Inggris Potong Subsidi untuk Mobil Hybrid

EpochTimesId — Inggris akan memangkas insentif yang diberikan kepada mereka yang membeli kendaraan hybryd (hibrida) plug-in. Sebab, negara itu kini akan fokus pada model listrik murni. Kebijakan itu memicu kemarahan dari badan perdagangan industri, karena pembuat mobil sudah menghadapi penurunan penjualan di pasar otomotif terbesar kedua Eropa.

Pembeli kendaraan dengan kandungan CO2 dalam gas buang kurang dari 50 gram/km dan memiliki rentang nol-emisi setidaknya 70 mil segera mendapati bahwa hibah untuk mereka akan dikurangi, sebesar 22 persen menjadi 3.500 pound (sekitar 70 juta rupiah).

Bahkan, mobil-mobil yang memancarkan hingga 75 gram/km gas CO2, dengan kisaran nol-emisi yang lebih rendah, tidak akan lagi memenuhi syarat untuk subsidi tersebut. Aturan baru rencananya akan mulai berlaku pada bulan depan.

“Dengan model plug-in hybrid seperti Mitsubishi Outlander menjadi populer di kalangan konsumen, pemerintah memfokuskan perhatiannya pada model nol emisi seperti Nissan Leaf dan BMW i3,” kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Seorang pekerja keamanan melewati sebuah kendaraan sport-utility (SUV) Mitsubishi Motors, Outlander PHEV yang ditampilkan di kantor pusat perusahaan di Tokyo, Jepang, pada 20 April 2016. (Tomohiro Ohsumi/Getty Images/The Epoch Times)

Kendaraan hibrida memiliki mesin pembakaran dengan bahan bakar minyak, dan sekaligus mesin listrik.

Pengumuman itu datang lebih dari dua minggu sebelum menteri keuangan Inggris Raya, Philip Hammond akan membuat pernyataan anggaran tahunannya.

Penjualan kendaraan bahan bakar alternatif, yang termasuk berbagai jenis mobil ramah lingkungan, adalah bagian yang paling cepat berkembang di pasar. Penjualan naik 22 persen sepanjang tahun ini, menurut data dari Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT).

Namun, pasar secara keseluruhan turun 7,5 persen sejauh tahun ini. Pasar yang terkena penurunan paling drastis ada pada mobil diesel akibat uji emisi yang lebih ketat.

“Menghapuskan hibah pembelian di muka secara prematur dapat berdampak buruk pada permintaan, tanpa insentif kelas dunia, ambisi kelas dunia pemerintah tidak akan terwujud,” kata Kepala Eksekutif SMMT, Mike Hawes. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ