“10 Tahun Lalu Peter Navarro Perkenalkan Epoch Times Pada Saya”

Zhang Dehui & Liu Fei dari Irvine, California, AS

Pertemuan “Trump & Xi” yang disoroti seluruh dunia telah digelar pada 1 Desember malam hari di Argentina. Tokoh golongan Hawkish perdagangan AS-RRT yang paling tidak disukai PKT sekaligus merupakan Penasehat Perdagangan Gedung Putih yakni Peter Navarro juga turut hadir.

Peserta yang turut hadir antara lain adalah Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, menantu Trump selaku Penasehat Senior Gedung Putih Jared Kushner, Menlu Mike Pompeo, Menkeu Steven Mnuchin, Kepala Staf Gedung Putih John Kelly dan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow.

Menurut pernyataan teman baik Navarro baru-baru ini, Navarro kerap membaca Epoch Times, dan itu sudah dilakukannya sejak belasan tahun silam, juga mengenalkan Epoch Times pada orang lain.

Pada 5 dan 6 Oktober tahun ini, Rapat II Pembentukan Konstitusi pada gerakan “New California” diselenggarakan di Irvine, California. Pemrakarsa gerakan itu bermaksud memerdekakan sebagian besar wilayah pertanian di bagian timur California beserta San Diego dan Orange County serta mendirikan “New California” yang mencakup 51 distrik California sekarang ini.

Tahun 2011, saat mempromosikan buku “Death by China” di University of California Irvine, Navarro menerima wawancara Epoch Times. (Liu Fei/Epoch Times)

Wakil ketua “New California” yang juga ahli ekonomi yakni Profesor Chris Street berkata pada wartawan Epoch Times: “Teman baik saya Peter Navarro sangat menghormati surat kabar Epoch Times, ia berasal dari University of California Irvine (UC Irvine), saya mengajar disana.”

Berkat pengaruh Navarro, Street juga menjadi pembaca setia Epoch Times: “Peter Navarro adalah teman baik saya selama bertahun-tahun. Saya ikut serta dalam shooting film ‘Death by China’.

Presiden Trump pernah menonton film itu, dari film itulah presiden mempelajari konsep perdagangan yang diterapkannya sekarang. Peter Navarro selama ini selalu membaca Epoch Times, jadi saya juga mulai membacanya, seingat saya itu bermula sekitar tahun 2006-2007. Orang-orang yang penuh gairah mendukungnya (Epoch Times).”

“Saya membaca artikel di Epoch Times. Saya sangat tertarik pada permasalahan di Tiongkok, yang menarik adalah Epoch Times (juga) banyak memberitakan masalah internasional, dan kadang kala juga sangat unggul dalam hal memberitakan situasi politik dan permasalahan lain di Amerika Serikat.”

“Surat kabar ini (Epoch Times) sangat disambut baik, saya kerap bepergian ke Seattle, saya sering pergi ke Santa Clara dan San Francisco, juga Los Angeles, saya melihat banyak sekali beredar (koran Epoch Times), saya juga terkadang membaca online di website.”

Buku ‘Death by China’ ditulis oleh Navarro bekerjasama dengan mahasiswa Fakultas Ekonomi dari University of California Irvine bernama Greg Autry.

Buku tersebut memaparkan wujud negeri Tiongkok yang sesungguhnya di bawah kekuasaan rezim PKT yang selama ini telah disamarkan dengan balutan gula media massa dunia, mulai dari produk buruk, pencemaran lingkungan, sensor berita dan kemerosotan moral di tengah vakumnya agama, sampai pengendalian rezim PKT terhadap mata uang dan melakukan dumping ke seluruh dunia, serta proteksionisme dan mercantilisme menghancurkan perekonomian AS juga menggunakan hacker dan mata-mata mencuri kekayaan intelektual dan rahasia militer pentagon dan lain sebagainya.

Pada Desember 2015, Navarro diwawancarai oleh reporter Epoch Times terkait masalah penganiayaan HAM di balik “Made in China”. Ia berkata, “Pelanggaran HAM dalam skala besar oleh PKT, dalam debat (presiden) justru dibungkamkan, ini sangat mengenaskan. Dan Hillary Clinton harus turut bertanggung jawab atas hal ini, saat dia menjabat sebagai Menlu AS tindakan pertama yang dilakukannya adalah memberitahu PKT, bahwa dia tidak akan berupaya mengungkit masalah HAM itu lagi.”

Waktu itu, Navarro menghimbau konsumen AS, “seharusnya memahami secara mendalam harga tinggi yang harus dibayar di balik produk-produk made in China. Produk impor dari RRT mengalir ibarat banjir bandang yang tengah menghancurkan pondasi industri di Amerika, menyusutkan dasar penerimaan pajak AS, sekaligus membantu RRT memperluas pasukannya.

Perusahaan yang tidak berhati nurani sulit mengubah sikap, inilah mengapa AS harus menumpas perilaku dagang RRT yang tidak adil itu”. Perdagangan dan bea masuk yang tak seimbang yang disampaikannya di dalam buku “Death by China” sangat sejalan dengan pernyataan dan konsep Trump di saat dan pasca kampanye presidennya.

Menurut Street, gelombang internet berikutnya akan berupa Block Stack {memuat teknologi Bit-Coin, dan menggunakan rantai blok (block chain, Red.) untuk menciptakan internet terdistribusi, mendobrak sistem sentralisasi lama}, ini akan membuat semua aliran informasi internet terurai menjadi Hashes (potongan-potongan kecil/halus).

Jadi, institusi seperti Google tidak akan bisa mengendalikan sumber dan posisi aliran informasi tersebut. Pembaca akan langsung terhubung dengan pemasok konten tersebut, seperti media massa Epoch Times ini, media massa yang memahami pembacanya akan memiliki masa depan yang lebih baik.

Selain menjabat sebagai Wakil Ketua Gerakan “New California”, Street juga merupakan Wakil CEO dari Breitbart News Network yang merupakan situs berita yang berfungsi penting dalam kampanye Trump, yang menulis rubrik khusus baginya. Ia adalah dosen kehormatan di California State University, juga merupakan Ketua Pelaksana “American Specialism Institute”, dan pernah menjabat sebagai penasihat investasi sejumlah perusahaan yang telah go public di AS. (SUD/WHS/asr)