Sepucuk Surat Diduga Jadi Bukti Penembakan Trem Belanda Terkait Terorisme

EpochTimesId – Pihak berwenang di Belanda sedang menyelidiki kemungkinan ada motif teroris di balik penembakan sebuah trem di Belanda. Sebanyak tiga orang meregang nyawa dalam insiden pada 18 Maret 2019 lalu.

Jaksa mengatakan bahwa mereka menemukan surat di mobil yang digunakan untuk melarikan diri oleh tersangka Gokmen Tanis. Pria kelahiran Turki berusia 37 tahun itu ditangkap setelah perburuan selama 7 jam di kota Utrecht.

Dua tersangka lainnya yang berusia 23 dan 27 tahun juga telah ditangkap, menurut polisi. Akan tetapi, belum jelas apa peran mereka dalam insiden penembakan itu.

“Hingga saat ini, motif teroris sedang dipertimbangkan secara serius. Berdasarkan sifat penembakan, dan surat yang ditemukan di mobil yang melarikan diri,” kata jaksa penuntut dalam sebuah pernyataan.

Namun, Tanis kemungkinan juga dimotivasi oleh alasan pribadi, bukan politik atau paham radikal.

“Motif lain tidak dikesampingkan,” kata polisi Belanda dalam pernyataan itu.

Tanis memiliki sejarah kriminal yang tercatat, menurut media lokal RTV Utrecht. Dia juga terlibat insiden penembakan pada 2013.

Dia sempat ditahan awal bulan ini atas dugaan pemerkosaan. Namun, tersangka langsung dibebaskan dengan jaminan pada 1 Maret 2019, Pengadilan Distrik Utrecht mengatakan dalam sebuah pernyataan. Tanis dijadwalkan menghadapi sidang dakwaan pemerkosaan pada Juli 2019.

Foto yang diambil dari rekaman CCTV menunjukkan Gokmen Tanis, tersangka dalam penembakan di Utrecht, Belanda, pada 18 Maret 2019. (Foto : Polisi Utrecht/Handout via Reuters/The Epoch Times)

Hukum Belanda menetapkan bahwa Dia harus dibawa ke hadapan hakim pada hari Kamis, 21 Maret 2019. Namun, Jaksa tidak wajib mengajukan dakwaan pada persidangan pertama tersebut.

Seorang pengusaha setempat mengatakan kepada BBC Turki bahwa Tanis di masa lalu bertempur di Republik Rusia Chechnya, tempat perlindungan jihadis yang terkenal.

“Dia ditangkap karena memiliki hubungan dengan kelompok teroris ISIS, tetapi kemudian dibebaskan,” kata pengusaha itu, menurut BBC.

Jaksa belum menemukan hubungan antara para korban, seorang wanita berusia 19 tahun dan dua pria berusia 28 dan 49 tahun, dengan Tanis. Tiga orang lainnya terluka parah dalam penembakan itu, yang terjadi di lingkungan perumahan yang tenang yang dikenal dengan komunitas imigran yang lumayan besar.

Mahmut Tanis, seorang paman dari tersangka yang tinggal di Belanda, mengatakan kepada media Turki bahwa Dia tidak yakin Tanis memiliki motif terorisme.

“Melihat kondisi keponakan saya, kemungkinan bahwa apa yang dia lakukan adalah serangan teror skala rendah,” katanya, dilansir Reuters.

Sang paman menambahkan bahwa dia belum melihat keponakannya itu selama bertahun-tahun.

Utrecht adalah kota yang selama ini dikenal damai, dengan sekitar 340.000 penduduk. Masjid, sekolah, dan universitas setempat dievakuasi sesaat setelah penembakan terjadi. Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte langsung mengadakan rapat penanggulangan krisis.

Bendera dikibarkan setengah tiang di seluruh Belanda pada 19 Maret 2019, sebagai penghargaan kepada para korban. Banyak warga juga berdatangan untuk meletakkan bunga di lokasi serangan, di kawasan ’24 Oktoberplein’ di Utrecht. (JOHN SMITHIES/The EPoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M