Seratus Pengembara Migran Diculik Pedagang Manusia dekat Meksiko

EpochTimesId – Aktivis hak asasi manusia melaporkan bahwa sekitar 100 orang yang bepergian dengan rombongan karavan migran tidak pernah sampai ke Mexico City. Mereka diduga diculik oleh pedagang manusia.

Rombongan kecil itu terakhir kali terlihat naik ke dua truk saat berjalan di dekat kota Isla, di negara bagian Puebla, Meksiko. Mereka belum terlihat lagi sejak saat itu, seperti dikatakan oleh Arturo Peimbert Calvo, seorang aktivis dari Pueblo of Oaxaca, kepada Revista Proceso. Mereka seharusnya tiba di Mexico City pada 5 November 2018.

Calvo mengatakan rombongan besar telah memperingatkan mereka untuk tidak naik ke truk yang tidak dikenal. Truk-truk tersebut memiliki plat nomor 183-EC-3 dan KY-88-765.

Kantor PBB dari komisaris tinggi sudah mengetahui dugaan kasus penculikan, menurut Calvo. Kantor itu mengatakan awal tahun ini bahwa gelombang penghilangan terjadi di negara bagian Tamaulipas dan mendesak pejabat Meksiko untuk bertindak untuk mencegah kejahatan lebih lanjut.

Calvo mengatakan kepada HuffPost Meksiko bahwa wilayah tempat mereka diculik adalah kuburan terbesar di negara itu. Tempat dimana ratusan orang telah menghilang. Dia mengatakan beberapa orang yang melarikan diri dari pedagang manusia bersaksi kepadanya dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Arturo Peimbert, mantan koordinator umum untuk mediasi di pemerintah negara bagian, mengatakan bahwa dia yakin kartel berada di belakang penculikan. Pelaku penculikan kemungkinan besar bagian dari kartel Los Zetas.

“Ada orang-orang di desa-desa yang telah memberi tahu Zetas bagaimana karavan (pengungsi) bergerak, mengawasi langkah-langkah para migran,” kata Paimbert.

Migran menumpang truk di Juchitan, negara bagian Oaxaca, Meksiko, pada 1 November 2018. Mereka adalah bagian dari belasan ribu karavan imigran gelap Amerika Tengah yang mengembara menuju perbatasan selatan Amerika Serikat . (Rodrigo Abd/AP Photo/The Epoch Times)

Presiden Guatemala dan Honduras menyerukan penyelidikan untuk mengidentifikasi penyelenggara dan sponsor kafilah migran. ROmbongan yang mendekati ibukota Meksiko dalam perjalanan yang mereka harapkan, akan membawa mereka ke Amerika Serikat.

Kedua negara telah mendapat tekanan kuat dari Presiden Donald Trump untuk menghambat pergerakan karavan.

Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez mengatakan hari Senin bahwa ribuan warga negaranya telah kembali ke Honduras. Kementerian Dalam Negeri Meksiko mengatakan selama akhir pekan itu telah membantu mengangkut sekitar 500 migran yang meminta bantuan untuk kembali ke negara asal mereka.

Presiden Guatemala, Jimmy Morales melangkah lebih jauh. Dia menyerukan penyelidikan terhadap orang-orang yang mempromosikan atau berpartisipasi dalam rombongan kafilah. Morales mengatakan mereka harus diadili berdasarkan hukum internasional.

Sebagian besar migran yang diwawancarai dalam beberapa hari terakhir mengatakan mereka bergabung dengan rombongan secara spontan dengan harapan keselamatan, jika bepergian dalam jumlah besar.

Sementara itu, lebih dari 2.000 migran berkemah di stadion Yesus Martinez Senin (5/11/2018) malam. Jumlahnya terus bertambah hingga menjelang larut malam. Fasilitas itu memiliki kapasitas untuk menampung 6.000 orang, menurut para pejabat setempat.

Sebanyak empat tenda besar yang disiapkan untuk tidur penuh terisi. Perempuan dan anak-anak tidur terpisah dari laki-laki, yang terdegradasi ke bangku beton. Sementara pasar pusat kota menyediakan 3,5 ton pisang dan jambu biji untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka.

Nashieli Ramirez, ombudsman untuk komisi hak asasi manusia setempat, mengatakan bahwa kota itu bersiap untuk menampung sebanyak 5.000 orang.

Rombongan utama diperkirakan memiliki sekitar 4.000 peserta. Sementara dua karavan lain yang juga sudah tiba di Meksiko, diperkirakan memiliki sebanyak 4.000 orang peserta yang tersisa. (ZACHARY STIEBER, AP, dan NTD/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ