Amerika Masukkan Perusahaan Minyak Dalam Daftar Sanksi Venezuela

EpochTimesId – Amerika Serikat menambahkan dua perusahaan yang terlibat dalam pengiriman minyak dari Venezuela ke Kuba, ke dalam daftar sanksi keuangan. Perusahaan tersebut terlibat pengiriman yang melibatkan sekitar 36 kapal tanker.

Sanksi AS diklaim bertujuan meningkatkan tekanan pada Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Diktator itu terus dikucilkan agar mundur dari jabatannya dan menyerahkan kekuasaan sementara kepada oposisi, yang akan menyelenggarakan pemilu demokratis.

Pernyataan Departemen Keuangan AS, yang mengumumkan penunjukan tersebut mengidentifikasi salah satu perusahaan sebagai Ballito Bay Shipping Inc. Perusahaan yang berbasis di Monrovia, Liberia. Ini adalah pemilik terdaftar dari Despina Andrianna, yang telah digunakan dalam beberapa pekan terakhir untuk mengirim minyak mentah Venezuela ke Kuba.

Perusahaan lainnya adalah ProPer Management Inc., yang berbasis di Yunani. Perusahaan ini merupakan operator dari Despina Andrianna, menurut Departemen Keuangan.

Kuba adalah importir utama minyak mentah dari Venezuela. Sebagai gantinya, Kuba mengekspor penasihat politik, intelijen dan pejabat militer serta profesional medis yang membantu pemerintah Maduro untuk tetap berkuasa.

Tindakan Departemen Keuangan melarang setiap warga negara atau entitas AS dari transaksi yang melibatkan perusahaan, dimaksudkan untuk mengurangi akses mereka ke sistem keuangan global.

Departemen Keuangan juga mendaftarkan 34 kapal yang diklaim sebagai aset perusahaan minyak milik negara Venezuela ke dalam daftar sanksi. Perusahaan itu dikenal sebagai PdVSA.

Amerika Serikat dan sekitar 50 negara lainnya mengatakan pemilihan umum yang dimenangkan oleh Maduro tahun lalu tidak sah dan tidak demokratis. Mereka kemudian mengakui kepala Majelis Nasional sebagai presiden sementara Venezuela, berdasarkan konstitusi negara tersebut.

Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada industri minyak Venezuela pada bulan Januari untuk memotong sumber pendapatan terpenting pemerintah otoriter yang pada kenyataannya masih berkuasa. (THE ASSOCIATED PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M