Pesawat Antariksa Tanpa Awak NASA Berhasil Mendarat di Planet Merah

EpochTimesId – Sebuah pesawat antariksa NASA yang dirancang untuk menggali sampel bebatuan dan tanah serta material permukaan Mars lainnya berhasil mendarat di planet merah pada 26 November 2018 waktu Amerika Serikat Timur. Robot InSight itu berhasil mendarat setelah menempuh perjalanan selama enam bulan.

Selama perjalanan, drone antariksa itu menempuh jarak 482 juta kilometer yang berbahaya. InSight juga melalui perjalanan menegangkan selama enam menit, ketika mendarat melalui atmosfer berwarna merah mawar.

Pengontrol penerbangan di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, melompat dari kursi mereka dan berteriak kegirangan. Suara tepuk tangan, dan tawa pun pecah ketika InSight mengirim kabar dari Mars. Orang-orang kemudian berpelukan, berjabat tangan, bertukar kuncian, dan mengepalkan tinju mereka. Ada pula yang terharu dan menyeka air mata, serta menari di lorong.

“Sempurna,” kata chief engineer JPL, Rob Manning.

“Ini adalah apa yang benar-benar kami harapkan dan bayangkan di mata pikiran kami,” kata Manning. “Terkadang ada hal-hal yang menguntungkan Anda.”

Sepasang satelit mini yang membuntuti InSight sejak lepas landasnya pada bulan Mei memberikan pembaruan secara real-time dari pesawat ruang angkasa supersonik, yang melayang di langit yang kemerahan. Satelit juga mengambil foto terbaru dari permukaan Mars.

Namun, gambar itu masih ‘dirusak’ oleh sisa-sisa puing pada penutup kamera. Akan tetapi pandangan cepat pada vista menunjukkan permukaan yang datar dengan sedikit kawasan berbatu, seperti apa yang sudah di prediksi oleh para ilmuwan. Foto-foto yang jauh lebih baik akan tiba di bumi dalam beberapa jam dan beberapa hari ke depan.

“Sangat lega,” kata Manning. “Ini benar-benar fantastis.” Dia menambahkan: “Wow! (pengalaman) Ini tidak akan pernah terlupakan.”

Pesawat antariksa InSight dengan tiga kaki (roda) mencapai permukaan Mars setelah memperlambat laju dari 19.800 kilometer per jam menjadi nol kilometer per jam hanya dalam waktu enam menit. Drone menggunakan parasut dan mesin pengereman untuk memperlambat laju hingga berhenti dengan sempurna. Sementara sinyal radio yang mengkonfirmasi pendaratan itu, memakan waktu lebih dari delapan menit untuk melintasi jarak hampir 160 juta kilometer antara Mars dan Bumi.

Itu adalah upaya kesembilan NASA untuk mendarat di Mars sejak probe Viking tahun 1976. Hanya sedikit dari banyaknya percobaan sebelumnya yang berhasil mendarat. Pendaratan yang paling sukses adalah misi Mars NASA yang terakhir mendarat di Mars pada 2012, yaitu robot penjelajah Curiosity.

“Mendarat di Mars adalah salah satu pekerjaan tunggal yang paling sulit yang harus dilakukan orang-orang dalam eksplorasi planet,” kata ilmuwan utama InSight, Bruce Banerdt, sebelum pendaratan. “Ini hal yang sulit, itu adalah hal yang sangat berbahaya sehingga selalu ada peluang besar yang cukup tidak nyaman bahwa sesuatu dapat berjalan salah.”

Mars telah menjadi kuburan bagi banyak misi ruang angkasa. Hingga kini, tingkat keberhasilan di planet merah hanya 40 persen, menghitung setiap percobaan terbang, penerbangan orbital dan pendaratan oleh AS, Rusia dan negara-negara lain sejak tahun 1960.

AS, bagaimanapun, telah berhasil melakukan tujuh pendaratan di Mars yang sukses dalam empat dekade terakhir, tidak termasuk InSight. Tidak ada negara lain yang berhasil mengatur dan mengoperasikan pesawat ruang angkasa di permukaan merah yang berdebu.

InSight mendarat di Elysium Planitia, sebuah dataran di dekat khatulistiwa Mars yang diharapkan tim InSight sama datar dengan tempat parkir di Kansas dengan sedikit, jika ada, bebatuan.

Ini bukan ekspedisi pengumpul batu. Sebaliknya, pendarat stasioner seberat 360 kilogram akan menggunakan lengan robot 1,8 meter untuk menempatkan mol mekanik dan seismometer di tanah. Mol yang mampu memalu sendiri akan mengebor sedalam 5 meter ke bawah tanah untuk mengukur panas dalam planet, sementara seismometer mendengarkan kemungkinan gempa.

Dengan memeriksa bagian dalam Mars, para ilmuwan berharap untuk memahami bagaimana planet berbatu tata surya itu terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu dan mengapa mereka berubah menjadi sangat berbeda. Dimana Mars menjadi dingin dan kering, Venus dan Merkurius panas membara, sementara Bumi justru ramah terhadap kehidupan.

InSight tidak memiliki kemampuan mendeteksi kehidupan. Tugas itu akan diserahkan kepada penemu masa depan. Dimana Misi Mars 2020 NASA, misalnya, akan mengumpulkan batu yang pada akhirnya akan dibawa kembali ke Bumi dan dianalisis untuk mencari bukti kehidupan pada masa lampau. (AP/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ