Trump dan Xi Bersamaan Perang di Dua Front

Xia Xiaoqiang

Presiden Trump terus melontarkan informasi yang optimis terhadap perundingan dagang AS-RRT, bahwa perundingan dagang AS-RRT tengah mengalami ‘perkembangan besar dalam banyak bidang berbeda’.

Trump pernah menyatakan, jika kesepakatan perdagangan mendekati akhir, ia mungkin akan mengundur batas akhir pungutan bea masuk produk RRT yang awalnya adalah 1 Maret.

Berbagai fenomena menunjukkan, sepertinya perundingan dagang AS-RRT tengah mendekati tercapainya kesepakatan, kemungkinan Trump akan mengundur batas pemberlakukan bea masuk menjadi semakin besar.

Tetapi, di balik munculnya optimisme terhadap perundingan perang dagang AS-RRT, tim utusan Trump yang bersikap keras terhadap RRT yakni: ketua perwakilan perundingan dagang pihak AS, Robert Lighthizer justru sangat memahami situasi serius yang dihadapi pihak AS: Partai Komunis Tiongkok (PKT) tengah mengulur waktu, atau mungkin sedang berusaha mencapai kesepakatan tidak bisa dilakukan yang pada akhirnya menghancurkan kesepakatan.

Presiden Trurmp kini menghadapi momentum paling penting dalam sejarah AS, juga bisa dikatakan momentum yang menyangkut hidup dan mati. Presiden Trump tengah melangsungkan sebuah perang ganda yang sengit.

Pada 15 Februari, Trump mengumumkan negara dalam keadaan darurat, atas alasan ini Trump melangkahi Kongres untuk mengumpulkan sendiri dana pembangunan tembok perbatasan, tindakan ini pun memicu serangkaian tuntutan.

Penasehat senior Gedung Putih Stephen Miller pada 17 Februari menyatakan, jika Kongres maupun Senat meloloskan resolusi, menentang pernyataan keadaan darurat negara, Trump sangat mungkin akan memberlakukan hak veto, untuk melindungi pernyataannya.

Dari permukaan terlihat, Trump dalam menghadapi terutama tentangan dari Partai Demokrat hanya sebatas pro dan kontra antar partai politik AS. Tapi, jika dilihat dari sudut pandang lebih mendalam, terpilihnya Trump akan mempercepat AS menarik tali kekang dan banting stir dari kubangan sosialisme, adalah perang hidup dan mati AS bertarung antara sayap kiri dan kanan.

Latar yang lebih mendalam dari perang ini adalah momen di mana seluruh dunia mulai tersadar dari mimpi buruk dan mulai membendung gerakan penyusupan paham komunis yang telah gembar-gembor lebih dari seabad di AS maupun negara Barat lainnya.

Di mata internasional, setelah Trump menjabat sebagai presiden AS, seluruh dunia tiba-tiba menemukan, ancaman terbesar bagi manusia bukan berasal dari Rusia, bukan pula dari organisasi teror ISIS yang tengah sekarat, melainkan ‘majikan besar’ yang telah sekian lama menyusup secara mendalam di seluruh dunia, yakni: PKT, perang dagang yang diawali Trump dengan PKT, hanya pertempuran kecil di pos terdepan AS dalam perang frontal menghadapi PKT si ‘majikan besar’ komunis itu.

Di dalam negeri Trump menghadapi halangan dan tantangan dari kekuatan sayap kiri, menghadap kendala dari para pejabat tinggi pemerintahan dan politisi yang telah disuap dan disusupi PKT, menghadapi tekanan dari para taipan di Wallstreet yang selama ini menikmati keuntungan dari PKT; di luar negeri Trump menghadapi tantangan oleh PKT, dan kekacauan dunia yang disebabkan oleh penyusupan dan pengikisan oleh PKT. Trump tengah melakukan perang ganda yang sangat menyulitkan.

Di sisi lain ajang perang, pemimpin PKT Xi Jinping yang akan menemui Trump di meja perundingan, juga tengah mengalami kondisi yang nyaris serupa dengan Trump: perang ganda.

Setelah Xi Jinping menjabat pasca Kongres Nasional ke-18 PKT, setelah 5 tahun memerangi korupsi, menciduk antek penting kubu Jiang Zemin yakni Zhou Yongkang, memojokkan Jiang Zemin dan Zeng Qinghong, pemberantasan korupsi telah menciduk banyak kelompok berkepentingan yang diwakili oleh kubu Jiang Zemin, sehingga Xi mengalami perlawanan yang sengit. Perlawan ini juga terefleksi pada perundingan dagang dan perang dagang PKT dengan AS.

Dalam perundingan dagang AS-RRT, jika berkompromi dan mengalah, maka akan dimanfaatkan oleh lawan politik dan kekuatan di dalam internal PKT sebagai bukti kejahatan ‘berkhianat pada negara’, lalu dipergunakan untuk menyerang Xi Jinping. Dan, Xi Jinping harus terus bertarung sengit melawan para lawan politiknya dan para oposan.

Di saat yang sama, Xi Jinping mewakili PKT menghadapi perang dagang dengan AS, juga suatu ajang pertermpuran yang sengit. Tetapi, perang ini sampai akhirnya, bagaimana pun prosesnya, berapa lama pun berlangsungnya, akhirnya sudah ditakdirkan, PKT pasti akan kalah.

Di antaranya, yang paling perlu dijelaskan adalah: kegagalan PKT, bukan kegagalan Tiongkok.

Secara jangka Panjang, ekonomi Tiongkok jika mengalami perubahan struktural, mau membaur dengan sistem perdagangan bebas dunia, maka yang meraih manfaatnya adalah perekonomian Tiongkok dan rakyat Tiongkok. Sebaliknya, jika hanya dengan memisahkan rezim PKT dari perekonomian Tiongkok, maka ekonomi Tiongkok tidak akan dapat melepaskan diri dari kekangan dan belenggu PKT.

Presiden Trump dan Xi Jinping secara bersamaan sedang berada di tengah pertempuran hidup dan mati, perang di dua front, keduanya akan saling berinteraksi dalam perang di masa mendatang. Trump dan Xi Jinping juga akan menghadapi sejumlah pilihan berat, pilihan mereka akan menentukan perubahan terhadap perkembangan situasi di Tiongkok, AS, dan dunia di masa mendatang.

Seperti beberapa kali disinggung oleh Trump dalam pidatonya, ia sedang ‘berdiri di sisi Tuhan’ dan bertindak sesuai kehendak Tuhan, di tengah perang seluruh dunia melawan komunisme, akan selalu berhasil meraih kemenangan terakhir. Sebaliknya, dalam perang yang sedang dihadapi Xi Jinping ini, jika tidak bisa melepaskan belenggu sistem PKT, maka masa depannya akan sangat tidak menggembirakan.

Seperti buku baru terbitan “Editorial 9 Komentar” yang berjudul “Iblis Tengah Menguasai Dunia Kita” dalam penutupannya menjelaskan: “Tuhan telah mengatur PKT pada akhirnya akan runtuh. Penguasa politik Tiongkok dan orang-orang yang memegang kekuasaan, jika berniat meruntuhkan PKT, maka Tuhan akan mengatur segala sesuatunya, termasuk tampuk kekuasaan sesungguhnya di masa mendatang; sebaliknya, bagi yang masih terus mempertahankan PKT dan tidak mau melepaskan diri, pasti pada akhir proses ini akan mengalami bencana dan musibah akibat keruntuhan PKT.” (SUD/WHS/asr)

Artikel ini terbit di Epochitmes cetak versi bahasa Indonesia

Video Rekomendasi : 

Atau anda menyukai video ini : 

https://www.youtube.com/watch?v=-dVZsztddXE