Rezim Sosialis Venezuela Putus Hubungan Dengan Amerika

EpochTimesId – Presiden rezim sosialis Venezuela, Nicolas Maduro mengumumkan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Maduro kemudian memberikan waktu kepada diplomat Amerika selama 72 jam untuk meninggalkan negara itu. Keputusan Maduro terkait dengan sikap AS mengakui pemimpin oposisi sebagai presiden sementara.

“Di hadapan orang-orang dan bangsa-bangsa di dunia, dan sebagai presiden konstitusional. Saya telah memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dan politik dengan pemerintah AS imperialis,” Maduro mengatakan kepada kerumunan pendukung berbaju merah yang berkumpul di istana presiden.

Dia membuat pengumuman setelah hari yang penuh gejolak setelah Juan Guaido, kepala kongres yang dikendalikan oposisi, menyatakan dirinya sebagai presiden sementara dan mengadakan pemilihan.

Langkah Guaido segera didukung oleh pemerintahan Donald Trump, yang mengatakan pihaknya bersedia menggunakan semua kekuatan ekonomi dan diplomatiknya untuk memulihkan demokrasi Venezuela.

Dalam pernyataan 23 Januari dari Gedung Putih, Trump mengatakan Guaido, Presiden Majelis Nasional Venezuela adalah satu-satunya organ pemerintahan Venezuela yang sah yang dipilih oleh rakyat Venezuela.

Venuezula adalah salah satu dari tiga negara sosialis yang dijuluki oleh pemerintahan Trump sebagai ‘Troika of Tyranny’, bersama Kuba dan Nikaragua. Dalam pidatonya di bulan November, penasihat keamanan nasional John Bolton menggambarkan negara-negara itu sebagai ‘segitiga teror’. Amerika menjatuhkan sanksi pada Venezuela dan Kuba, sambil bersumpah untuk segera menghukum Nikaragua.

Wakil Presiden Mike Pence menyampaikan pesan video dukungan pada 22 Januari kepada rakyat Venezuela yang memprotes Maduro. Dalam pesan video Pence, Dia mengecam Maduro, menggambarkannya sebagai seorang diktator yang tidak memiliki hak sah atas kekuasaan.

“Ketika orang-orang baik di Venezuela membuat suara Anda terdengar besok, atas nama rakyat Amerika, kami berkata: estamos con ustedes. Kami bersamamu. Kami mendukung Anda, dan kami akan tetap bersama Anda sampai Demokrasi dipulihkan dan Anda merebut kembali hak mendasar dan Libertad Anda.”

Pence memperingatkan rezim Maduro dan mendesak rakyat Venezuela untuk meningkatkan protes mereka.

“Atas nama Presiden Donald Trump dan semua orang Amerika, izinkan saya menyatakan dukungan tak tergoyahkan dari Amerika Serikat ketika Anda, rakyat Venezuela, angkat suara Anda dalam seruan untuk kebebasan,” kata Pence dalam video.

“Nicolas Maduro adalah seorang diktator tanpa klaim sah atas kekuasaan. Dia tidak pernah memenangkan kursi kepresidenan dalam pemilihan yang bebas dan adil, dan telah mempertahankan cengkeraman kekuasaannya dengan memenjarakan siapa pun yang berani menentangnya.”

Pendukung oposisi Venezuela mengadakan pawai secara nasional pada 23 Januari, sebagai bagian dari acara tahunan yang menandai jatuhnya pemerintahan militer pada tahun 1958. Para pengkritik pemerintah semakin membandingkan Maduro dengan diktator Marcos Perez, yang digulingkan dari kekuasaan tahun itu.

Pendukung oposisi Venezuela ikut serta dalam pawai pada peringatan 1958 pemberontakan yang menggulingkan kediktatoran militer di Caracas, pada 23 Januari 2019. (Luis Robayo/AFP/Getty Images/The Epoch Times)Presiden Donald Trump telah ditanya apakah Amerika Serikat akan menggunakan aksi militer di Venezuela untuk mendukung penggulingan Presiden Nicolas Maduro dan tanggapannya ambigu.

“Kami tidak mempertimbangkan apa-apa, tetapi semua opsi ada di atas meja,” kata Trump kepada wartawan setelah diskusi meja bundar mengenai biaya medis di Gedung Putih.

Komentar itu muncul setelah pemerintahannya mengumumkan akan mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara.

Trump tidak mengklarifikasi apa yang dia maksud dengan ‘semua opsi’.

Pemerintahannya telah menjatuhkan beberapa putaran sanksi yang ditujukan untuk menekan pemerintah Venezuela.

Tiga negara Amerika Selatan mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Para pemimpin Brasil, Kolombia, dan Paraguay dengan cepat menyatakan dukungan mereka setelah Guaido mengambil sumpah simbolis di hadapan ribuan pendukung.

Presiden Kolombia Ivan Duque mengatakan bangsanya akan menemani Guaido dalam proses transisi menuju demokrasi.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro juga mengatakan bahwa Dia akan mendukung anggota parlemen berusia 35 tahun itu, sehingga perdamaian dan demokrasi kembali ke Venezuela.

Presiden Paraguay Mario Abdo Benitez mengatakan di Twitter bahwa negaranya mendukung Presiden sementara Venezuela Juan Guaido. “Dukung kami untuk merangkul kebebasan dan demokrasi lagi,” kata Abdo Benitez.

Guaido mengatakan itu adalah haknya di bawah konstitusi Venezuela untuk mengambil alih kepresidenan sampai pemilihan baru dapat dilakukan.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro dilantik untuk periode kedua yang diperdebatkan, dua minggu lalu dalam tindakan yang dikecam oleh puluhan negara. (THE ASSOCIATED PRESS dan Reporter Epoch Times, Bowen Xiao/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M