Pendiri Wikileaks Yakin Kebocoran Data Intelijen Akan Rugikan Amerika

EpochTimesId – Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, dan mantan analis intelijen Angkatan Darat AS, Chelsea Manning punya alasan untuk meyakini bahwa bocornya laporan militer AS ‘akan menyebabkan cedera’ terhadap negara itu. Jaksa Penuntut Federal Amerika Serikat menyatakan dalam gugatan ke pengadilan yang diajukan pada 15 April 2019.

Dalam pernyataan tertulis yang diajukan ke pengadilan federal di Alexandria, Virginia, jaksa penuntut mengatakan laporan militer AS dari perang di Afghanistan dan Irak termasuk informasi tentang ‘identitas dan pentingnya pendukung lokal AS dan pasukan sekutu di Afghanistan’.

“Ketika pasukan AS menyerbu kompleks di Pakistan tempat Osama bin Laden bersembunyi, misalnya, mereka menemukan surat yang menunjukkan pemimpin Al-Qaeda itu tertarik pada salinan dokumen Pentagon yang diterbitkan di WikiLeaks,” kata jaksa penuntut dalam dokumen gugatan.

Menurut jaksa penuntut, laporan yang bocor tentang perang Afghanistan termasuk informasi tentang desain dan serangan alat peledak improvisasi gerilyawan, termasuk perincian AS dan penanggulangan koalisi terhadap alat peledak buatan sendiri dan keterbatasannya.

Dakwaan
Surat pernyataan penuntutan tertanggal 21 Desember 2017, akan tetapi diumumkan kepada publik pada 15 April 2019. Ini menyusul penangkapan Assange pekan lalu, dan fakta baru bahwa Assange berkonspirasi dengan Manning untuk mendapatkan akses ke komputer pemerintah sebagai bagian dari salah satu kompromi terbesar, dalam hal informasi rahasia dalam sejarah AS.

Manning memberi Assange hampir 750.000 dokumen militer dan diplomatik yang rahasia atau sensitif, yang kemudian diterbitkan Assange di WikiLeaks, platform publikasi online yang Dia dirikan pada 2006.

Barry Pollack, seorang pengacara untuk Assange di Washington, mengatakan bahwa mendorong sumber untuk memberikan informasi, dan menggunakan metode untuk melindungi identitas mereka, adalah praktik umum oleh semua jurnalis.

“Tidak ada informasi baru dalam pernyataan tertulis yang tidak tersedia untuk Departemen Kehakiman ketika memutuskan dalam pemerintahan Obama bahwa mengejar tuntutan pidana terhadap Mr Assange akan bertentangan dengan Amandemen Pertama,” ujar Pollack.

Penangkapan
Polisi Inggris menangkap Assange atas permintaan Washington, setelah Ekuador mencabut suaka selama tujuh tahun pada 11 April 2019. Dia dibawa keluar dari Kedutaan Besar Ekuador di London, dan ditahan di penjara sambil menunggu proses hukum ekstradisi ke Amerika Serikat.

Dakwaan jaksa AS, yang awalnya dikeluarkan secara rahasia oleh dewan juri yang berbasis di Alexandria, Virginia pada Maret 2018, mengatakan Assange pada Maret 2010 terlibat dalam konspirasi untuk membantu Manning memecahkan kata sandi untuk jaringan pemerintah AS yang merupakan rahasia negara. Dakwaan itu tidak menuduh Assange berhasil memecahkan kata sandi.

Dalam pernyataan tertulis yang tidak terdapat dalam dakwaan, jaksa penuntut mengatakan Manning juga memiliki akses ke database pemerintah AS lainnya. Akses termasuk yang berkaitan dengan penjara militer Amerika di Teluk Guantanamo, Kuba, dan database Departemen Luar Negeri yang berisi kabel militer.

Manning dijatuhi hukuman 35 tahun di penjara militer pada 2013 karena membocorkan data rahasia. Akan tetapi sisa hukumannya 28 tahun diringankan oleh Presiden Barack Obama.

Manning kemudian ditangkap kembali pada bulan Maret lalu, dan tetap ditahan karena menolak memberikan kesaksian kepada dewan juri yang menyelidiki WikiLeaks.

Assange diperkirakan akan muncul melalui tautan video untuk agenda pengadilan berikutnya pada tanggal 2 Mei 2019. Dakwaan terhadapnya akan membawa ancaman hukuman maksimum lima tahun penjara. (Petr Svab, Janita Kan, dan REUTERS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M