42 Tahun Kerjasama Taiwan-Indonesia di Bidang Pertanian

Epochtimes.id- Pada November 1976 adalah pertama kalinya Taiwan mengirimkan teknisi dalam bidang pertanian ke Jawa Timur. Hingga kini, kerjasama bidang Teknik pertanian tersebut sudang berlangsung di Indonesia selama 42 tahun.

Pimpinan Taiwan Technical Mission (TTM), Moh Gwo Jong mengatakan TTM sudah berdiri sejak 42 tahun lamanya yang telah banyak membuahkan keberhasilan dan pembagian Teknik pertanian di daerah pulau Jawa.

Menurut dia, pembagian pengalaman antara kedua Negara tidak hanya dari segi penerapan Teknik dan manajemen, juga harus mengikuti budaya setempat hingga  penerapan Teknik dan manajemen tersebut berkembang lebih lanjut dan lebih baik. Selain, TTM membagi pengalaman hal bibit unggul dan Teknik budidaya.

“Tujuan utama kita memberikan Teknik pengalaman pertanian, kita ingin mendapatkan pengalaman tersebut sebagai kerjasama mendatangnya,” jelasnya dalam  seminar dan acara dengan tema 42 Tahun Kerja Sama Pertanian Taiwan dan Indonesia di Balai Sarwono, Jakarta Selatan, Kamis (6/12/2018).

Perkembangan kerjasama ini akan berefek kepada perubahan kebutuhan konsumen atas pangan yang aman dan layak konsumsi serta lingkungan produksi pangan tersebut.

Sementara itu, Perwakilan Taipei Economic and Trade Office (TETO) Indonesia, John C.Chen mengatakan berbagai program kerja sama telah dilaksanakan, termasuk di dalamnya perbaikan sistem budidaya, baik budidaya jamur, asparagus, jeruk, maupun ternak, teknik produksi tanaman hortikultur, teknik akuakultur, sistem irigasi, pengolahan makanan, konservasi tanah dan air, serta manajemen agribisnis.

Menurut John, proyek kerja sama yang terlaksana sebanyak 18 proyek, di antaranya “ Project One Village One Product (OVOP) Bali”, “Project Agribisnis Bogor”, “Peningkatan dan Pengembangan Pertanian Korporasi Area Bandung”, “Pengembangan Padi Varietas Unggul di Sulawesi Selatan”, dan “Kerja Sama Area Percontohan Pertanian di Karawang”.

Selain itu TTM juga telah mengadakan lebih dari 130 pelatihan dan kunjungan lapangan, di mana lebih dari 20.000 orang telah menerima manfaatnya, dan mendapat peningkatan taraf hidup.

“Taiwan akan terus berbagi teknik dan pengalaman dalam manajemen ataupun pemasaran pertanian, membantu meningkatkan pendapatan, hasil pertanian dan memperbaiki taraf hidup dari berbagai lapisan masyarakat,” kata John.

John menambahkan, Taiwan dengan pengalaman dan kemajuan teknologi pertaniannya, digabungkan dengan kondisi alam Indonesia yang unik, telah saling melengkapi, dan menciptakan kondisi yang saling menguntungkan bagi Taiwan maupun Indonesia.

Salah satu hasilnya, Di Bali ada seorang petani yang hidup dalam kesusahan, setelah ikut pelatihan “Project One Product One Village (OVOP) Bali” dalam budidaya asparagus, sekarang pendapatannya lebih stabil, dan juga meningkat besar dibanding dulu, dan mendapat banyak pujian dari masyarakat sekitar.

“Saya berharap melewati 42 tahun kerja sama teknis pertanian yang sangat baik ini dengan berpedoman pada kebijakan baru ke arah selatan, dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dan memakmurkan,” ujarnya.

Pada kesempan terpisah, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pertanian Mesah Tarigan mengatakan  kementerian Pertanian dan pemerintah Taiwan tengah mengerjakan pembangunan kawasan pertanian terintegrasi di Karawang dengan lahan seluas 400 hektare (ha).

Nantinya,  pertanian padi, sayur-sayuran dan peternakan bebek  akan digarap yang diperkirakan beroperasi sepenuhnya dua tahun mendatang. Kedua pihak mengucurkan ratusan milyar untuk mengoperasikannya.

Bulan lalu, sebanyak 30 petani dikirimkan ke Taiwan untuk belajar pertanian. Tak lama lagi, sebanyak 40 petani akan kembali dikirimkan. “kerjasama ini meningkatkan taraf hidup petani,” ujarnya. (asr)