NASA akan Luncurkan Pesawat Ruang Angkasa yang Menabrak Asteroid

oleh Chen Juncun

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana akan meluncurkan pesawat ruang angkasa yang digunakan untuk mengubah arah perjalanan asteroid yang mengancam bumi dengan menabraknya.

Pengujian terhadap metode ini gunanya tak lain adalah untuk menyelamatkan nyawa manusia jika terdapat asteroid yang rute perjalanannya dimungkinkan untuk menabrak bumi.

Pesawat ruang angkasa yang dirancang untuk tugas DART (Double Asteroid Redirection Test) tersebut tentu berbeda dengan pesawat ruang angkasa yang umumnya dipakai untuk tugas eksplorasi. Pesawat ruang angkasa yang ini akan dipakai untuk menabrak asteroid.

Target Dart adalah asteroid yang bernama Didymos (dalam bahasa Yunani berarti anak kembar), ia merupakan asteroid ganda yang terdiri dari satu asteroid besar dan kecil, sedangkan pesawat ruang angkasa DART akan menabrak asteroid yang lebih kecil.

Kedua asteroid ini masing-masing disebut Didymos A dan Didymos B. Yang pertama lebih besar, berdiameter 780 meter, sedangkan yang kedua lebih kecil, memiliki diameter 160 meter dan berputar mengelilingi Didymos A.

Sejak tahun 2003, para ilmuwan telah mempelajari sistem asteroid ganda Didymos. Tom Statler, Ilmuwan proyek DART mengatakan : “Sistem asteroid ganda adalah laboratorium alami yang sempurna untuk pengujian ini.”

Tom Statler mengatakan bahwa karena Didymos B dalam orbitnya mengelilingi Didymos A, para ilmuwan akan lebih mudah mengamati hasil tes dari pesawat ruang angkasa menabrak Didymos B dan memastikan apakah uji coba dapat atau tidak mengubah orbit kedua asteroid yang mengelilingi  matahari.

Setelah diluncurkan, pesawat ruang angkasa DART akan terbang menuju asteroid Didymos dan menggunakan sistem otomatis untuk menargetkan Didymos B dan menabraknya pada waktu yang ditentukan.

Jika misi peluncuran DART sesuai jadwalnya yakni bulan Juni 2021, maka pesawat antariksa yang  berukuran sebesar kulkas itu dijadwalkan menabrak Didymos B dengan kecepatan tumbukan sebesar 3,7 mil per detik (6 kilometer per detik), setara dengan 9 kali kecepatan terbang peluru. Dan teleskop di Bumi akan digunakan untuk mengamati hasil tabrakan tersebut.

Sesungguhnya dampak dari menabrakkan pesawat ke asteroid dengan tujuan mengubah kecepatan terbang asteroid tidak akan besar, tetapi seiring berjalannya waktu, perubahannya yang sedikit demi sedikit akan menumpuk, dan hasilnya diharapkan dapat mengubah jalur terbang asteroid sehingga menjauhi Bumi. (Sin/asr)