Gempabumi Tektonik Jenis Dangkal Mengguncang Mamasa, Sulbar

Epochtimes.id- Laporan BMKG menyebutkan pada Kamis, (15/11/2018) pukul 06.01.21 WIB, wilayah Kabupaten Mamasa diguncang gempabumi tektonik.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan M=5,5. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,95 LS dan 119,41 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 5 km arah timur Kota Mamasa, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengatakan dengan memperhatikan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Mamasa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme turun,” ujarnya.

Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Mamasa dan Toraja dalam skala intensitas IV MMI serta Mamuju III MMI.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

Hingga pukul 06.24 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan dua aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Sehari sebelumnya,  terjadi gempa bumi di tenggara Poso, Sulawesi Tengah. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG Gempa bumi terjadi pada hari Rabu, 14 November 2018 pukul 02:04 WIB.

Berdasarkan informasi dari BMKG, pusat gempa bumi berada pada koordinat 1.72°LS dan 120.83°BT dengan magnitudo M4,6 pada kedalaman 13 km berjarak 37 Km Tenggara Poso.

Laporan PVMBG, gempa bumi ini dirasakan sebesar III-IV MMI ( Modified Mercalli Intensity ) di Poso. Belum ada laporan kerusakan bangunan dan korban jiwa. Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami karena pusat gempa bumi berada di darat.

Analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyebutkan, berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, gempa bumi ini diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di daerah tersebut.

Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. (asr)