Paus Hamil Terdampar di Italia Dengan Puluhan Kilogram Plastik di Perutnya

EpochTimesId — Bangkai ikan paus sperma yang tengah hamil terdampar di Sardinia, Italia, pekan lalu. Ironisnya, paus itu memiliki 49 pon (sekitar 22 kilogram) plastik di perutnya, dan membawa janin yang juga mati.

Luca Bittau, presiden komunitas SeaMe, mengatakan kepada CNN bahwa bangkai mamalia yang terdampar di pantai berisi ‘kantong sampah’. Ada jaring, tali plastik, tabung, kantong cairan mesin cuci yang masih utuh, dengan merek dan kode batang, serta benda lain tidak lagi dapat diidentifikasi.

“Dia sedang hamil dan hampir dipastikan sudah mati sebelum terdampar. Janin sedang dalam komposisi tingkat lanjut,” ujar Luca Bittau.

Hewan mati itu, yang panjangnya 26 kaki (8 meter), terhanyut di pantai kawasan wisata Sardinia Porto Cervo. Bittau mengatakan penyebab kematian akan diketahui setelah pemeriksaan histologis dan toksikologi yang tengah dilakukan oleh dokter hewan di Padua, Italia utara.

“Apakah masih ada orang yang mengatakan ini bukan masalah penting? Bagi saya mereka adalah prioritas,” tulis Sergio Costa, menteri lingkungan hidup Italia, dalam sebuah posting Facebook.

“Kita telah menggunakan ‘kenyamanan’ benda sekali pakai dengan cara yang ringan dalam beberapa tahun terakhir dan sekarang kita membayar konsekuensinya. Memang hewan-hewan, di atas segalanya, adalah yang menanggung akibatnya,” lanjut Costa.

Costa juga merujuk pada persetujuan Parlemen Eropa baru-baru ini tentang undang-undang yang melarang berbagai macam barang plastik sekali pakai, seperti sedotan, cotton buds, dan peralatan makan, pada tahun 2021.

“Italia akan menjadi salah satu negara pertama yang menerapkannya. Perang terhadap plastik sekali pakai sudah dimulai. Dan kami tidak akan berhenti di sini,” janjinya.

Bulan lalu, seekor paus muda ditemukan tewas di Filipina dengan 85 pon (40 kilogram) kantong plastik ditemukan di dalam perutnya.

Biolog kelautan, Darrell Blatchley kepada CNN akhir pekan lalu mengatakan bahwa penemuan di Filipina adalah yang terbesar. “Paus ini memiliki plastik terbanyak yang pernah kita lihat dalam paus. Ini menjijikkan,” kata Darrell.

Dia kemudian meminta pemerintah dan rakyat Filipina untuk tidak menggunakan barang-barang plastik sekali pakai.

“Dalam 10 tahun terakhir kami telah menemukan 61 paus dan lumba-lumba, 57 di antaranya telah mati karena jaring ikan, dinamit, dan sampah plastik. Empat diantaranya tengah hamil. Ini tidak dapat dibiarkan,” sambung Darrell kepada CNN.

The Ocean Conservancy mengatakan bahwa barang-barang plastik sekali pakai adalah produk yang umum digunakan di Asia Tenggara dan Tiongkok. Organisasi itu mengatakan pada tahun 2017 bahwa Tiongkok, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam telah membuang lebih banyak plastik ke lautan dunia, dibandingkan dengan penggunaan negara lainnya di seluruh dunia.

“Kami juga memiliki penelitian bahwa sebagian besar plastik memasuki lautan dari wilayah geografis yang kecil, dan lebih dari setengahnya berasal dari hanya lima pusat ekonomi yang sedang tumbuh dengan pesat, Tiongkok, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Negara-negara yang baru-baru ini mendapat manfaat dari peningkatan PDB yang signifikan, pengurangan kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup. Namun, peningkatan kekuatan ekonomi juga telah menghasilkan ledakan permintaan untuk produk-produk konsumen yang belum dipenuhi dengan infrastruktur pengelolaan limbah yang sepadan,” klaim Darrel dalam laporan 2018. (WIRE SERVICE CONTENT dan Jack Phillips/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M