Migran Diajari Cara Kelabui Penjaga Perbatasan Uni Eropa

EpochTimesId – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang membantu para migran menuju Eropa tertangkap video tengah mengajarkan teknik kebohongan. Video menunjukkan sebuah pelatihan, yang mengajarkan para pencari suaka untuk membuat pernyataan yang menyesatkan, agar lulus ‘wawancara kelayakan’ dan memperoleh status pengungsi.

Ariel Ricker, direktur eksekutif Advocates Abroad, sebuah LSM nirlaba yang memberikan bantuan hukum dan pelatihan bagi pencari suaka, tampak menjelaskan suatu teknik atau metode dalam video itu. Dia tampak juga menjelaskan bagaimana organisasinya melatih para migran yang mencari status pengungsi ke Uni Eropa untuk melakukan akting atau berpura-pura ketika diperiksa petugas EASO (Kantor Dukungan Suaka Eropa). Pemeriksa biasanya ditugasi melakukan seleksi atau penyaringan terhadap para migran.

“Saya mengatakan kepada mereka begini bertindak, semuanya harus bertingkah seolah-olah ini adalah teater,” kata Ricker. “Jadi, agar mereka bisa melewatinya, mereka harus berakting, seperti sedang ambil bagian dalam sebuah teater, dan itu adalah akting pengungsi yang trauma.”

Ricker mengatakan dalam rekaman bahwa organisasinya mengajarkan pencari suaka, bagaimana cara menceritakan kisah mereka, bagaimana membingkainya, bagaimana cara menjelaskannya. Karena petugas EASO ini begitu [sumpah serapah] ‘bodoh’, semua yang mereka tahu adalah apa yang tertulis di atas kertas.

“EASO mengatakan dalam kertas, ini adalah ciri-ciri pengungsi dalam trauma, mereka memiliki karakteristik ini. Jadi kami melatih orang untuk memiliki karakteristik ini.”

https://twitter.com/Lauren_Southern/status/1062030780422008833

Video itu diterbitkan pada 12 November 2018 oleh pembuat film yang juga aktivis Kanada, Lauren Southern.

“Jadi ada rumus yang kami buat,” kata Ricker dalam rekaman itu. “Intinya adalah untuk menjawab semua pertanyaan dengan cara yang sama: ‘Pada bulan Desember 2017, di Izmir, Turki, saya diancam karena menjadi seorang Kristen karena bos saya dan teman-temannya memaki saya ketika saya meninggalkan gereja saya. Ini adalah Alkitab yang mereka coba untuk robek, ini adalah salib yang kugunakan yang mereka coba rampas, dan itu membuatku merasa tidak aman sebagai seorang Kristen di Turki, Ba-boom!”

“Konsistensi adalah hal yang paling penting, bahkan jika Anda menemukan diri Anda dalam posisi di mana Anda harus berbohong karena Anda tiba-tiba teringat sesuatu yang lain, lebih baik untuk tetap dengan apa yang Anda katakan,” tambah Ricker.

Organisasi tersebut menanggapi rilis awal video tersebut. “Advocates Abroad dibuat sadar akan sebuah video yang menunjukkan versi percakapan informal yang telah diedit secara diam-diam dan tanpa persetujuan. Video ini digunakan untuk politik efek sayap kanan,” tulis LSM itu di Twitter.

Namun, laman Twitter dan Facebook milik LSM itu, dengan lebih dari 140.000 pengikut akhirnya menghilang dan diduga dihapus. Advokat Abroad belum menjawab permintaan konfirmasi dari The Epoch Times.

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Pengungkapan dalam rekaman tampak melampaui isi instruksi tertulis untuk pencari suaka yang diterbitkan oleh Ricker pada bulan Juni tahun ini, yang didasarkan pada analisis transkrip dari wawancara suaka. Taktik diagram instruksi paling mungkin untuk memastikan nilai kelulusan.

Di bagian pertanyaan tentang afiliasi agama atau penganiayaan, instruksi menyarankan pelamar untuk, “Periksa di Google atau di tempat lain secara online sebelumnya, untuk memastikan jawaban Anda sesuai dengan apa yang umumnya diketahui tentang agama Anda.”

Ketika ditanya oleh pewawancara untuk memberikan bagian favorit dari sebuah buku religius, instruksinya menawarkan, “Contoh : ‘Yesus menangis.’ Ini tidak sulit untuk diingat dan ini relevan dengan krisis ini pada banyak tingkatan bagi banyak individu.”

Dalam video tersebut, Southern merenung, “Jadi pemerintah telah membuat proses untuk mencoba dan menemukan pengungsi nyata di antara banyak orang yang mencoba bermigrasi secara ilegal ke Eropa dan mereka membuatnya menjadi kelas teater, jadi semua orang akan masuk.”

Aktivis pembuat film itu mengklaim bahwa UNHCR telah menanggapi rekaman itu dengan mengatakan bahwa mereka khawatir dengan laporan-laporan ini.

Menurut Eurostat, sebuah layanan statistik Uni Eropa, tahun lalu 650.000 pencari suaka pertama kali mengajukan permohonan perlindungan internasional di negara-negara anggota Uni Eropa. Sebanyak 538.000 dari imigran itu diberikan status perlindungan. Pada 2017, 46 persen keputusan suaka instan pertama Uni Eropa menghasilkan hasil positif. (TOM OZIMEK/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA