penopang utamanya.

Sisi lain perang ekonomi, adalah kondisi di dalam negeri Amerika Serikat seperti pengurangan pajak, pengurangan kontrol, pembinaan tenaga kerja berkualitas, yang menciptakan lingkungan yang bersahabat bagi pengembangan investasi perusahaan di AS.

Ditambah dengan efektivitas menggalakkan ekonomi oleh Trump, lapangan kerja meningkat, upah pekerja meningkat, keyakinan konsumen mencapai tertinggi sejak 17 tahun terakhir.

Lingkungan ekonomi yang begitu hangat, dengan sendirinya menjadi daya tarik yang kuat bagi sektor usaha, menarik perusahaan Tiongkok dan luar negeri untuk datang berinvestasi, dan lebih lanjut mendorong ekonomi Amerika serta lapangan kerja.

3. Perang Kemiliteran

Walaupun antara Amerika Serikat dan Tiongkok belum pernah berperang secara militer, namun menghadapi ancaman militer Tiongkok yang terpendam, Trump juga mempersiapkan diri secara aktif untuk melawan ancaman itu.

“Mencapai perdamaian dengan kekuatan (peace through strength) adalah prinsip kebijakan militer Trump yang sejalan dengan Ronald Reagan, menerapkan kebijakan militer kuat, merekrut personel militer secara luas, meningkatkan perlengkapan militer, meningkatkan kesejahteraan prajurit, meningkatkan kepedulian terhadap purnawirawan.

Hal itu membuat kekuatan personel militer Amerika Serikat meningkat hingga 1,28 juta orang dan pasukan cadangan sebesar 800.000 orang. Trump berjanji akan menciptakan pasukan militer tercanggih sepanjang sejarah Amerika Serikat.

Trump juga akan merencanakan perkembangan militer masa depan, akan membentuk “pasukan luar angkasa” di tahun 2020, untuk mengimbangi ancaman militer luar angkasa oleh Tiongkok dan Rusia.

4. Perang Diplomatik

Diplomatik adalah taktik penting bagi Trump dengan menggandeng masyarakat internasional untuk mengepung dan memblokir Tiongkok. Secara garis besar terbagi menjadi “diplomatik ekonomi” dan “diplomatik militer”.

Dalam diplomatik ekonomi, Trump telah mencapai kesepakatan perdagangan bebas dengan Uni Eropa, Meksiko dan lain-lain. Uni Eropa juga menjadi salah satu korban utama dalam praktik perdagangan tidak adil dan tidak bermoral oleh Tiongkok. Jadi Uni Eropa menyatakan akan membantu Amerika Serikat bersama-sama mencekal Tiongkok

Sementara di dalam kesepakatan perdagangan bebas Amerika Serikat -Meksiko, juga ada aturan untuk menyingkirkan suku cadang otomotif yang diproduksi di Tiongkok dengan upah rendah. Oleh karena itu, setelah dua pasar utama yakni Amerika Utara dan Uni Eropa bersatu, pasti akan menjadi tekanan teramat besar bagi produk buatan Tiongkok.

Dalam hal diplomatik militer, Trump tidak hanya menata kembali Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), meminta negara anggotanya untuk lebih bertanggung jawab dan membayar lebih banyak biaya militer. Trump juga aktif memetakan strategi “Zona India-Pasifik”, memperkuat kerjasama diplomatik strategis dengan negara-negara di wilayah India-Pasifik.

Dengan demikian Amerika Serikat dan negara sekutunya dapat melakukan blockade terhadap Tiongkok dari dua sisi yakni daratan Eropa maupun India-Pasifik, mencegah paham komunis merembes keluar. (SUD/WHS/asr)

Bersambung