7 Orang Tewas dan Puluhan Terluka Ditembak Tentara India Saat Bentrokan di Kashmir

Epochtimes.id- Sedikitnya tujuh warga sipil tewas dan hampir puluhan terluka ketika pasukan pemerintah India menembaki demonstran anti-India di Kashmir.

Wilayah ini terus disengketakan setelah sebuah gempuran senjata yang menyebabkan tiga pemberontak dan seorang tentara tewas pada 15 Desember 2018 sebagaimana diungkapkan polisi dan warga kepada The Associated Press.

Pasukan India mengepung sebuah desa di daerah selatan Pulwama dengan petunjuk bahwa sejumlah militan bersembunyi di wilayah tersebut.

Seorang Perwira Polisi, Muneer Ahmed Khan mengatakan ketika tentara memulai operasi pencarian, gerilyawan melompat keluar dari sebuah rumah sipil dan mengambil posisi di sebuah kebun apel sambil menembaki tentara dan polisi kontra-pemberontakan.

Menurut dia, tiga pemberontak dan seorang tentara tewas dalam baku tembak sementara satu orang tentara terluka.

Baku tembak ini memicu protes yang menyebabkan ratusan warga sipil meneriakkan slogan-slogan pro-militan dan menyerukan diakhirinya kekuasaan India atas wilayah Himalaya.

Ketika itu pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah pasukan untuk membantu para militan melarikan diri. Sementara itu, pasukan pemerintah menembakkan peluru hampa dan gas air mata untuk menghentikan aksi massa. Akibatnya, menewaskan tujuh orang dan melukai setidaknya 22 orang lainnya.

Petugas polisi Khan, mengatakan kerumunan masa dalam jumlah besar datang dari berbagai arah ketika menyerang penyergapan pasukan keamanan di daerah tersebut.

Warga menuduh pasukan keamanan menembakkan gas air mata langsung ke kerumunan.

“Pasukan India menembaki kami seolah-olah mereka sedang berlatih senjata mereka,” kata Shabir Ahmed. Dia adalah seorang warga setempat yang menemani beberapa orang yang terluka dibawa ke rumah sakit di Srinagar, kota utama di kawasan itu.

Dua pejabat polisi, yang berbicara dengan syarat tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara dengan media, mengatakan warga sipil tewas dalam unjuk rasa anti-India.

Namun, penduduk setempat mengatakan setidaknya dua warga sipil, termasuk seorang remaja laki-laki, terbunuh jauh dari lokasi tembak-menembak.

warga setempat, Ubaid Ahmed mengatakan tentara dalam kendaraan lapis baja menembaki sekelompok kecil warga sipil dari lokasi pertempuran. Menurut dia, ketika kendaraan itu macet di pinggir jalan, pasukan itu menembak salah seorang dari mereka.

Kelompok separatis yang menentang kedaulatan India atas Kashmir mengatakan pembunuhan tersebut adalah bagian dari kebijakan negara India. Kelompok separatis menyerukan masa berkabung selama 3 hari dan libur massal di Kashmir.

Seorang pemimpin separatis, Mirwaiz Umar Farooq mengatakan dalam cuitannya pemerintah India harus “menghentikan ketidakmanusiawian ini karena tidak akan mencapai apapun kecuali pemberontakan dan kebencian lebih lanjut.”

Beberapa tahun terakhir, terutama kaum muda Kashmir telah menunjukkan solidaritas terbuka dengan pemberontak. Bahkan berusaha melindungi mereka dengan melibatkan pasukan dalam bentrokan jalanan selama operasi kontra-pemberontakan India meskipun ada peringatan berulang dari pihak berwenang India.

India dan Pakistan hingga kini masing-masing mengklaim wilayah terbelah Kashmir secara keseluruhan.

Sebagian besar warga Kashmir mendukung pemberontak karena wilayah itu disatukan di bawah kekuasaan Pakistan atau sebagai negara merdeka.

Pemberontakan sebagai perlawanan atas India sudah berlangsung sejak 1989. India menuduh Pakistan mempersenjatai dan melatih para pemberontak. Namun demikian tuduhan tersebut dibantah Pakistan.

Hampir 70.000 orang tewas dalam pemberontakan dan penumpasan militer India. (asr)

Oleh Aijaz Hussain/AP via The Epochtimes