Di Papua Nugini, Komunis Tiongkok Melarang Media Meliput Pertemuan Xi dengan Pemimpin Pulau Pasifik

Oleh  Mimi Nguyen Ly-The Epochtimes

Epochtimes.id- Sejumlah pejabat komunis Tiongkok menolak media lokal dan internasional yang telah diundang untuk meliput pertemuan Xi Jinping dengan para pemimpin Pulau Pasifik di Port Moresby, Papua Nugini, 18 November 2018.

Xi Jinping menyelenggarakan jamuan makan malam dengan para pemimpin delapan negara Kepulauan Pasifik yang setuju dengan kebijakan beijing “One China” — Papua Nugini, Kepulauan Cook, Fiji, Niue, Samoa, Tonga, Vanuatu, dan Negara Federasi Mikronesia.

Ketika para jurnalis tiba di hotel tempat pertemuan itu digelar, sejumlah pejabat komunis Tiongkok mengatakan kepada mereka agar pergi.

The Australian Broadcasting Network (ABC), salah satu media yang diundang, mengatakan bahwa seorang petugas keamanan lokal juga mengancam operator kamera ABC yang telah mengambil gambar karena pers ditolak masuk.

ABC merupakan di antara media lokal lainnya yang telah terdaftar melalui Pemerintah PNG untuk meliput kunjungan Xi. ABC telah diberikan pass khusus untuk meliput kegiatan APEC.

Pertemuan itu dilakukan karena banyak negara berusaha mempengaruhi kawasan Pasifik.

“Xi tidak akan datang dengan tangan kosong … Hampir sepertiga dari basis dukungan Taiwan yang tersisa berada di wilayah kepulauan Pasifik. Diplomasi buku cek masih aktif dan baik di bagian dunia ini,” kata Jonathan Pryke dari lembaga pemikir Australia The Lowy Institute, berkomentar sebelum pertemuan itu dilansir dari AFP.

“[Daratan] China telah jauh lebih agresif dalam memilih basis dukungan Taiwan,” kata Pryke.

Seorang wartawan surat kabar Post Courier menceritakan kejadian 16 November 2018.

“Saya berkata ‘Kami di sini untuk meliput pertemuan, nama kami telah diajukan,’ dan mereka mengatakan ‘Tidak, kalian semua keluar,’” kata Gorethy Kenneth, menurut ABC.

Namun, ia mencatat bahwa hanya media pemerintah Tiongkok diizinkan masuk.

Beberapa media lokal di Papua New Guinea menggambarkan perlakukan itu sebagai “tamparan di wajah,” demikian laporan ABC.

“Dikatakan bahwa kami tidak diizinkan merongrong kebebasan pers kami. Kami memiliki kebebasan pers di negara ini, ” kata Helen Tarawa Rei, seorang jurnalis senior koran Nasional The PNG kepada ABC.

“Ini cukup mengecewakan karena sebagai Kepulauan Pasifik, untuk pertemuan sebesar ini, dan PNG menjadi negara tuan rumah, kami semua menantikan untuk meliput ini,” katanya.

“Kami cukup terkejut karena kami ingin mendengar banyak hal yang terjadi di sana dengan para pemimpin Kepulauan Pasifik, dan sayangnya kami tidak diizinkan dan kami hanya bertanya-tanya mengapa,” imbuhnya.

Tarawa Rei menuturkan makan malam itu bukan pertama kalinya dalam kunjungan Xi ke PNG menyebabkan akses media telah dikontrol secara ketat.

Dia menceritakan pembatasan ketat pada upacara pembukaan jalan Port Moresby pada bulan Oktober di mana hanya media Tiongkok yang diberikan akses untuk meliput pidato.

“Kami diberitahu untuk tidak merekam, tidak menaruh perekam atau telepon seluler di dekat pembicara,” katanya.

Pada insiden lainnya pada bulan Oktober, media yang diundang untuk mendokumentasikan kedatangan Menteri Luar Negeri RRT Wang Yi di bandara Port Moresby turut diseret. Mereka termasuk ABC dan stasiun lokal NBC. (asr)

Ikuti Mimi di Twitter: @miminguyenly