Pemimpin ISIS untuk Asia Tenggara Dikonfirmasi Tewas di Filipina Melalui Tes DNA

oleh Hong Yawen

Pejabat Filipina pada Minggu 14 April lalu mengkonfirmasi tewasnya pemimpin kelompok militan yang mendukung ISIS dalam bentrokan senjata dengan militer Filipina pada Maret lalu. Saat itu, 3 orang teroris lainnya turut tewas dalam baku tembak.

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana diansir Reuters mengatakan kematian Abu Dar berdasarkan hasil tes DNA terhadap mereka yang tewas dalam pertempuran Lanao del Sur bulan lalu.

Delfin Lorenzana mengatakan kini organisasi pro ISIS itu sudah tidak memiliki pemimpin.

Otoritas Filipina menyatakan pihaknya sedang memantau siapa yang akan menggantikan Abu Dar.

Kementerian Pertahanan Filipina mengatakan bahwa Abu Dar adalah pemimpin Daulah Islamiyah, sebuah organisasi pro ISIS yang bergerak di selatan Filipina. Daulah Islamiyah juga memiliki pejuang yang berasal dari negara lain.

Setelah pemimpin kelompok tersebut sebelumnya Isnilon Hapilon tewas dalam pertempuran di Marawi, Abu Dar kemudian ditunjuk sebagai Emir ISIS sebagai penggantinya.

Dalam sebuah rekaman video semasa Isnilon masih hidup, terlihat Abu Dar pernah duduk berdampingan dengannya.

Komandan divisi satu Angkatan Darat Filipina, Kolonel Roberto Ancan, membenarkan tewasnya Abu Dar.

Menurut Roberto, kematian Abu Dar dan ketiga anak buahnya sebagai hasil kerjasama antara pemerintah dan rakyat di provinsi Lanao del Sur Selatan untuk menyingkirkan para teroris.

Kelompok militan Daulah Islamiyah pada tahun 2017 menyerbu dan menduduki Marawi, Filipina. Militan Filipina pernah mengepung Malawi selama 5 bulan. Militer Filipina berupaya membasmi mereka melalui serangan udara. Akibatnya, lebih dari 350.000 penduduk terpaksa diungsikan dari rumah mereka yang telah menjadi puing reruntuhan.

Menurut laporan media lokal, sebelum militer Filipina menguasai kembali Marawi, Abu Dar  berhasil meloloskan diri. Namun pada akhirnya, ia tidak luput dari kematian. (Sin/asr)