Ukraina Gelar Peringatan Lima Tahun Penggulingan Presiden Pro Rusia

EpochTimesId — Viktor Marynchak, seorang imam Ortodoks Ukraina, mendesak rakyat yang berkumpul di sekitar Monumen Taras Shevchenko di kota timur Kharkiv agar tidak menyerah dan berhenti untuk berjuang demi masa depan negara.

“Kita tidak akan berhenti,” kata Marynchak kepada ratusan orang yang berkumpul di malam yang sangat dingin di akhir musim gugur di kota ini. Kota yang berjarak hanya 20 mil dari perbatasan Rusia. “Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk menemukan kemauan untuk menang.”

Viktor Marynchak, Pemimpin Ortodoks Ukraina, berbicara kepada orang-orang yang berkumpul di Kharkiv, Ukraina, pada 21 November 2018. Mereka berkumpul untuk memperingati ulang tahun ke lima aksi protes ‘November 2013’ yang mengakibatkan tergulingnya Presiden Viktor Yanukovych. (Chris Collison/Khusus untuk The Epoch Times)

Rakyat di seluruh Ukraina memperingati lima tahun sejak awal gelombang protes yang menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych yang didukung Rusia dan memicu konfrontasi mematikan dengan Moskow. Sementara aktivis, tentara, pemimpin agama, dan rakyat juga berkumpul di Kharkiv. Mereka datang untuk doa bersama dalam rangka mengenang ribuan orang yang tewas di tenggara negara Ukraina yang dilanda konflik.

Pemberontakan, yang kemudian disebut protes Euromaidan, sekarang dikenal di kalangan rakyat Ukraina sebagai Revolusi Martabat. Perjuangan itu kini tetap menjadi simbol perjuangan yang kuat, terutama di timur negara, dimana tentara dengan seragam makan siang di kafe-kafe kota dan berjalan-jalan di taman kota saat istirahat dari pelatihan berperan sebagai pengingat bahwa konflik kekerasan masih terus berlanjut.

Kota mayoritas berbahasa Rusia kedua terbesar di Ukraina, menjadi ‘titik api’ pada bulan-bulan kacau yang mengikuti protes, ketika kekhawatiran menyebar bahwa itu bisa berakhir dengan wilayah yang memisahkan diri dalam wujud negara baru, Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, dua wilayah di tenggara Ukraina yang telah berada di bawah kendali de facto Moskow sejak musim semi 2014.

Tetapi Kharkiv telah muncul sebagai tempat yang relatif tenang dan sebagai basis penting dukungan bagi militer Ukraina dan mereka yang mengungsi akibat kekerasan di tahun-tahun berikutnya. Personil militer menggunakan kota ini sebagai pusat transit dan rute pasokan utama dalam perjalanan ke dan dari zona konflik di tenggara.

Orang-orang berkumpul di kota timur Kharkiv di Ukraina pada 21 November 2018 untuk memperingati lima tahun protes November 2013 yang mengakibatkan penggulingan Presiden Viktor Yanukovych. (Chris Collison/Khusus untuk The Epoch Times)

Ihor Filimonov, seorang perwira polisi militer yang mengajukan diri bertugas di Garda Nasional Ukraina setelah protes Euromaidan, mengatakan warga Kharkiv menunjukkan bahwa mereka ingin tetap menjadi bagian dari Ukraina yang independen dengan turun ke jalan.

“Bagi saya, revolusi belum selesai,” kata Filimonov. “Kita harus memenangkan tiga perang, perang militer, perang politik, dan perang melawan korupsi. Ada banyak politisi tua yang mencoba menjual negara kita ke Rusia, yang kini masih ada di parlemen kita.”

Volodymyr Chystylin, salah satu penyelenggara protes 2013 di Kharkiv, mengatakan warisan utama pemberontakan adalah pengaruhnya pada masyarakat daripada efek politiknya.

“Politik tidak berubah, tetapi orang-orang berubah,” kata Chystylin. “Itu adalah hasil terpenting dari Euromaidan. Semua orang berada di garis depan dalam beberapa hal, apakah sebagai tentara, relawan, atau aktivis.”

Tentara Ukraina berjalan melalui alun-alun pusat Kota Kharkiv pada 11 Oktober 2018 menjelang ‘Defender of Ukraine Day’ pada bulan Oktober. (Chris Collison/Khusus untuk The Epoch Times)

Pemberontakan dimulai pada November 2013, ketika mahasiswa dan aktivis berkumpul di alun-alun pusat ibukota, Kiev, untuk memprotes keputusan presiden yang meninggalkan kesepakatan ekonomi dan politik dengan Uni Eropa. Kebijakan itu demi hubungan yang lebih dekat dengan Moskow.

Tindakan keras terhadap aktivis di akhir bulan memicu demonstrasi massal yang berlanjut sepanjang musim dingin. Aksi meningkat menjadi pertempuran jalanan dengan polisi anti huru hara di awal 2014 yang menyebabkan hampir 100 orang tewas.

Kiev melihat sejauh ini demonstrasi terbesar, meskipun banyak orang berkumpul di Kharkiv dan kota-kota lain sepanjang musim dingin untuk memprotes korupsi pemerintah dan kekerasan terhadap aktivis.

Setelah pemecatan Yanukovych, sebuah kelompok yang menamakan dirinya ‘Anti-Maidan’ turun ke jalan-jalan Kharkiv yang bertentangan dengan protes Euromaidan dan menyita sebuah gedung administrasi regional. Pada awal musim semi itu, anggota Dinas Keamanan Ukraina yang didukung oleh aktivis setempat membatalkan upaya untuk membentuk kawasan yang memisahkan diri dalam gaya yang diproklamasikan oleh Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.

Sejak itu, Kharkiv telah menyambut lonjakan orang-orang yang terlantar akibat konflik di dekat Luhansk dan Donetsk oblast. Angka-angka pemerintah menunjukkan bahwa lebih dari 1,5 juta orang Ukraina terdaftar sebagai pengungsi internal pada bulan November. Tahun lalu, hampir 200.000 dari mereka terdaftar di Kharkiv oblast, menurut sebuah LSM lokal.

Lebih dari 10.000 orang telah tewas dalam konflik yang melanda wilayah tenggara itu, dimana pertempuran sporadis berlanjut hampir setiap hari. Meskipun berbiaya tinggi, mereka yang berkumpul untuk menandai ulang tahun revolusi mengatakan mereka melihat masa depan.

“Jika saya bisa kembali lima tahun, saya akan melakukan hal yang sama yang saya lakukan,” kata Filimonov. “Bagi saya, ini adalah revolusi ketika Ukraina benar-benar menjadi Ukraina. Sekarang kami mendapatkan kemerdekaan kami.” (CHRIS COLLISON/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA