Mahathir Ingatkan Filipina Berhati-hati dengan Jebakan Pinjaman Utang Tiongkok

Epochtimes.id- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad saat kunjungan ke Filipina, Kamis (7/3/2019) memperingatkan negara itu agar berhati-hati berurusan dengan pinjaman dari Tiongkok.

Hal demikian disampaikan Mahathir berdasarkan pengalaman negaranya setelah pemerintahnya membatalkan proyek infrastruktur yang didukung oleh Tiongkok dengan alasa “tidak adil”.

Melansir dari Philstar, bersamaan kekhawatiran kasus korupsi, Mahathir membatalkan sejumlah proyek yang didanai Tiongkok sebesar $ 22 miliar yang dirancanakan oleh pendahulunya Najib Razak. Kini Najib menghadapi skandal keuangan besar-besaran.

Saat wawancara dengan ANC Television, Mahathir, yang berada di Manila untuk kunjungan dua hari, mengatakan Filipina harus menghindari mengulangi kesalahan yang dibuat oleh negara-negara lain yang terjebak utang setelah menerima proyek investasi infrastruktur Tiongkok.

“Jika Anda meminjam uang dalam jumlah besar dari Tiongkok dan Anda tidak dapat membayar — Anda tahu ketika seseorang adalah peminjam, ia berada di bawah kendali pemberi pinjaman. Jadi kita harus sangat berhati-hati dengan itu,” kata Mahathir.

BACA JUGA : Menimbang Proyek OBOR Tiongkok di Indonesia, Mengundang Jebakan Petaka Utang atau Apa?

Presiden Filipina Rodrigo Duterte berencana untuk menghabiskan triliunan peso untuk menjembatani kesenjangan infrastruktur Filipina. Mahathir meminta bantuan Beijing dan negara-negara lain untuk pendanaan guna mengurangi tekanan terhadap anggaran belanjar negara.

Meskipun hubungan hangat Duterte dengan Tiongkok, Filipina memiliki sejarah panjang ketidakpercayaan terhadap hal itu karena kedua negara terus berdebat tentang Laut Cina Selatan yang kaya sumber daya alam.

Sejumlah kritikus telah memperingatkan bahwa Filipina bisa menjadi korban berikutnya dari apa yang mereka katakan adalah “diplomasi perangkap utang” Tiongkok, di mana Beijing memberikan pinjaman “ramah” untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di negara-negara yang secara finansial lemah dengan imbalan kontrol atas aset strategis.

Namun para pembuat kebijakan Filipina telah berulang kali mengatakan negara itu tidak akan jatuh ke dalam “perangkap utang” dengan Tiongkok.

BACA JUGA : Negara-negara Asia Tenggara Perlu Waspada Terhadap Proyek OBOR Tiongkok

“Ini (diplomasi perangkap utang) adalah sesuatu yang tentu saja dituduh Tiongkok, tetapi juga kekhawatiran negara yang dapat mengatur atau membatasi semua pengaruh ini dari Tiongkok,” kata Mahathir.

Tahun lalu, lembaga think tank Capital Economics yang berbasis di London menilai “masalah korupsi” terkait dengan proyek-proyek infrastruktur Tiongkok dan kesenjangan neraca berjalan Filipina “sudah mendekati tingkat yang tidak berkelanjutan,” investasi Tiongkok “dapat membuat masalah lebih buruk” untuk negara Asia Tenggara.

“Hasilnya adalah bahwa sementara perbaikan infrastruktur negara sangat dibutuhkan, laju peningkatan perlu dikelola dengan benar untuk menghindari ketegangan neraca pembayaran lebih lanjut,” kata Capital Economics. (asr)

Sumber : Philstar

Video Rekomendasi :