Pakistan Bantu Amerika Tekan Taliban Setujui Gencatan Senjata

ETIndonesia – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan bahwa Pakistan membantu Amerika Serikat menekan Taliban untuk berkomitmen pada gencatan senjata permanen. Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pada 22 Juli 2019 waktu setempat, mereka juga mendesak Taliban untuk menyetujui pembicaraan yang mencakup pemerintah Afghanistan.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dan Trump bertemu di Gedung Putih sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan resmi. Kedua pemimpin sepakat bahwa Amerika Serikat lebih dekat daripada sebelumnya dalam kesepakatan damai dengan Taliban di Afghanistan. Menurut Gedung Putih, Trump telah merencanakan untuk menggunakan kunjungan itu untuk mendesak Khan agar meningkatkan tindakan keras baru-baru ini oleh otoritas Pakistan terhadap kelompok-kelompok teroris dan militan.

“Dan kami berharap bahwa dalam beberapa hari mendatang, kami akan dapat mendesak Taliban untuk berbicara dengan Afghanistan dan datang (menyetujui) ke penyelesaian politik,” kata Khan kepada wartawan di Kantor Oval.

“Selain Afghanistan, negara yang menginginkan perdamaian di Afghanistan adalah Pakistan,” kata Khan. “Pakistan membutuhkan stabilitas. Kami telah memiliki pengalaman 15 tahun berjuang dalam perang melawan teror ini. Kami sangat menginginkan perdamaian, dan kami senang Presiden Trump telah mendorong hal ini.”

Trump Benarkan Penjelasan Khan.

“Apa yang dikatakan perdana menteri itu adalah cerita yang sangat besar, dan itu 100 persen benar. Kami telah membuat banyak kemajuan besar selama beberapa minggu terakhir. Dan Pakistan telah membantu kami dengan kemajuan itu,” kata Trump.

Pada tahun 2018, pemerintahan Trump menangguhkan lebih dari 1,2 miliar dolar AS bantuan anti-teror untuk Pakistan. Penghentian bantuan dalam upaya untuk memaksa negara itu mengintensifkan pertempuran melawan teroris yang beroperasi di wilayahnya.

Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada 22 Juli, Trump mengatakan Pakistan kini banyak membantu AS. Dia mencatat bahwa dirinya akan segera tahu jika kemajuannya cukup signifikan untuk mengaktifkan kembali bantuan dana teror untuk Pakistan.

“Saya pikir Pakistan bisa melakukan banyak hal sehubungan dengan Afghanistan. Pakistan bisa melakukan banyak hal, tetapi mereka sebelumnya memilih untuk tidak melakukannya, dan itu karena mereka tidak menghormati kepemimpinan AS,” kata Trump.

Presiden Trump mengungkapkan rencana untuk kemungkinan tindakan militer di Afghanistan, tetapi untuk menghindari korban massal, dia memilih untuk lebih baik tidak memilih opsi tersebut.

“Saya bisa memenangkan perang itu dalam seminggu. (Taopi) Saya tidak ingin membunuh 10 juta orang. Afghanistan bisa dihapus dari muka bumi. Saya tidak ingin pergi ke rute itu,” kata Trump.

Khan sependapat dengan Trump.

“Tidak ada solusi militer di Afghanistan. Jika Anda melakukan militer habis-habisan, jutaan dan puluhan juta orang akan mati,” kata Khan.

Seorang pejabat senior pemerintahan Trump, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada wartawan pada 21 Juli bahwa Gedung Putih memantau komitmen Pakistan untuk membasmi kelompok-kelompok teror di negaranya. Gedung Putih ‘bermata tajam’ tentang hubungan yang diketahui antara dinas intelijen Pakistan dan kelompok-kelompok teror.

Pakistan telah membuat langkah-langkah awal untuk memerangi teror, termasuk berjanji untuk menyita aset beberapa kelompok teroris. Pada 17 Juli, Pakistan menangkap Hafiz Muhammad Saeed, seorang teroris dengan hadiah 10 juta dolar AS ‘untuk kepalanya’. Seorang pejabat senior pemerintahan Trump mencatat bahwa Saeed telah ditangkap dan dibebaskan enam kali sejak serangan teror besar di India pada tahun 2001.

“Jadi kita akan melihat bahwa Pakistan mengambil tindakan berkelanjutan dan benar-benar menuntut (mendakwa) orang-orang ini,” kata pejabat itu.

Trump membutuhkan bantuan Pakistan untuk mengakhiri keterlibatan militer Amerika Serikat di Afghanistan. Khan diperkirakan akan menggunakan kunjungan itu untuk memperbaiki hubungan dengan Washington dan menarik investasi AS yang sangat dibutuhkan.

“Ini adalah waktu yang kritis,” kata Khan. “Yang kami inginkan adalah saling pengertian antar negara. Saya dapat meyakinkan Presiden Trump apa pun yang kami katakan, kami akan jujur ​​kepada mereka. Tidak akan ada keraguan tentang niat Pakistan.”

Pakistan belum membebaskan Shakil Afridi, dokter yang dipenjara yang diyakini telah membantu CIA memburu Osama bin Laden, dalang serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Khan mengisyaratkan bahwa Afridi akan segera dibebaskan. Pemenjaraannya telah lama menjadi sumber ketegangan antara Pakistan dan Amerika Serikat.

“Presiden Trump, kami akan memberimu kabar baik tentang para sandera.” (IVAN PENTCHOUKOV dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M