Pembelian Kedelai AS Batch Kedua oleh Tiongkok Demi Redakan Konflik Perdagangan

oleh Xu Zhenqi

Pada Selasa (18/12/2018), para importir Tiongkok kembali masuk pasar AS untuk melakukan pembelian kedelai AS Batch kedua dalam rangka meredakan konflik perdagangan yang terjadi antar kedua negara.

Sebelumnya, pihak Tiongkok telah menandatangani kontrak pembelian kedelai AS sebesar lebih dari 1.5 juta ton pada 12 Desember yang lalu.

Reuters melaporkan bahwa 4 orang pedagang yang tahu tentang kesepakatan termasuk Dewan Ekspor Kedelai AS mengungkapkan berita tersebut.

Transaksi ini merupakan tanda terbaru dari langkah mengalah pihak Tiongkok, dan merupakan bagian dari konsensus ‘gencatan senjata’ yang dibuat antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping pada awal bulan ini.

Belum jelas berapa jumlah yang tepat dari pembelian kedelai batch kedua ini. Pekan lalu, perusahaan BUMN Tiongkok membeli kedelai AS sebanyak lebih dari 1,5 juta ton yang pengirimannya akan tiba antara bulan Januari dan Maret tahun depan. Ini adalah pertama kalinya Tiongkok membeli kedelai sejak pecahnya perang dagang.

Seorang pedagang mengatakan bahwa pada hari Selasa, perusahaan BUMN Tiongkok telah membeli komoditas AS sekitar 900 ribu ton dengan nilai transaksi lebih dari 300 juta dolar AS. Barang-barang tersebut akan dikirim ke Tiongkok melalui 15 kapal kargo mulai bulan Januari hingga Maret tahun depan.

Seorang juru bicara Dewan Ekspor Kedelai AS telah mengkonfirmasi kesepakatan baru itu, namun ia tidak menyebutkan jumlah angka transaksi tersebut.

Biaya pengangkutan kedelai dari Pasifik barat laut AS dan Teluk Meksiko naik 1.5%, hal ini adalah akibat  pesanan baru telah mendorong eksportir untuk menggunakan kereta api atau tongkang untuk mengangkut barang dari ladang pertanian di wilayah tengah barat AS.

Trump pada Senin lalu mengatakan bahwa ia menyetujui pembayaran putaran kedua untuk program bantuan yang berjumlah USD. 12 miliar yang dirancang untuk membantu para petani yang menderita kerugian karena pembalasan Tiongkok terhadap tarif AS.

Tahun 2017 Tiongkok telah mengimpor 31,7 juta ton kedelai AS, menyumbang hampir 60% dari jumlah komoditas ekspor AS dengan nilai transaksi berkisar USD. 12,25 miliar.

Beberapa pedagang juga mengharapkan Tiongkok membeli jagung, gandum, dan produk pertanian lainnya. Sumber informasi mengungkapkan kepada Bloomberg bahwa Tiongkok juga dapat membeli setidaknya 3 juta ton jagung AS tahun depan.

Sebelum putaran negosiasi perdagangan Tiongkok – AS berikutnya, pembelian Tiongkok ini merupakan pelepasan niat baik. Amerika Serikat memiliki banyak keluhan terhadap Tiongkok terutama akibat pencurian hak kekayaan intelektual, pengalihan paksa teknologi AS dan subsidi industri.

Penasihat Perdagangan Gedung Putih Navarro mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada Senin bahwa Trump menunjukkan bahwa Tiongkok telah mencuri kekayaan intelektual dan teknologi yang berlangsung selama beberapa dekade.

Kebijakan perdagangan yang diterapkan untuk Tiongkok ini dalam jangka pendek akan menguntungkan perusahaan teknologi AS. Secara jangka panjang juga akan menguntungkan pasar Tiongkok dan menguntungkan ekonomi global.

Ia mengatakan, adalah baik bagi Amerika Serikat untuk menjual lebih banyak barang ke Tiongkok, tetapi Tiongkok perlu melakukan reformasi struktural.

“Kami perlu melindungi teknologi Amerika, tidak hanya dengan Amerika Serikat, tetapi juga dengan Eropa dan Jepang,” ujarnya.

Navarro juga mengatakan bahwa Presiden Trump memiliki pendirian yang tegas mengenai masalah ini dan Amerika Serikat sedang bernegosiasi dengan Tiongkok.

Kantor Perwakilan Perdagangan AS pada 14 Desember menerbitkan pengumuman dalam Federal Register, menyebutkan bahwa kenaikan tarif dari 10 % ke 25 % terhadap komoditas Tiongkok senilai USD. 200 miliar akan ditunda dari 1 Januari 2019 sampai pada 2 Maret pukul 00:01. (Sin/asr)