Kelompok Sipil Bersenjata Api Renggut Sebelas Nyawa di Brasil Utara

EpochTimesId — Sebuah kelompok sipil bersenjata memasuki sebuah bar di kota utara Brasil, Belem, pada hari Minggu (19/5/2019) waktu setempat. Mereka menembaki pengunjung, menewaskan 11 orang dan membuat seorang pengunjung terluka, menurut laporan media setempat.

Kelompok bersenjata itu, yang anggotanya mengenakan topeng untuk menutupi wajah mereka, tiba dengan mobil dan sepeda motor. Mereka kemudian menembak enam wanita dan lima pria di bar pada lingkungan yang miskin dan penuh kekerasan di ibukota negara bagian Para, kata situs web berita G1. Semua sasaran tembak ini meregang nyawa.

Belum jelas motif dari penembakan tersebut, dan belum ada tersangka pelaku yang ditangkap. Identitas para korban juga belum dipublikasikan.

“Tentu saja kami memiliki beberapa jalur investigasi, yang bersifat rahasia, tetapi semuanya akan dianalisis dengan sangat hati-hati, sangat ketat,” kata menteri keamanan publik Pará, Ualame Machado pada konferensi pers.

Beberapa video diambil tepat setelah penembakan itu diposting di media sosial. Video memperlihatkan korban meninggal terbaring di tanah, dan seorang wanita meregang nyawa di atas meja bar.

Penembakan itu terjadi di lingkungan Guamá, salah satu dari tujuh tempat paling kejam di daerah metropolitan Belem, tempat pasukan federal dikirim pada Maret lalu untuk meningkatkan keamanan.

Ada 756 kasus kematian akibat kekerasan di negara bagian Pará pada kuartal pertama.

Sebagian besar kekerasan Brasil terkait dengan kelompok geng. Pada bulan Januari, geng-geng menyerang di Fortaleza, membuat kota itu mati, ketika perdagangan, bus umum, dan taksi ditutup.

Rio de Janeiro, kota terbesar kedua di negara itu, mengalami baku tembak antar genk setiap hari. Bahkan baku tembak juga melibatkan polisi dan penjahat, pertempuran yang sering mengakibatkan korban jiwa dari penduduk sipil dan orang-orang yang tidak bersalah. Fogo Cruzado, sebuah kelompok yang memantau penembakan di wilayah metropolitan Rio, mengatakan ada 2.300 penembakan di Rio dan pinggirannya selama 100 hari pertama tahun ini.

Pembunuhan yang dikaitkan dengan tembakan polisi di negara bagian Rio de Janeiro telah mencapai rekor tertinggi, naik 18 persen dalam tiga bulan pertama, dalam lonjakan yang sebagian disebabkan oleh kampanye tanpa toleransi bagi para penjahat yang didorong oleh para pemimpin negara.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro menandatangani dekrit sementara awal tahun ini sehingga memudahkan warga Brazil untuk membeli senjata, memenuhi janji kampanye untuk membatalkan peraturan ketat di negara yang menderita rekor gelombang pembunuhan.

Bolsonaro memenangkan kursi kepresidenan dengan menjalankan platform hukum dan ketertiban, dan sering kali menyenangkan para pendukung saat kampanye berhenti dengan tanda ‘gun up’ dengan tangan. Proses kepemimpinannya memberi energi pada basis pemilik tanah pedesaan, konservatif Kristen, dan pasar bebas yang menginginkan respons yang lebih keras terhadap meningkatnya kekerasan dan korupsi politik selama bertahun-tahun.

Brasil mencapai rekor tertinggi, yaitu 64.000 kasus pembunuhan pada tahun 2017. Sebanyak 70 persen di antaranya adalah karena senjata api, menurut statistik resmi.

Mantan penerjun payung yang mulai menjabat pada 1 Januari 2019 itu akhirnya membatalkan undang-undang 2003 tentang larangan pembelian senjata oleh warga sipil.

“Untuk menjamin warga negara hak sah mereka untuk pertahanan, saya, sebagai presiden, akan menggunakan senjata ini,” kata Bolsonaro, sambil mengangkat pena yang Dia gunakan untuk menandatangani keputusan tersebut.

Undang-undang senjata diperketat di bawah mantan presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva yang menandatangani langkah-langkah sweeping pada tahun 2003 yang mencegah warga biasa membawa senjata. Undang-undang tersebut mengamanatkan pemeriksaan latar belakang untuk pembelian senjata dan memberi polisi federal hak untuk menolak permohonan kepemilikan senjata dengan alasan apa pun.

Namun, upaya Silva untuk memperdalam kontrol senjata gagal dalam referendum tahun 2005, ketika sekitar 65 persen warga Brazil memberikan suara menentang proposal untuk sepenuhnya melarang penjualan senjata. (Reuters, NTD News dan The Associated Press/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M