Harga Daging Babi Akan Melonjak Akibat Penyakit Babi Yang Mematikan Melanda Tiongkok

EpochTimesId – Harga daging babi mungkin akan naik bagi konsumen di Amerika Serikat dan di seluruh dunia akibat wabah demam babi Afrika di Tiongkok, yang telah memangkas produksi daging babi di Tiongkok.

Penyakit demam babi Afrika, yang pertama kali terdeteksi Agustus 2018, telah menyebabkan kerugian besar bagi ternak di Tiongkok, di mana  total 129 wabah ditemukan.

Pihak berwenang di Tiongkok telah memusnahkan lebih dari 1 juta ekor babi. Namun, banyak rakyat Tiongkok yang percaya bahwa situasi sebenarnya jauh lebih buruk daripada akun resmi.

Demam babi Afrika, yang tidak mempengaruhi manusia, sangat menular dan fatal bagi sesama babi. Tidak ada obat atau vaksin untuk penyakit ini.

Rabobank memperkirakan bahwa hingga 200 juta ekor babi — hampir tiga kali lipat populasi babi di Amerika Serikat — dapat dimusnahkan atau mati karena infeksi ketika penyakit demam babi Afrika  menyebar ke seluruh Tiongkok, yang mengurangi produksi daging babi di Tiongkok sebesar 30 persen sejak awal tahun 2019.

Tiongkok, konsumen dan produsen daging babi terbesar di dunia, kini beralih ke negara lain untuk membeli daging babi demi memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri, termasuk dari Uni Eropa, Brasil, Kanada, dan Amerika Serikat.

Hal ini dapat menyebabkan konsumen Amerika Serikat harus membayar harga yang lebih mahal untuk bahan pokok seperti bacon dan sosis, kata para analis.

Sementara harga eceran Amerika Serikat untuk produk daging babi adalah tetap stabil, Christine McCracken, direktur eksekutif penelitian daging di Rabobank, mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa konsumen babi di Amerika Serikat dapat membayar lebih mahal untuk daging babi pada akhir tahun ini jika pemusnahan babi terus berlanjut di Tiongkok.

Arlan Suderman, kepala ekonom komoditas di INTL FCStone mengatakan kepada CNN bahwa mengingat Tiongkok menyumbang hampir setengah dari konsumsi daging babi global, “kami meramalkan masalah ini memakan waktu lima hingga tujuh tahun sebelum produksi dapat dipulihkan.”

Arlan Suderman mengatakan kasus tersebut  adalah “masalah jangka panjang yang akan menaikkan harga hampir semua daging di seluruh dunia,” karena konsumen cenderung beralih ke sumber protein lain seperti ayam dan daging sapi untuk mengimbangi kekurangan daging babi.

Departemen Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok mengumumkan pada tanggal 17 April 2019 bahwa harga daging babi dapat meningkat lebih dari 70 persen pada paruh kedua tahun ini, di mana mencetak rekor tertinggi di Tiongkok.

Harga grosir daging babi rata-rata di Tiongkok pada bulan Maret 2019 adalah 19 yuan (2,82 dolar Amerika Serikat) per kilogram, naik 6,3 persen dari bulan sebelumnya, dan 7,6 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.

Foto ini diambil pada tanggal 10 Agustus 2018 yang menunjukkan anak babi berdiri di kandang di sebuah peternakan babi di daerah Yiyang, di provinsi Henan, Tiongkok bagian tengah. (Greg Baker / AFP / Getty Images)

Wabah Menyebar

Pada awal April 2019, Kamboja melaporkan wabah demam babi Afrika pertama di dekat perbatasan Vietnam, yang menewaskan sekitar 400 ekor babi.

Wabah itu terjadi di provinsi Rattanakiri, yang terletak paling timur laut Kamboja, yang berbatasan dengan Vietnam.

Pihak berwenang Vietnam melaporkan kasus demam babi Afrika pertamanya pada tanggal 19 Februari 2019.

Vietnam berbatasan dengan Tiongkok di utara; sebagian besar dari 556 kasus wabah demam babi Afrika telah terjadi di daerah Rattanakiri. Beberapa pejabat Vietnam mengatakan virus demam babi Afrika itu mungkin masuk ke Vietnam melalui orang-orang yang membawa babi yang terinfeksi dari Tiongkok, atau dari pakan babi buatan Tiongkok.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian  Perserikatan Bangsa-Bangsa, sejak tanggal 19 Februari 2019, 23 dari 58 provinsi telah melaporkan wabah demam babi Afrika, di mana lebih dari 89.600 ekor babi telah disembelih.

Sejak wabah demam babi Afrika melanda Tiongkok, Mongolia, tetangga Tiongkok di utara juga mendeteksi demam babi Afrika, yang belum pernah melihat penyakit tersebut sebelum wabah di Tiongkok.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian  Perserikatan Bangsa-Bangsa, setidaknya 3.115 ekor  babi telah mati karena penyakit atau telah dimusnahkan, sekitar 10 persen dari total populasi babi di Mongolia.

Pada bulan Maret 2019, agen-agen perbatasan Amerika Serikat menyita sekitar 1 juta pon produk daging babi dari Tiongkok dengan dugaan bahwa daging itu mungkin terinfeksi oleh penyakit demam babi Afrika. (Cathy Zhang/ Vv)

Reuters berkontribusi pada artikel ini. Staf penulis Epoch Times Olivia Li dan Nicole Hao juga berkontribusi pada laporan ini.

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=7wqLq_pJ51k

https://www.youtube.com/watch?v=4shqcCbvq-w