Gerombolan Imigran Gelap Latin Terus Bertambah dan Bergerak Menuju AS

EpochTimesId – Rombongan ribuan imigran gelap pengembara terus bergerak menuju ke Amerika Serikat dari Amerika Tengah. Mereka sudah memasuki Meksiko pada 21 Oktober 2018.

Kini mereka terus bergerak ke utara, dan ribuan imigran lainnya bergabung dengan kelompok tersebut dalam perjalanan mereka di Meksiko. Bendera Amerika Serikat dibakar di Honduras, untuk mendukung kafilah itu. Sementara Presiden AS Donald Trump merealisasikan ancamannya dengan memotong bantuan ke negara-negara Amerika Tengah.

Para pengungsi menolak untuk menunggu di perbatasan Guatemala-Meksiko, untuk diproses sebagai pengungsi. Mereka ngotot untuk melanjutkan perjalanan secara teratur dan bergerombol seperti yang diminta oleh otoritas Meksiko. Pada 22 Oktober 2018 waktu setempat, mereka telah mencapai Tapachula, hampir 2.000 mil (3.135 kilometer) dari perbatasan AS.

Kelompok itu bahkan membengkak hingga menjadi sekitar 7.000 pada hari Senin (21/10/2018) waktu setembat. Padahal, jumlah mereka hanya 2.000 orang sehari sebelumnya. Mereka membentang dalam kelompaok yang panjangnya mencapai lebih dari 3,1 kilometer, seperti dilaporkan Los Angeles Times.

Kelompok lain yang berjumlah 1.000 orang memasuki Guatemala dari Honduras pada hari Minggu, bergegas ke utara untuk mengejar rombongan besar. Sekitar 1.000 orang atau lebih berada di perbatasan Guatemala-Meksiko, yang juga berusaha untuk melintas dan mengejar gerombolan besar.

Para migran telah menerima bantuan di sepanjang jalan. Mereka mendapat air, makanan, dan pakaian yang disumbangkan. Penduduk lokal yang mengemudikan truk pickup, van, dan kargo juga memberi mereka tumpangan, seperti yang mereka lakukan pada 21 Oktober 2018.

Migran Amerika Tengah berjalan menuju Amerika Serikat, di Ciudad Hidalgo, Meksiko, 21 Oktober 2018. (Moises Castillo/AP Photo/The Epoch Times)

Rombongan ini termasuk orang-orang yang telah dideportasi dari Amerika Serikat karena masuk secara ilegal atau mungkin karena melakukan kejahatan lain.

“Sudah waktunya bagi saya untuk kembali ke Amerika Serikat. Ini adalah negara tempat saya dapat menjalani hidup saya, tidak seperti Guatemala,” ujar Job Reyes, 36 tahun, mengatakan kepada Washington Post.

“Seperti itulah,” tambah Imner Anthony Fuentes, 29. “Mereka menangkap Anda, dan Anda mencoba untuk kembali.”

Ramon Izaguirre, 20 tahun, yang dideportasi sebulan yang lalu juga memiliki pemikiran yang sama.

“Seluruh hidupku ada di sana, menungguku,” katanya kepada the Times. “Saya merindukan Playstation saya. Saya rindu Buffalo Wild Wings. Saya merindukan mobil saya.”

Amerika Pangkas Bantuan

Presiden AS, Donald Trump dan pemerintahannya mengancam akan memangkas bantuan jika kafilah itu tidak dihentikan. Dia mengatakan pada hari Senin bahwa dia akan memanfaatkan ancaman tersebut.

“Guatemala, Honduras, dan El Salvador tidak dapat melakukan tugas menghentikan orang-orang dari meninggalkan negara mereka dan datang secara ilegal ke AS. Kami sekarang akan mulai memotong, atau secara substansial mengurangi, bantuan asing besar-besaran yang secara rutin diberikan kepada mereka,” ujar Trump di Twitter.

Ketiga negara total menerima lebih dari 500 juta dolar AS (sekitar 7,5 triliun rupiah) pendanaan dari Amerika Serikat pada tahun fiskal 2017.

Dia mengatakan bahwa undang-undang imigrasi di Amerika Serikat perlu diubah. Trump juga menyalahkan Demokrat karena tidak mendukung untuk mengubahnya.

“Sayangnya, sepertinya Polisi dan Militer Meksiko tidak dapat menghentikan ‘Caravan’ menuju ke Perbatasan Selatan Amerika Serikat. Penjahat dan orang-orang asal Timur Tengah yang tidak dikenal juga diduga bergabung dalam rombongan. Saya telah memperingatkan Patroli Perbatasan dan Militer bahwa ini adalah Darurat Nasional. Hukum Harus Diubah!” Trump berkicau.

“Ingat ujian tengah semester! Sangat tidak adil bagi mereka yang datang secara sah,” kata Trump.

Presiden Meksiko terpilih Andrés Manuel López Obrador, yang akan mulai berkuasa pada 1 Desember mendatang, mengatakan Amerika Serikat harus menyambut semua migran. Dia mengatakan pada hari Minggu bahwa Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada harus berinvestasi di Amerika Tengah dan Meksiko selatan.

“Dia yang meninggalkan kotanya, bukan pergi untuk kesenangan, tetapi karena kebutuhan,” kata Obrador. (ZACHARY STIEBER dan AP/NTD.tv/The Epoch Times)

Video Rekomendasi :

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ