Trump Akui Ada Kemajuan, Perundingan Perdagangan AS – Tiongkok Tetap Dilanjutkan

Li Muyang

Sementara masih banyak pihak ramai membahas soal hasil negosiasi perdagangan AS – Tiongkok di Beijing pekan lalu, negosiasi putaran kedelapan sudah dimulai lagi di Washington pada Selasa (19/2/2019).

Pihak Beijing dan Washington masing-masing telah mengeluarkan pernyataannya pada waktu yang hampir bersamaan. Hal ini yang belum pernah terjadi dalam putaran negosiasi sebelumnya.

Jarak waktu menuju batas waktu ‘gencatan senjata’ tinggal kurang dari 10 hari, kedua belah pihak tampaknya telah meningkatkan ritme perundingan demi mengejar waktu dan juga merilis sinyal optimis agar negosiasi dapat berlanjut. Times Ekonomi Hong Kong mengutip berita dari sumbernya melaporkan bahwa Liu He, wakil perdana menteri Tiongkok tiba di Washington pada hari dimulainya perundingan.

Beberapa analis berpendapat bahwa kedua belah pihak tampak jelas sedang mempercepat tempo negosiasi dan semakin banyak perhatian yang diberikan. Isi negosiasi masih tetap difokuskan pada isu-isu inti yang berkaitan dengan struktural Tiongkok. Jadi kemungkinan untuk mencapai kesepakatan sementara yang bersifat memperkecil perbedaan pendapat lebih besar, tetapi jika ingin menyelesaikan seluruh permasalahan kemungkinannya sangat kecil.

Dengan meninjau pernyataan yang dikeluarkan oleh kedua belah pihak diketahui bahwa, bentuk negosiasi kali ini hampir merupakan salinan dari bentuk sebelumnya. Pejabat tingkat wakil menteri dari kedua belah pihak pertama kali yang memimpin rapat, setelah itu dilanjutkan oleh pejabat tingkat tinggi 2 hari kemudian.

Pernyataan dari Gedung Putih mengatasnamakan Presiden Trump

Gedung Putih dalam pernyataannya menyebutkan, Presiden Trump mengumumkan bahwa ia menyambut gembira kedatangan delegasi Tiongkok untuk memulai negosiasi perdagangan di Washington pada hari Selasa.

Pernyataan menyebutkan juga bahwa fokus negosiasi adalah bagaimana pihak Tiongkok menciptakan perubahan struktural yang berdampak positif terhadap perdagangan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Dari pernyataan Gedung Putih terlihat bahwa delegasi AS masih akan dipimpin oleh Perwakilan Perdagangan Robert Lighthizer, dengan anggotanya selain Menteri Keuangan Steven Mnuchin, juga Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross, Kepala Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow. Direktur Komisi Perdagangan, Peter Navarro juga akan berpartisipasi dalam negosiasi.

Gedung Putih mengeluarkan pernyataan dengan mengatasnamakan Presiden Trump yang berisi dengan rasa gembira menyambut kedatangan delegasi Tiongkok di Washington. Dari dunia luar, hal ini mencerminkan bahwa Gedung Putih menaruh perhatian tinggi terhadap negosiasi ini.

The Wall Street Journal melaporkan, Trump berharap dapat mencicipi buah kemenangan, mencapai sebuah kesepakatan yang dapat membawa perubahan jangka panjang dan berharap juga dapat membuktikan bahwa tarif adalah godam penjebol tembok yang membatasi masuknya negara ke dalam pasar di mana saja di dunia ini.

Li He yang membawa status sebagai utusan khusus Xi Jinping

Namun, pernyataan dari pihak Beijing terlalu sederhana. Kementerian Perdagangan Tiongkok  hanya mengeluarkan “sepatah kalimat” di situs resmi mereka yang menyebutkan bahwa Liu He, pemimpin dari dialog ekonomi komprehensif Tiongkok – AS yang membawa status sebagai Utusan Khusus Presiden Xi Jinping akan memimpin delegasi untuk mengunjungi Washington, dan akan mengikuti negosiasi putaran baru dengan Lighthizer dan pejabat lainnya pada tanggal 21 dan 22.

Semua orang memperhatikan bahwa meskipun pernyataan Beijing itu sederhana, tetapi tersembunyi sebuah pesan penting di dalamnya. Gelar Utusan Khusus Presiden Xi Jinping kembali disandangkan kepala Liu He. Jika Anda masih ingat, gelar itu pernah disandangkan kepada Liu He pada 16 Mei tahun lalu ketika ia memimpin delegasi untuk mengunjungi Amerika Serikat mengikuti negosiasi putaran kedua.

Setelah selang sembilan bulan, pada saat kritis negosiasi perdagangan dengan AS, Liu He kembali dikirim ke Washington dengan statusnya sebagai Utusan Khusus Xi Jinping yang dirasakan tidak biasa. Akun publik WeChat dari media resmi milik PKT ‘Global Times”  Taoran Biji menyebutkan bahwa ini berarti ia (Liu He) membawa misi khusus Xi, dan memiliki otorisasi khusus. Hu Xijin juga dalam artikel itu mengatakan bahwa pembahasan topik oleh kedua pihak juga makin mendalam dengan tempo yang dipertinggi. Hu berharap perundingan bisa mencapai hasil yang baik.

Tidak sulit terlihat bahwa pihak Tiongkok sangat ingin mencapai kesepakatan. Ini bisa dilihat dari aksi lain mereka.

“Pekan kritis” Trump menyebut “kemajuan yang signifikan”

Seperti yang kita tahu, setelah mendengarkan laporan negosiasi dari Robert Lighthizer dan lainnya pada 16 Pebruari lalu, Trump keesokan harinya mengirim 2 pesannya melalui twitter yang menyebutkan bahwa ia telah mengadakan pertemuan dengan para pejabat AS dan membahas dengan mereka mengenai perbedaan yang ada dalam perundingan dan memperoleh kesimpulan tentang adanya kemajuan signifikan dalam berbagai aspek yang dirundingkan.

Di Twitter Trump menyebut bahwa negosiasi perdagangan berjalan sangat efektif. Dia juga menunjukkan bahwa Tiongkok akan membayar miliaran dolar kepada Amerika Serikat dalam bentuk tarif perdagangan ! Ia juga mengatakan bahwa AS memiliki potensi perkembangan yang sangat besar di masa depan yang dapat membawanya mencapai tingkat yang lebih tinggi untuk mencapai kebesaran bagi Amerika Serikat.

Tidak sulit bagi mereka yang cukup lama mengikuti irama dinamika Trump untuk memahami bahwa ini adalah keterampilan negosiasi seorang Trump. Ia menegaskan kemajuan negosiasi dan meninggalkan harapan bagi Beijing untuk mencapai kesepakatan demi mengakhiri perang dagang yang berdampak pada ekonomi global.

Pada saat yang sama, Trump mengingatkan bahwa AS masih dapat memperoleh pendapatan hingga beberapa miliar dolar melalui pemungutan tarif. Namun, jika komunis Tiongkok “bermain” dengan mengulur-ulur waktu, itu tidak akan menguntungkan pihak Tiongkok.

Berita Tweet tersebut malahan penyebarannya diteruskan oleh ‘Niu Tan Qin’, akun WeChat yang dimiliki Partai Komunis Tiongkok. Ia juga menunjukkan bahwa minggu ini adalah minggu yang “sangat kritis”.

Sebagaimana yang diketahui banyak orang bahwa batas waktu “gencatan senjata” sudah mendekat. Jika kesepakatan tidak tercapai pada 1 Maret, maka AS akan memberlakukan kenaikan tarif atas komoditas impor Tiongkok senilai USD. 200 miliar. Meskipun Trump sebelumnya mengatakan bahwa jika kedua belah pihak mendekati kesepakatan, ia mungkin bisa mempertimbangkan pengunduran waktunya, tetapi ia juga mengatakan bahwa ia sebenarnya tidak ingin melakukannya.

Apakah Beijing bersedia mengalah dalam arti sesungguhnya ?

Dilihat dari intensifnya pelaksanaan negosiasi, tampaknya kedua belah pihak berharap untuk mencapai kesepakatan demi mengakhiri perang dagang. Wakil Sekretaris Pertanian AS Steve Censky juga berpendapat bahwa, kedua belah pihak telah mempercepat ritme perundingan dan berpotensi membuahkan hasil.

Namun, Steve Censky tidak percaya bahwa putaran negosiasi yang baru ini dapat menyelesaikan semua masalah. Kemarin, ia mengatakan dalam sebuah konferensi industri bahwa meskipun kedua pihak telah membuat beberapa kemajuan dan mempersempit kesenjangan dalam negosiasi perdagangan di sektor pertanian, tetapi masih ada jalan panjang yang harus ditempuh. Tujuan negosiasi AS tidak hanya untuk mendapatkan komitmen pembelian yang sangat besar, tetapi juga untuk mewujudkan reformasi struktural yang diperlukan dalam jangka panjang.

Qin Peng, seorang analis percaya bahwa situasi ekonomi Tiongkok saat ini memaksa Beijing untuk secepatnya mencapai kesepakatan dengan AS, dan mencari cara yang relatif stabil dari lingkungan eksternal untuk mengatasi masalah kurangnya kepercayaan masyarakat Tiongkok terhadap pemerintah. Jika Beijing memiliki kesungguhan yang cukup, Trump sepertinya bersedia memberikan muka. Kedua belah pihak mungkin dapat mencapai kesepakatan sementara dalam negosiasi ini

Namun, Qin Peng juga menunjukkan bahwa masalah struktural ekonomi Tiongkok sudah berakar sangat mendalam. Meskipun Liu He bertindak dengan status Utusan Khusus Xi Jinping ia juga tidak mungkin menyelesaikan semua masalah, sehingga diprediksikan bahwa kemungkinan kesepakatan nyata antara kedua pihak tidak tinggi. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=bFXyl2pNQXg