Peneliti Temukan USB Pada Sisa Kotoran Singa Laut

EpochTimesId – Para peneliti mencoba melacak pemilik stik USB yang selamat dari proses saluran pencernaan Singa Laut atau Leopard Seal. Peneliti bahkan sempat tidak menyadari keberadaan flash disk itu, sehingga sempat dibekukan dalam sampel tinja selama lebih dari setahun.

Relawan di Institut Penelitian Air dan Atmosfer Nasional Selandia Baru (NIWA) sedang memilah sampel kotoran anjing laut beku, yang mengungkapkan petunjuk penting tentang hewan-hewan itu. Ketika itulah mereka menemukan dan menyadari adanya stik USB di dalamnya.

Perangkat memori itu masih berfungsi, dengan file foto dan file video utuh.

Pencarian siapa pemiliknya dengan cepat menjadi viral. Video yang ditemukan dalam flash disk itu, memperlihatkan seekor singa laut betina bersama dengan bayinya bermain-main di sekitar kayak biru. Video itu kemudian mendatangkan lebih dari 500.000 tontonan dalam sehari, setelah diposting ke media sosial.

Jodie Warren, salah seorang sukarelawan yang menemukan stik USB, mengaku sedih dengan insiden ini.

“Sangat mengkhawatirkan bahwa hewan-hewan Antartika yang menakjubkan ini, memiliki plastik seperti ini, di dalam tubuh mereka,” kata Warren menurut NIWA.

NIWA mendorong para sukarelawan untuk mengambil dan mengirim sampel kotoran anjing laut langka, karena memberikan pengetahuan dan wawasan unik tentang gaya hidup hewan.

Sampel khusus yang berisi flash disk dibekukan pada November 2017. Para peneliti kemudian memeriksa dan menganalisisnya pada Januari 2019, menurut pernyataan NIWA.

“Sebelum analisis sampel dicairkan, maka pada dasarnya kita harus menyaringnya. Anda meletakkannya di bawah keran dingin, melepaskan semua barang kotor, menaburkannya sedikit dan memisahkan tulang, bulu, rumput laut dan hal-hal lainnya,” jelas Warren.

Ketika mereka menemukan flash disk itu, mereka membiarkannya mengering selama 2 minggu. Barulah mereka mencobanya dan menemukan foto dan video aktivitas singa laut di perairan Porpoise Bay di Caitlin.

“Satu-satunya petunjuk bagi siapa yang mungkin mengambilnya adalah sebuah kayak biru,” kata sebuah pernyataan

Sampel kotoran telah diambil pada November 2017 sekitar 30 mil dari ujung selatan Pulau Selatan Selandia Baru oleh dokter hewan setempat. Dia ingin memeriksa kesehatan singa laut yang nampak kurus dan sedang beristirahat di Pantai Oreti, Invercargill. Sehingga sang dokter mengambil sampel kotoran, mengemasnya dan mengirimkannya ke NIWA, dan kemudian langsung dimasukkan ke dalam freezer.

“Kotoran itu, yang dikenal secara ilmiah sebagai ‘scat’, memiliki ukuran dua roti gulung. Ini sama bernilainya dengan emas, bagi para peneliti singa laut,” kata pernyataan NIWA. “Ini bisa memberi tahu mereka apa yang dimakan oleh predator Antartika ini, sedikit tentang kesehatan mereka dan berapa lama mereka berada di perairan Selandia Baru.” (SIMON VEAZEY/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M