Eropa Luncurkan Satelit Untuk Atasi Ancaman Sampah Antariksa

Berlin — Eropa membutuhkan sistem teknologinya sendiri untuk menjaga diri dari ancaman yang berkembang terhadap satelitnya dari sampah antariksa. Sampah antariksa dari satelit mati hingga partikel kecil mengancam satelit dan daratan Eropa, menurut penasihat utama Badan Antariksa Eropa (ESA).

Dunia menjadi semakin bergantung pada infrastruktur orbital untuk mempertahankan hubungan komunikasi dan memandu generasi baru kendaraan otonom. Para ilmuwan memperingatkan bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh puing-puing di orbit juga telah tumbuh secara eksponensial.

“Kami mendapat sekitar 100 alarm sehari tentang mendekatnya partikel (sampah antariksa). Setiap dua minggu, satelit harus menghindari sesuatu,” kata Thomas Reiter, salah seorang penasihat ESA.

Eropa telah menginvestasikan puluhan triliun rupiah untuk satelit pemetaan global Galileo. Upaya itu sekaligus untuk memastikan agar Eropa tidak bergantung pada sistem teknologi satelit Amerika Serikat. Walau mereka masih harus mengandalkan militer AS untuk melacak ancaman paling sulit dan mendesak di luar angkasa.

“Eropa harus mampu menganalisis apa yang terjadi di orbit itu sendiri. Miliaran (dolar AS) harus dihabiskan pada sistem radar untuk mencapai target ini. Kami tidak (saat ini) dalam posisi untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang terjadi di sana,” kata Reiter, mantan astronot Jerman.

Untuk saat ini, ancaman dari ribuan satelit mati yang terus mengelilingi planet Bumi masih dapat dikelola. Karena mereka relatif besar dan mudah dilacak.

Namun, jauh lebih berbahaya adalah sekitar 900.000 partikel berukuran lebih dari satu sentimeter, dan 130 juta yang lebih dari satu milimeter, menurut ESA.

Hampir mustahil untuk mengenali partikel kecil yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Sampah kerikil itu dapat menyebabkan kerusakan parah pada satelit yang bisa saja menelan biaya ratusan juta euro. Bahkan, kerikil angkasa luar itu dapat menghancurkan satelit, sehingga mengganggu komunikasi jutaan pengguna teknologi komunikasi.

Reiter mengatakan masih banyak yang harus dilakukan untuk membersihkan puing-puing antariksa. Termasuk mengarahkan satelit yang mati ke orbit yang akan membuat mereka jatuh meninggalkan atmosfer Bumi dan terbakar. Sebuah proyek yang akan menelan biaya sekitar 200 juta euro ($ 228 juta) selama tiga tahun.

Upaya semacam itu akan membutuhkan kerjasama Eropa dengan mitra internasional. Dari 114 peluncuran satelit pada 2018, hanya delapan yang diluncurkan oleh Eropa, dibandingkan dengan 39 oleh Tiongkok, 34 AS, dan 20 Rusia, menurut ESA. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M