Sebanyak 92 Persen Pemberitaan Tentang Donald Trump Negatif

ETIndonesia – Sebuah studi yang baru dirilis oleh ‘Media Research Center’ (MRC), sebuah lembaga yang didedikasikan untuk ‘mengekspos dan memerangi bias media liberal’, memperkirakan bahwa 92 persen dari liputan siaran berita malam tentang Trump oleh ABC, CBS, dan NBC yang digabungkan dari 1 Januari hingga 31 Mei adalah pemberitaan negatif.

Sekitar 28 persen dari total 513 menit berita yang mencakup Donald Trump, dihabiskan untuk berita tentang penyelidikan Rusia, yang anehnya, menyumbang dua kali lipat cakupan pemberitaan Trump setelah penyelesaian laporan Robert Mueller seperti yang dilakukan sebelumnya.

“Meskipun laporan Mueller kekurangan ‘senjata’ anti-Trump, jaringan siaran itu benar-benar menjadi lebih diinvestasikan dalam berita Rusia, karena cakupan total mereka melonjak dari 196 menit dari 1 Januari hingga 21 Maret (19 persen dari total airtime Trump) melonjak menjadi 317 menit dari 22 Maret hingga 31 Mei (hampir 42 persen dari semua cakupan pemberitaan tentang Presiden AS itu),” kata MRC.

Pada saat yang sama, reporter berita jaringan juga mengemukakan masalah impeachment, dengan mengangkat rata-rata 22,4 berita malam per bulan dibandingkan dengan sebelum laporan Mueller menyimpulkan bahwa tidak ada kolusi kampanye dengan Rusia ketika kemungkinan disebutkan dalam rata-rata dari 7,7 berita per bulan.

MRC-TV membuat video yang mengumpulkan laporan reporter berita dan penyiar berulang kali menyebut kata ‘pemakzulan’ pada jaringan media yang mereka amati.

Statistik tersebut bukanlah hal baru. Sejak Trump menjabat, liputan negatif oleh jaringan media besar terus-menerus berada di angka 91 dan 92 persen. Kecuali selama dua hari, yaitu 24 Maret hingga 25 Maret tahun ini, ketika Jaksa Agung William Barr merilis temuan-temuan kunci dari penasihat khusus FBI, Robert Mueler, yang merupakan hasil investigasi selama 22 bulan. Setelah itu, data liputan tentang Trump kembali ke kebiasaan sebelumnya.

Algoritma ‘Kecurangan’
Pada Agustus tahun lalu, Presiden AS, Donald Trump memanggil Google untuk mencari algoritma pencarian ‘kecurangan’, dalam serangkaian posting Twitter pagi-pagi yang tampaknya mengutip laporan PJ Media yang menemukan bahwa media liberal mendominasi hasil pencarian berita.

Trump menuduh perusahaan itu sebagian besar menunjukkan hasil berita dari media ‘berita palsu’ dan mempertanyakan apakah praktik itu sah menurut hukum.

Dia mengatakan di Twitter, “Berita palsu CNN menonjol. Media Partai Republik/Konservatif & Adil ditutup. Liar? 96 % dari, hasil di ‘Trump News’ berasal dari ‘National Left-Wing Media’, sangat berbahaya. Google & yang lainnya menekan suara Konservatif dan menyembunyikan informasi dan berita yang bagus. Mereka mengendalikan apa yang bisa & tidak bisa kita lihat. Ini adalah situasi yang sangat serius—akan ditangani!”

The Russia Collusion Hoax
Berita utama adalah narasi ‘kolusi’ Rusia yang berfokus pada investigasi oleh penasihat khusus Robert Mueller.

Mueller sedang menyelidiki laporan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016 dan tuduhan ‘kolusi’ oleh tim kampanye Trump dalam upaya tersebut. Sementara Mueller mendakwa sekitar 24 orang Rusia ikut campur dalam pemilu. Namun, dugaan keterlibatan tim kampanye Trump tetap tidak berdasar (tidak ada bukti) lebih dari dua tahun setelah penyelidikan FBI dimulai.

Tahun lalu, produser CNN John Bonifield tertangkap kamera menyebut cerita Rusia ‘kebanyakan ‘sampah”. Sementara komentator politik CNN, Van Jones tertangkap kamera ‘candid’, menyebut bahwa “burger besar tidak ada”. Mereka mengakui bahwa tidak ada data yang mendasari liputan tersebut.

Pendapat mereka itu tidak menghentikan jaringan media tempat mereka bekerja untuk mendedikasikan hampir 33 jam berita malam untuk berita negatif sejak pelantikan Trump, termasuk 342 menit pada musim panas ini, di mana 97 persen adalah berita negatif terhadap Trump. (NTD News, Bowen Xiao dan Petr Svab/VICTOR WESTERKAMP/Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M