Rusia Incar Gedung Pentagon Jika Lakukan Serangan Nuklir

EpochTimesId – TV pemerintah Rusia membocorkan target potensial Rusia di Amerika Serikat. Target tersebut akan diincar jika perang nuklir pecah. Media negara itu mengklaim bahwa rudal Rusia yang baru dapat mencapai kota-kota di Amerika hanya dalam hitungan menit.

Menurut kantor berita Reuters, yang menyebut laporan-laporan itu tidak biasa dilakukan. Bahkan TV pemerintah dan negara Rusia sangat jarang memberitakan isu semaca itu. Berita tentang target nuklir Rusia di AS itu disiarkan pada hari Minggu, 24 Februari 2019 lalu.

Berita itu muncul setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan Kremlin siap untuk menghadapi krisis ‘gaya Rudal Kuba’ yang baru. Khususnya jika Amerika Serikat ingin terlibat dalam krisis tersebut.

Putin menegaskan bahwa Dia tidak akan menjadi yang pertama untuk meluncurkan rudal jarak menengah hipersonik di Eropa. Akan tetapi, Dia memperingatkan bahwa opsi itu ada di atas meja-nya, jika Amerika Serikat menempatkan rudal jarak menengah serupa di benua Eropa.

Sasaran nuklir Rusia termasuk gedung Pentagon, atau kantor pusat kementerian pertahanan Amerika Serikat di Washington. Ada pula Camp David, tempat peristirahatan presiden lama di Maryland.

Menurut laporan itu, Fort Ritchie di Maryland, pangkalan militer McClellan di California, dan Stasiun Radio Angkatan Laut Jim Creek di negara bagian Washington terdaftar di peta untuk kemungkinan menjadi target serangan nuklir oleh Rusia.

Fort Ritchie sudah ditutup pada 1998 dan McClellan ditutup pada 2001. Jim Creek hingga kini masih beroperasi.

Dmitry Kiselyov, presenter acara berita TV mingguan utama Rusia, ‘Vesti Nedeli’, mempresentasikan peta Amerika Serikat dan mengidentifikasi target.

“Untuk saat ini, kami tidak mengancam siapa pun, tetapi jika penyebaran seperti itu terjadi, respons kami akan instan,” kata Kiselyov.

Presenter itu dikatakan sangat dekat dengan Kremlin, kementerian pertahanan Rusia.

Kiselyov sebelumnya mengatakan Rusia bisa mengubah Amerika Serikat menjadi abu radioaktif.

persekutuan amerika rusia
Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan konferensi pers bersama di Istana Presiden di Helsinki pada 16 Juli 2018. (Samira Bouaou/The Epoch Times)

Kremlin mengatakan kepada Reuters minggu ini bahwa mereka tidak akan mengomentari laporan Kiselyov. Kementerian pertahanan Rusia itu menambahkan bahwa mereka tidak mencampuri kebijakan editorial TV pemerintah.

Sementara itu, Amerika Serikat menegaskan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menempatkan rudal jarak menengah di Eropa.

“Setiap kali Putin mengeluarkan ancaman bom ini dan memuji perangkat kiamatnya yang baru, Dia seharusnya tahu bahwa Putin hanya memperdalam tekad NATO untuk bekerja sama, untuk memastikan keamanan kolektif kami,” Eric Pahon, juru bicara Pentagon, mengatakan kepada Reuters.

Amerika Serikat baru-baru ini mundur dari Perjanjian Rudal Nuklir Jangka Menengah (INF) 1987. Amerika mundur karena Rusia telah sejak lama dinilai melakukan pelanggaran terhadap perjanjian tersebut.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa jika dalam waktu enam bulan, Rusia menerima tuntutan AS untuk menghancurkan rudal jelajah yang menurut Washington melanggar perjanjian, perjanjian itu dapat diselamatkan. Jika tidak, maka perjanjian itu sudah berakhir. Pompeo mengatakan hal itu kepada The Associated Press. (JACK PHILLIPS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M