Mantan Presiden Separatis Katalan Mencalonkan Diri untuk Parlemen Eropa

EpochTimesId — Carles Puigdemont, mantan presiden wilayah otonom Spanyol, Catalonia, mengumumkan bahwa Dia akan mencalonkan diri untuk menduduki kursi di Parlemen Eropa. Usaha yang dilakukan dalam upaya untuk memenangkan kekebalan dari tuduhan kriminal terkait dengan referendum kemerdekaan pada 2017.

Pemimpin separatis itu kini tinggal di pengasingan di Belgia. Dia akan menjadi kandidat utama untuk partainya Junts per Catalunya (Together for Catalonia) dalam Pemilu Eropa yang akan diadakan pada 26 Mei 2019.

“Sudah saatnya untuk mengambil langkah maju untuk menginternasionalkan hak Catalonia atas penentuan nasib sendiri, langsung dari jantung Eropa ke seluruh dunia,” Puigdemont mengatakan dalam sebuah tweet, ketika mengumumkan pencalonannya.

Dalam sebuah wawancara dengan radio Catalan Rac1, Dia bersumpah untuk kembali ke wilayah asalnya. Dia juga mengklaim bahwa menjadi anggota Parlemen Eropa akan memberinya kekebalan dari tuntutan pidana terkait gerakan separatis damai.

“Dari saat hasil diumumkan, kekebalan bekerja. Jika saya seorang MEP, saya akan kembali ke Catalonia karena saya akan mendapatkan kekebalan di mana-mana, termasuk di Spanyol,” katanya.

Namun, interpretasi itu telah diperdebatkan oleh sumber-sumber di Madrid dan Brussels, di mana para pejabat berpendapat bahwa kekebalan terhadap mantan presiden itu tidak dapat diterapkan atau tidak berlaku surut. Sebab, Dia telah terlebih dahulu didakwa melakukan pelanggaran hukum.

Pemimpin separatis itu telah diperingatkan bahwa Dia kemungkinan akan ditangkap dan dipenjara jika kembali ke Spanyol untuk secara resmi dilantik sebagai anggota parlemen Eropa.

Para pejabat di Madrid mengatakan kepada surat kabar Spanyol Libertad bahwa Mahkamah Agung negara itu akan melobi otoritas Parlemen Uni Eropa di Parlemen Eropa untuk membatalkan kekebalan Puigdemont jika dia terpilih.

Pablo Perez, seorang pejabat di Komisi Eropa, menunjuk pedoman Parlemen Eropa yang menunjukkan, “Kekebalan tidak berlaku ketika MEP memiliki atau diduga oleh otoritas peradilan yang kompeten karena telah melakukan pelanggaran.”

Puigdemont dan beberapa anggota kabinetnya yang terguling melarikan diri ke Belgia pada Oktober 2017, hanya beberapa jam sebelum mereka dijerat dengan tuduhan penghasutan, pemberontakan, dan penyalahgunaan dana publik.

Madrid telah memenjarakan para pemimpin senior Katalan atas keputusan untuk mengadakan referendum kemerdekaan pada 1 Oktober tahun lalu, referendum yang tidak disetujui oleh pemerintah pusat. Persidangan untuk kasus 12 politisi Katalan untuk peran mereka dalam referendum dimulai pada bulan Februari 2019.

Para pengunjuk rasa duduk di rel kereta api setelah menduduki stasiun kereta api di Barcelona pada hari mogok massal melawan persidangan terhadap para mantan pemimpin separatis Katalan yang diadakan di Madrid, ibukota Spanyol, pada 21 Februari 2019. (Foto : Louis Gene/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Puigdemont dan lima anggota pemerintahan lainnya tinggal di pengasingan di negara-negara UE lainnya, di mana mereka dikejar namun tidak berhasil oleh pemerintah Spanyol yang mengeluarkan surat perintah penangkapan di seluruh Eropa.

Empat pemimpin Katalan dari partainya yang saat ini berada di penjara di Spanyol, yaitu Jordi Sànchez, Quim Forn, Jordi Turull, dan Josep Rull. Mereka juga telah mengumumkan bahwa mereka berniat mencalonkan diri dalam pemilihan Eropa.

Dalam sebuah surat yang diposting ke situs web, mereka menegaskan, “Kami akan keluar untuk menang. Kami akan membuat komitmen kami pada politik yang jujur, dengan kembali kepada dialog, dan keharmonisan antara rakyat dan demokrasi, penting bagi tindakan kami.”

Mereka juga bersumpah untuk berdiri di atas platform ‘menggunakan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi bangsa Catalonia’.

Mengumumkan pencalonan Puigdemont, Elsa Artadi, juru bicara partainya, mengatakan pada konferensi pers di Barcelona, “Cara terbaik untuk terus menginternasionalisasi konflik Katalan dan agar kita didengar di Eropa, agar represi dapat terlihat, adalah dengan memiliki suara JxCat [Junts per Catalunya] yang bebas untuk berbicara di Eropa, dan suara itu tidak lain adalah suara Puigdemont.”

Referendum kemerdekaan Oktober 2017 diberangus oleh adegan-adegan kebrutalan polisi pusat Spanyol. Aksi yang mengundang kecaman dari para politisi di seluruh dunia. (NICK GUTTERIDGE/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M