Trump : AS Belum Siap Membuat ‘Deal’ Kesepakatan Perdagangan dengan Tiongkok

Cathy He

Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat tidak siap untuk membuat perjanjian perdagangan dengan komunis Tiongkok. Hal demikian disampaikannya dalam pernyataann saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Jepang.

“Saya pikir mereka mungkin berharap mereka membuat kesepakatan yang mereka miliki di atas meja sebelum mereka mencoba menegosiasikannya kembali,” kata Trump saat konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada 27 Mei.

“Mereka ingin membuat kesepakatan. Kami belum siap untuk membuat kesepakatan,” tambah Trump.

Trump menambahkan bahwa pemerintah menerima puluhan miliar dolar dalam tarif untuk barang-barang Tiongkok, jumlah ini disebut bisa naik  sangat besar dan sangat cepat.

Sebelumnya pada bulan Mei, Trump meningkatkan tarif menjadi 25 persen dari 10 persen pada impor Tiongkok senilai $ 200 miliar. Kenaikan disampaikan setelah Trump menuding Komunis Tiongkok  berkhianat atas komitmen utama yang dinegosiasikan selama berbulan-bulan pembicaraan perdagangan.

Sementara itu, kantor Perwakilan Dagang AS telah memulai proses untuk memberlakukan tarif 25 persen terhadap impor Tiongkok senilai $ 300 miliar.

Rezim Komunis Tiongkok dilaporkan mundur untuk mengubah hukumnya terkait mengatasi masalah inti AS termasuk pencurian kekayaan intelektual AS, transfer teknologi secara paksa, dan manipulasi mata uang. Hingga akhirnya ulah Komunis Tiongkok menghancurkan negosiasi berbulan-bulan. Sumber Reuters menyebutkan, dokumen perjanjian  penuh dengan upaya  untuk membalikkan tuntutan inti AS.

Tuntutan administrasi Trump bagi rezim Komunis tiongkok untuk menerapkan reformasi struktural, mendorongnya untuk meluncurkan perang dagang dengan Komunis tiongkok pada Maret 2018. Hal ini telah menjadi titik tegang selama negosiasi perdagangan.

Sementara di Jepang, Trump juga mengatakan bahwa sebagai akibat dari tarif Amerika Serikat, dunia usaha meninggalkan Tiongkok dan pindah ke negara-negara yang tidak memiliki tarif, termasuk bagian dari Asia dan Amerika Serikat.

Namun, dia juga optimis bahwa kedua belah pihak pada akhirnya bisa mencapai kesepakatan.

Pada 22 Mei, Menteri Keuangan Steven Mnuchin juga menyatakan harapan untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Beijing.

Tampil di hadapan sidang kongres oleh Komite Layanan Keuangan Kongres Amerika Serikat, Mnuchin mengatakan bahwa Komunis Tiongkok telah mengambil “langkah besar ke belakang.”

“Terkadang, Anda harus mundur sebelum maju. Jadi saya masih berharap kita bisa kembali ke meja, ” kata Mnuchin.

Sejak gagalnya pembicaraan perdagangan baru-baru ini, pemerintah AS juga memasukkan daftar hitam raksasa telekomunikasi Komunis Tiongkok, Huawei dengan alasan keamanan nasional, yang secara efektif melarangnya melakukan bisnis dengan perusahaan Amerika Serikat.

Selama bertahun-tahun, para ahli, pejabat AS, dan anggota parlemen telah membunyikan alarm bahwa peralatan Huawei dapat digunakan sebagai saluran untuk memata-matai oleh Komunis Tiongkok. pasalnya, Huawei dinilai memiliki hubungan dekat  dengan militer Komunis tiongkok.

Perusahaan asal AS mulai menangguhkan bisnis dengan Huawei, termasuk Google, Microsoft, Qualcomm, dan Intel.

Perusahaan asing juga mengikuti, termasuk ARM perancang chip yang berbasis di Inggris, pembuat chip Jerman Infineon Technologies, dan pemasok komponen Jepang, Toshiba.

Pemerintahan Trump dilaporkan juga mempertimbangkan pembatasan sebanyak lima perusahaan teknologi Komunis Tiongkok lainnya, dengan alasan keamanan nasional.

Trump dijadwalkan bertemu dengan Xi Jinping untuk membahas perdagangan di KTT G-20 di Jepang pada Juni mendatang. (asr)

Presiden AS Donald Trump berbicara selama konferensi pers dengan Shinzo Abe, perdana menteri Jepang, tidak digambarkan, di Istana Akasaka di Tokyo pada 27 Mei 2019. (Kiyoshi Ota – Gambar Pool / Getty)