Kendaraan Penjelajah Mars Milik NASA Mati Setelah Bertugas 15 Tahun

Washington DC – Opportunity, robot rover atau penjelajah milik NASA kini tidak lagi mampu melanjutkan misinya. Robot otonom yang diluncurkan pada 2003, telah mengakhiri misinya, menurut badan antariksa AS.

Penjelajah itu menghabiskan sekitar 15 tahun di planet merah. Tapi delapan bulan lalu, Opportunity tidak lagi sanggup bergerak. Hal itu mendorong NASA untuk menyatakannya robot mereka telah mati pada 13 Februari 2019.

“Saya menyatakan misi Opportunity telah selesai, dan dengan itu misi Mars Exploration Rover selesai,” Thomas Zurbuchen, associate administrator dari Direktorat Misi Sains NASA, mengatakan kepada Space.com.

Foto suasana Mars yang dikirim Opportunity ke Bumi. (NASA/JPL-Caltech/Cornell Univ./Arizona State Univ./The Epoch Times)

“Opportunity dan penjelajah kembarnya, Spirit, telah menjadikan Mars tempat yang akrab,” kata manajer proyek Opportunity, John Callas kepada Space.com. “Ketika kita berkata dunia kita, Kita tidak lagi hanya berbicara tentang Bumi. Kita harus memasukkan bagian-bagian Mars juga.”

Menurut The Associated Press, pengendali penerbangan berusaha untuk menghubungi Opportunity beberapa kali, namun tidak ada jawaban.

Di tengah keheningan, Zurbuchen berkata, “Oleh karena itu saya berdiri di sini dengan rasa penghargaan dan rasa terima kasih yang mendalam sehingga saya menyatakan misi Opportunity telah berakhir.”

“Ini masa-masa yang emosional,” simpulnya.

Selama masa tugasnya, Opportunity berkeliaran sekitar 28 mil di sekitar Mars.

Bersamaan dengan Spirit, Opportunity menemukan bukti bahwa air sudah ada sejak lama di planet ini. Mereka menunjukkan bahwa air mungkin dapat menopang kehidupan pada sebuah massa.

“Ini adalah hari yang sulit,” kata manajer proyek John Callas, seperti dilaporkan oleh AP.

Dia juga mencatat bahwa biaya sekitar 500.000 dolar AS per bulan, selama belasan tahun dikeluarkan untuk mengoperasikan kendaraan penjelajah.

“Meskipun ini sebuah mesin, namun kami mengucapkan selamat tinggal, itu masih sangat sulit dan sangat pedih, tetapi kami harus melakukannya. Kami sampai pada titik itu. Sudah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal,” sambung Callas.

“Itu telah menjadi misi yang sangat sukses yang telah sepenuhnya melampaui umur wajarnya,” kata Dr. Andrew Coates, seorang ilmuwan peneliti Mars, kepada Guardian.

“Salah satu hal inti tentang Opportunity adalah mendarat di kawah yang berada di sekitar jenis batuan sedimen dan itu adalah pertama kalinya hal semacam itu terlihat di Mars.”

Coates mencatat bahwa langkah selanjutnya adalah mengebor dan mencari tanda-tanda kehidupan di Mars.

Pada tanggal 30 Mei 2018, Mars Reconnaissance Orbiter NASA menemukan badai debu yang menuju ke Opportunity. Selama beberapa hari berikutnya, badai besar itu menutupi panel-panel surya Opportunity dengan debu.

“Badai adalah salah satu yang paling intens yang pernah diamati di Planet Merah. Pada 10 Juni 2018, badai mencakup lebih dari 15,8 juta mil persegi. Suatu luas gabungan wilayah Amerika Utara dan Rusia,” kata NASA saat itu. “Ini telah menghalangi begitu banyak sinar matahari, secara efektif telah mengubah siang menjadi malam bagi Opportunity, yang terletak di dekat pusat badai, di dalam Lembah Perseverance Mars.”

Spirit, sementara itu, mati pada tahun 2010, setelah terjebak dalam perangkap pasir pada sudut yang mencegah pengisian batery-nya.

Pada 2018, penjelajah lainnya, Curiosity dan InSight masih beroperasi di Mars. NASA mengatakan pihaknya berencana untuk mengirim robot penjelajah lain ke Mars pada tahun 2020. (JACK PHILLIPS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M