Tersangka Teror Prancis Teridentifikasi Memiliki Jejak Panjang Kriminal

EpochTimesId – Pengejaran besar-besaran melibatkan ratusan polisi dan tentara berlangsung pada hari Rabu (12/12/2018) waktu setempat di Prancis. Pasukan bersenjata memburu terduga ekstremis Islam yang melakukan penembakan di sekitar salah satu pasar Natal paling terkenal di Eropa.

Serangan di kota Strasbourg, Prancis timur itu menewaskan dua warga dan membuat satu korban mati otak. Penembakan juga melukai 12 orang lainnya, kata pihak berwenang.

Petugas polisi federal mengidentifikasi tersangka penyerang itu sebagai, Cherif Chekatt, berusia 29 tahun. Tersangka memiliki catatan kriminal yang tebal, untuk sejumlah kejahatan termasuk perampokan bersenjata. Dia juga tengah diawasi sebagai seorang tersangka radikal agama oleh badan intelijen Prancis. Kedua pejabat berbicara dengan syarat anonimitas karena mereka tidak berwenang untuk mendiskusikan secara terbuka rincian penyelidikan besar dan berkelanjutan terhadap serangan terbaru yang melanda Prancis.

Orang tua dan dua saudara laki-laki tersangka, juga dikenal dekat dengan radikalisme. Mereka telah ditahan, menurut seorang pejabat pengadilan.

Korban meninggal, termasuk seorang turis Thailand. Selain itu, seorang warga Italia dilaporkan berada di antara korban yang terluka. Pemerintah AS, antara lain, memperingatkan warga di daerah itu untuk waspada. Kota ini adalah rumah bagi Parlemen Eropa dan menganggapnya sebagai ibu kota Eropa, serta mempromosikan diri sebagai, “ibu kota Natal.”

Sekitar 720 anggota pasukan keamanan dikerahkan untuk memburu para tersangka. Jaksa Remy Heitz mengatakan tersangka ditembak di lengan saat baku tembak dengan tentara Prancis, selama mengamuk di pusat kota pada hari Selasa. Dia kemudian naik taksi ke bagian lain kota, menyombongkan serangan ke pengemudi. Di sana, dia terlibat lebih banyak baku tembak dengan polisi dan menghilang.

Heitz mengatakan pria itu menyerang korbannya dengan pistol dan pisau. Sebelumnya, pihak berwenang Prancis mengatakan penyerang itu menewaskan tiga orang, tetapi Heitz mengatakan dua orang dikonfirmasi tewas sementara yang ketiga mati otak. Sebanyak 12 orang lagi terluka, enam di antaranya sangat serius.

Pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Laurent Nunez mengatakan bahwa tersangka telah diradikalisasi di penjara dan telah dipantau oleh badan intelijen Prancis sejak pembebasannya pada akhir 2015, karena dia dicurigai terlibat ekstrimis agama.

Nunez mengatakan di radio Prancis-Inter bahwa polisi berusaha menangkap pria itu pada Selasa pagi, beberapa jam sebelum penembakan, terkait dengan percobaan pembunuhan. Dia tidak di rumah tetapi lima orang lainnya ditahan, kata pihak berwenang.

Heitz mengatakan polisi menyita sebuah granat, senapan dan pisau selama operasi penggrebekan.

Pemerintah menaikkan tingkat siaga keamanan dan mengirim bala bantuan polisi ke Strasbourg, di mana ratusan polisi dan tentara terlibat dalam pencarian.

Investigasi terorisme dibuka, tetapi motif serangan itu masih belum jelas.

Tim penyelamat bekerja di lokasi penembakan di Strasbourg, Prancis, pada 11 Desember 2018. (Vincent Kessler/Reuters/The Epoch Times)

Di apartemen Chekatt, di lingkungan luar Strasbourg, kunci pintu rusak di apartemennya. Polisi menjaga gedung itu.

Seorang tetangga, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena pria bersenjata itu masih buron, mengatakan dia jarang pulang. Dia mengatakan dia terakhir melihatnya Senin dari jendelanya, yang terlihat di lorong umum, dan dia bersama pria lain.

Pemuda-pemudi dari blok apartemen mengatakan mereka mengenalnya sebagai seseorang yang tampaknya tidak stabil karena waktunya di penjara. “Kau bisa tahu,” kata seseorang, menyentuh sisi kepalanya dengan ringan. Mereka, juga, takut disebutkan namanya karena si penembak masih diburu oleh polisi.

Pemerintah Jerman mengatakan telah meningkatkan kontrol di perbatasan negara dengan Prancis setelah serangan itu, tetapi tidak menetapkan perubahan tingkat ancaman di Jerman.

Pasar Natal Strasbourg menarik pengunjung dari seluruh dunia. Seorang warga negara Thailand, Anupong Suebsamarn berusia 45 tahun, adalah salah satu dari dua korban tewas, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand.

Situs web berbahasa Inggris dari surat kabar Khao Sod mengatakan Anupong adalah pemilik sebuah pabrik mie di provinsi Chachoengsao, timur Bangkok, dan juga menjual pakaian di distrik garmen ibukota Thailand.

Media Italia mengatakan Antonio Megalizzi, 28, termasuk yang terluka, dan dalam kondisi kritis. Harian Italia La Repubblica melaporkan bahwa dia berada di Strasbourg untuk mengikuti sesi Parlemen Eropa.

Serangan itu merupakan pukulan baru bagi Prancis, yang menderita gelombang pembunuhan oleh ekstremis Islam pada tahun 2015 dan 2016. Itu terjadi di tengah satu bulan protes terhadap Presiden Emmanuel Macron yang telah memblokir jalan di seluruh negeri, menyebabkan kerusuhan di ibukota dan menempatkan beban berat pada polisi.

Sementara pihak berwenang mendesak orang-orang di daerah itu untuk tinggal di dalam rumah setelah serangan hari Selasa (11/12/2018) itu. Akan tetapi, Walikota Strasbourg Roland Ries mengatakan kepada televisi BFM Rabu bahwa aktivitas harus terus berjalan. Sehingga kota dapat menunjukkan bahwa mereka tidak menyerah pada teroris yang mencoba mengganggu kehidupan warga kota.

Banyak serangan teror paling mematikan di Eropa dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi di Prancis. Sebagai tanggapan atas penembakan hari Selasa, pemerintah memutuskan untuk menetapkan risiko serangan negara itu hingga tingkat tertentu pada indeks ancaman resmi. (THE ASSOCIATED PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M