Aktivis Anti Korupsi Menangi Putaran Pertama Pilpres Slowakia

EpochTimesId — Zuzana Caputova, seorang aktivis antikorupsi, memenangkan putaran pertama pemilihan presiden Slovakia pada 16 Maret 2019. Aktivis yang tidak memiliki pengalaman sebagai pejabat publik itu memenangkan kompetisi yang sengit menghadapi kandidat partai Smer yang berkuasa.

Para pemilih tampaknya menolak memberikan suara kepada Smer, setahun setelah kasus pembunuhan seorang jurnalis yang memicu protes massa. Namun, calon presiden Maros Sefcovic dari partai tersebut, seorang Komisaris Uni Eropa, berhasil memperoleh dukungan dari pemilih yang lebih menyukai stabilitas politik daripada perubahan yang ditawarkan oleh Caputova.

Pembunuhan terhadap Jan Kuciak, yang memberitakan kasus penipuan yang melibatkan pengusaha, memicu protes anti-pemerintah terbesar di Slovakia sejak komunisme berakhir tiga dekade sebelumnya. Kasus penipuan melibatkan pengusaha yang memiliki koneksi politik. Sehingga kasus pembunuhan itu juga menyebabkan pengunduran diri perdana menteri saat itu, pemimpin Smer, Robert Fico.

Pemerintah Smer usai kasus itu tetap berkuasa. Akan tetapi, popularitas partai itu terus merosot. Pada peringatan setahun pertama pembunuhan terhadap Kuciak, ribuan warga Slowakia berdemonstrasi untuk memprotes apa yang mereka lihat sebagai kurangnya tindakan pemerintah terhadap korupsi yang diungkap oleh sang Wartawan.

Kini, dengan hasil dari 99,4 persen TPS yang telah dihitung, Caputova berada di posisi terdepan dengan 40,5 persen suara, jauh di depan Sefcovic, yang memiliki 18,7 persen.

Tidak ada kandidat yang memperoleh suara mayoritas mutlak dalam pemilu di negara anggota Uni Eropa dan anggota NATO itu. Sehingga kedua capres itu akan mengikuti pemilu putaran kedua pada 30 Maret 2019, dengan pemegang hak pilih sebesar 5,4 juta jiwa.

Caputova didukung oleh Presiden Andrej Kiska, yang tidak mengikuti pemilihan presiden kali ini. Kini, dia berjanji untuk mengakhiri apa yang dia sebut sebagai penangkapan negara atas pesanan orang-orang di belakang layar. Namun, dia justru akan mempertahankan arah kebijakan luar negeri Slovakia.

“Saya melihat pesan dari para pemilih sebagai seruan kuat untuk perubahan,” kata Caputova kepada wartawan, pada 17 Maret 2019 setelah kemenangannya di putaran pertama mulai semakin jelas.

Presiden Slovakia tidak memiliki kekuasaan pemerintahan sehari-hari. Akan tetapi, kepala negara diantaranya memiliki hak veto atas penunjukan jaksa dan hakim senior, yang sangat penting dalam perang melawan korupsi.

Pembunuhan Kuciak dan tunangannya, yang ditembak mati di sampingnya, masih dalam penyelidikan. Terobosan terbesar hingga saat ini terjadi hanya dua hari sebelum pemungutan suara dilakukan. Jaksa penuntut khusus mengatakan mereka telah mendakwa pengusaha Marian Kocner.

Pengusaha itu adalah subjek liputan almarhum Kuciak. Pengusaha yang dikenal memiliki koneksi pada seluruh panggung politik, termasuk dengan Smer. Dia disebut-sebut memerintahkan pembunuhan terhadap sang wartawan.

“Caputova memiliki sejarah perjuangan untuk rakyat jelata, sebagai pengacara kepentingan publik dan membawa gaya non-konfrontatif dan nilai-nilai liberal yang sangat dibutuhkan dalam debat publik,” kata Ivan Musak, 52, kepada Reuters di sebuah tempat pemungutan suara di Bratislava.

Tetapi pandangannya yang pro hak-hak LGBT, kini dapat mengalihkan suara pemilih untuk memilih lawannya pada pilpres putaran ke-dua. Sebab, mayoritas rakyat di negara itu beraliran politik sosial konservatif, menurut para analis.

“Sefcovic, yang menggambarkan dirinya sebagai seorang Kristen, adalah kandidat yang berpengalaman dalam dunia politik dan memiliki jaringan luas di luar negeri. Dia telah meluncurkan kampanye untuk putaran kedua dengan pernyataan agresif terhadap Caputova,” kata sosiolog Sona Gyarfasova.

Sona menambahkan, Dia akan berusaha memobilisasi mereka yang tidak memberikan suara kepadanya pada pemilihan pertama.

Hakim Mahkamah Agung dan mantan menteri kehakiman, Stefan Harabin, yang berjanji untuk memerangi imigrasi, berada di urutan ketiga dengan 14,4 persen suara. Sementara pemimpin partai sayap kanan parlemen, Marian Kotleba, berada di urutan keempat dengan 10,6 persen suara.

Keduanya menyebut Caputova sebagai ekstrim kiri dan terlalu liberal. Sehingga suara mereka berpotensi mengarah kepada Sefcovic. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M