Wanita Pakistan Yang Terbebas Dari Hukuman Mati Ditawari Suaka Oleh Italia

EpochTimesId – Seorang wanita Kristen, Asia Bibi menghadapi ancaman pembunuhan di Pakistan. Ancaman itu datang setelah vonis hukuman mati terhadapnya di batalkan bulan lalu oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Kini, Italia menawarkan suaka kepada Asia Bibi dan suaminya, Ashiq Masih. Namun, keduanya kini tengah dilarang meninggalkan negara itu.

Pro dan kontra memecah masyarakat Pakistan terkait kasus tersebut selama bertahun-tahun. Kelompok-kelompok Islam menuntut dan menyerukan eksekusi terhadap Bibi. Mereka juga menyerukan ‘pembunuhan’ terhadap para hakim.

Pakistan memiliki populasi Kristen yang kecil. Kasus Bibi kini menjadi perhatian sejumlah kelompok Kristen dan hak asasi manusia.

Seorang pendukung Tehreek-e-Labaik, sebuah partai politik garis keras berbasis agama, memegang plakat dalam protes di Rawalpindi, Pakistan, pada 12 Oktober 2018. (Aamir Qureshi/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

“Saya ingin wanita dan anak-anak yang hidupnya berisiko untuk dapat memiliki masa depan yang aman, di negara kami atau di negara-negara Barat lainnya. Jadi saya akan melakukan segala kemungkinan secara manusiawi untuk menjamin keselamatan bagi Bibi. Tidak diperbolehkan bahwa pada tahun 2018, seseorang dapat mengambil risiko kehilangan nyawa mereka hanya untuk kasus penghinaan,” ujar Wakil Perdana Menteri Italia, Matteo Kata Salvini.

Bibi yang kini berusia 47 tahun dihukum karena penodaan agama pada tahun 2010 setelah diduga membuat komentar yang merendahkan tentang Islam. Komentar itu disampaikan kepada tetangganya. Mereka dilaporkan keberatan Bibi meminum air minum dari gelas mereka, karena dia bukan Muslim. Bibi membantah semua tuduhan dan dakwaan.

Setelah divonis dan dijatuhi hukuman mati, ibu lima anak itu menghabiskan waktu delapan tahun di penjara khusus bagi terpidana mati. Setelah banding nya diterima dan dia dibebaskan, partai Tehreek-e-Labaik memblokir jalan-jalan utama di kota-kota terbesar di Pakistan selama tiga hari. Mereka menuntut pembunuhan terhadap hakim Mahkamah Agung yang membuat keputusan pembebasan Bibi.

Suami Bibi, Masih, kini beralih ke Italia, setelah sebelumnya mengajukan banding ke Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada. Badan Katolik internasional, Aid to the Church in Need (ACN) mengutip, bahwa Masih, mengatakan dalam sebuah panggilan telepon, “Saya memohon kepada pemerintah Italia untuk membantu saya dan keluarga saya meninggalkan Pakistan.”

“Kami sangat khawatir karena hidup kami dalam bahaya. Kami bahkan tidak memiliki cukup makanan karena kami tidak bisa keluar untuk membeli makanan,” kata Masih kepada ACN.

ACN menuntut perlindungan bagi orang Kristen di negara-negara di mana mereka adalah minoritas. Di Pakistan, Islam adalah agama negara dan dipraktekkan oleh 95 persen populasi, menurut sensus pemerintah 1998.

Tuduhan penistaan ​​agama begitu serius di Pakistan. Ada beberapa kasus orang tua yang membunuh anak-anak mereka jika mereka dituduh melakukan itu.

Amnesty International mengatakan bahwa undang-undang penodaan agama telah dimanfaatkan oleh orang-orang di Pakistan untuk menyelesaikan masalah dan dendam pribadi.

Pengacara Bibi, Saiful Mulook, melarikan diri ke Belanda karena khawatir akan keselamatan keluarganya. Dua politisi Pakistan yang berbicara dan mendukung Bibi dibunuh pada tahun 2011.

Mulook mengatakan pada 6 November bahwa dia menunggu tawaran dari pemerintah Belanda atas permohonannya untuk suaka politik, situs web NU.nl melaporkan.

Salvini telah kritis terhadap Islam sebelumnya, dia mengatakan pada Februari 2018, seperti diberitakan Times of London, “Masalah dengan Islam adalah bahwa itu adalah masalah hukum, bukan agama. Dalam nama Tuhan, agama itu membebankan hukum yang menurut saya tidak sesuai dengan nilai-nilai kami, hak kami, dan kebebasan kami.”

Salvini mengatakan Italia tidak memiliki masalah dengan pemerintah Pakistan.

“Musuh kita adalah kekerasan, ekstremisme, dan fanatisme,” kata Salvini.

Kanada telah mendesak Pakistan untuk memastikan keselamatan dan keamanan Bibi dan keluarganya.

“Ini adalah masalah yang sangat penting, prioritas utama bagi pemerintah kami,” Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengatakan pada 6 November 2018. “Kanada siap untuk melakukan segala yang kami bisa, dan sangat terlibat dalam masalah ini.”

Beberapa anggota pemerintah Belanda mengatakan akan mendukung untuk menyediakan penampungan sementara bagi Bibi jika dia berhasil melarikan diri dari Pakistan. (JOHN SMITHIES dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ