Swiss Gelar Pemilihan Umum untuk Sapi Bertanduk atau Tanpa Tanduk

EpochTimesId – Petani ternak Swiss akan memberikan suara pada ‘pemilu khusus’ hari Minggu (25/11/2018) mendatang. Jajak pendapat ini terkait masalah kepentingan nasional yang telah membagi negara Alpine menjadi dua kubu, apakah akan memberi subsidi kepada petani yang membiarkan tanduk sapi dan kambing mereka tumbuh secara alami.

Referendum tentang pelestarian ‘martabat ternak’ diprakarsai oleh seorang petani ternak, Armin Capaul. Dia menjuluki dirinya sebagai seorang pemberontak.

Pria 66 tahun ini mengatakan bahwa ‘mendengarkan’ suara sapi-sapinya mengilhami sebuah kampanye selama sembilan tahun. Kampanye untuk memperjuangkan ‘uang tunai’ guna mendanai kebutuhan hewan bertanduk, yang diperkirakan akan segera punah.

“Kita harus menghormati sapi sebagaimana adanya. Jangan ganggu tanduk mereka. Ketika Anda melihat mereka, mereka selalu mengangkat kepala mereka tinggi-tinggi dan merasa bangga. Ketika Anda membuang tanduknya, mereka tertunduk sedih,” kata Capaul kepada Reuters di pertanian kecilnya di barat laut Swiss.

Tiga perempat dari sapi Swiss, yang merupakan simbol nasional dan daya tarik wisata, dikupas (dicopot) atau hilang secara genetis. Capaul mengatakan tanduk membantu sapi berkomunikasi dan mengatur suhu tubuh mereka. Dia menginginkan subsidi 190 Swiss franc ($ 191.65) per tahun per hewan bertanduk bagi peternak.

Ketika lobi politik gagal, dia mengumpulkan lebih dari 100.000 tanda tangan untuk memicu pemungutan suara nasional. Jajak pendapat terakhir mengatakan waktu pemungutan suara terlalu dekat untuk diserukan dan disosialisasikan.

Dokter hewan Jean-Marie Surer mencopot tanduk anak sapi di sebuah peternakan di Marchissy, Swiss, pada 15 November 2018. (Denis Balibouse/Reuters/The Epoch Times)

Kampanyenya kemungkinan akan mendapat dukungan dari mereka yang menentang ‘dehorning’ sebuah teknik membakar tunas tanduk anak sapi yang sudah dibasahi dengan besi panas. Kritikus mengatakan perbuatan itu menyakitkan dan tidak wajar. Akan tetapi pendukung menyamakannya dengan tindakan mengebiri kucing atau anjing, dan berpendapat itu adalah masalah keamanan.

“Di Swiss, sapi belum pernah dibicarakan seperti sekarang,” kata Capaul, seorang tokoh yang memiliki jenggot abu-abu panjang dan topi rajutan tangan, yang pendekatan alternatifnya telah menjadikannya sebagai bintang media.

Kampanyenya ditentang oleh pemerintah, yang mengatakan akan menguras hingga 30 juta franc ($ 30,14 juta) dari anggaran pertanian tahunan yang hanya 3 miliar franc ($ 3,14 miliar), dan merupakan beban konstitusi.

“Di Swiss, biasanya suatu masalah dibawa ke masyarakat untuk dipilih. Setiap pertanyaan penting atau pertanyaan yang kurang penting,” kata Menteri Ekonomi Swiss, Johann Schneider-Ammann.

Sebagian petani menentang.

“Sistem kami saat ini di kandang memiliki kelebihan, sapi-sapi lebih akrab satu sama lain. Jika sapi memiliki tanduk, bahaya cedera pada hewan dan manusia lebih besar,” kata Stefan Gilgen, petani 48 tahun yang sapinya menyediakan 1.000 liter (264 galon) susu setiap hari untuk perusahaan susu Swiss Emmi AG.

“Setiap peternakan harus memutuskan sendiri. Kami punya masalah lain di bidang pertanian.”

Armin Capaul memegang tanduk sapi di pertanian Valengiron di Perrefitte dekat Moutier, Swiss, pada 15 November 2018. (Denis Balibouse/Reuters/The Epoch Times/waa)

Di Canton of Vaud, Reuters menyaksikan dokter hewan Jean-Marie Surer membimbing tiga anak sapi. Dia lalu membius masing-masing anak sapi, sebelum prosedur yang menyebabkan asap dan bau terbakar.

“Menggunakan besi yang sangat panas selama tujuh detik, saya membakar kulit dan pembuluh darah yang ‘mengairi’ kuncup tanduk (dengan darah), sehingga (tanduk) tidak akan tumbuh,” kata Surer sambil menyuntikkan disinfektan.

Surer mengatakan inisiatif tersebut adalah tentang martabat sapi.

“Ketika Anda mengebiri kucing jantan atau anjing, Anda juga mengambil martabatnya. Jadi kita dapat membandingkan dua hal, satu-satunya perbedaan adalah ketika Anda mengebiri kucing atau anjing, itu adalah melalui operasi bedah.” (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA