Bagaimana Nasib Dana Tiongkok yang Dipinjamkan kepada Venezuela yang Menghadapi Krisis Politik ?

oleh Zhang Ting

Krisis politik di Venezuela tidak hanya mempengaruhi saraf komunis Tiongkok, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran besar dari rakyat Tiongkok.

Bagaimana dengan nasib pinjaman berjumlah puluhan miliar dolar yang diberikan oleh pemerintah kepada negara itu pada akhirnya akan menyusut atau bahkan tak bisa ditarik kembali dengan jatuhnya rezim Maduro.

Majalah online AS ‘The National Interest’ pada 10 Februari menerbitkan sebuah artikel yang menyebutkan pinjaman komunis Tiongkok yang didukung dengan pembayaran melalui minyak Venezuela mungkin akan menyusut seiring perubahan situasi politik negara tersebut.

Menurut laporan itu, secara teori, sumber daya minyak Venezuela yang besar sejak tahun 2007 telah dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh dana pinjaman dari komunis Tiongkok sampai puluhan miliar dolar.

Namun, minyak Venezuela ini bukan jaminan resmi untuk pinjaman, tetapi uang yang dihasilkan dari produksinya yang digunakan untuk membayar kembali pinjaman. Bagi kreditur di pihak Tiongkok yang terpengaruh oleh situasi politik Venezuela, minyak telah menunjukkan bentuk jaminan pinjaman yang semakin lemah.

Situasi politik Venezuela berdampak pada proyek OBOR Tiongkok

Laporan itu juga menyebutkan bahwa situasi ini menjadi contoh klasik dari “geoekonomi sulit” dan menyoroti fakta yakni di tengah kekacauan, bahkan jika Anda menaburkan banyak uang sekali pun, Anda tidak dapat membeli pengaruh strategis yang bertahan lama. Sebaliknya, pengaruh ini hanya bersifat sementara. Jika terjadi suatu peristiwa yang sulit dikendalikan oleh pemberi pinjaman, meskipun pengaruh itu tidak sepenuhnya hilang, ia akan berkurang dengan cepat dan tajam. Selain itu, pelajaran ini mungkin memiliki dampak yang besar terhadap proyek One Belt One Road (OBOR) mereka.

Dampak dari penurunan produksi minyak jangka panjang di Venezuela terhadap pinjaman asing telah diperburuk pula oleh berbagai kekuatan makro. Ketika harga minyak global menurun dan fluktuatif, situasi tersebut jelas memaksa Venezuela untuk menjanjikan lebih banyak minyak untuk membayar pinjaman, atau memaksa kreditur untuk memberikan pinjaman periode toleransi yang menambah biaya modalnya.

Industri minyak Venezuela yang jatuh ke dalam kekacauan sekarang menemui krisis politik yang serius. Pemimpin oposisi Juan Guaido yang diangkat sebagai presiden sementara Venezuela telah memperoleh dukungan penuh dari negara tetangganya Amerika Serikat untuk bersaing dengan Maduro.

Saat ini, komunis Tiongkok telah menemukan dirinya sedang berada dalam posisi yang sangat berbeda dengan 10 tahun yang lalu. Ketika 10 tahun yang lalu, pinjaman yang diberikan kepada Venezuela itu tampaknya masuk akal dan efektif dalam pertimbangan kebutuhan minyak daratan Tiongkok yang luar biasa besar. Selain untuk membangun hubungan dengan Venezuela yang memungkinkan komunis Tiongkok diam-diam membangun pijakan di halaman belakang AS.

Menurut laporan itu bahwa hutang Venezuela kepada komunis Tiongkok sekarang berjumlah sekitar USD. 20 miliar. Mungkin angka tersebut belum sampai menjadi tantangan keuangan bagi komunis Tiongkok. Tetapi sampai Maduro mundur dari jabatan, dan pemerintah baru Venezuela meminta restrukturisasi hutang, itu akan menjadi peringatan dan pukulan yang menyakitkan bagi komunis Tiongkok, yaitu, memberikan pinjaman kepada negara yang belum stabil secara politik dan kurangnya aturan hukum memiliki risiko yang tinggi.

‘The National Interest’ berpendapat, jika Maduro meletakkan jabatan, kreditor utama Venezuela, terutama komunis Tiongkok dan Rusia, mungkin akan menghadapi penyusutan dana yang dipinjamkan. Pada 4 Februari, duta besar Venezuela untuk Amerika Serikat Carlos Vecchio mengatakan kepada Bloomberg bahwa pemerintah baru akan memenuhi kewajiban Venezuela untuk membayar hutang-hutang yang “legal”, tetapi belum diketahui apakah akan memenuhi ikatan “jaminan dengan minyak” itu.

Menurut Torino Capital, Hutang Venezuela sudah menumpuk, jumlah hutang dari kreditur asing pada akhir tahun 2018 diperkirakan mencapai USD. 157 miliar, atau sekitar 150 % dari PDB negaranya.

Komunis Tiongkok adalah salah satu kreditor asing terbesar di Venezuela dan menemukan dirinya sedang berada di persimpangan yang bakal menghantarkannya ke jalan restrukturisasi hutang. Pemerintah Venezuela yang baru bisa saja menganggap pinjaman yang diberikan komunis Tiongkok dengan menjaminkan sumber minyaknya adalah bentuk eksploitasi sumber daya yang merugikan rakyat Venezuela.

Oleh karena itu, komunis Tiongkok tidak ingin Venezuela berganti pemerintahan. Sejauh ini, ia telah secara terbuka mendukung rezim Maduro.

“Mereka khawatir setelah oposisi berkuasa maka mereka belum tentu mau mengakui perjanjian (masa lalu), atau mencari celah yang bisa dimanfaatkan”, kata Russ Dallen, managing partner Caracas Capital Markets.

Namun, Russ Dallen juga mengatakan bahwa dukungan Beijing untuk Maduro mungkin tidak bertahan lama. “Pihak komunis Tiongkok tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak mendapatkan tanggapan dari Maduro, dan situasinya masih terus memburuk,” katanya. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=-awjffyF_Ds