Rekor Terbaru! Perusahaan Tiongkok Gagal Bayar Lebih dari Setara Rp 260 Triliun, Pejabat Tiongkok : Tahun depan Lebih Sulit Lagi

Perusahaan BUMN Tiongkok itu adalah, Anhui Foreign Economic Construction Group atau Grup Konstruksi Ekonomi Asing Anhui, Tiongkok mengalami default lagi pada 24 Desember 2019, dengan jumlah hampir 400 juta yuan atau sekitar Rp. 800 miliar.

Sebelumnya, dua wesel jangka menengah dan dua obligasi korporasi telah gagal bayar, dengan jumlah total lebih dari 5,772 miliar yuan atau sekitar Rp. 11,5 triliun

Selain itu, Hainan Airlines – HNA Group milik negara juga gagal bayar dari setidaknya dua obligasi penempatan swasta tahun 2019 dengan jumlah lebih dari 2,5 miliar yuan atau sekitar Rp. 5 triliun.

Pada 24 Desember, utang publik senilai 1,3 miliar yuan juga hampir gagal bayar. Haikou Meilan International Airport Co., Ltd., yang berafiliasi dengan HNA Group telah default pada empat obligasi-nya, salah satunya hanya senilai US $ 200 juta.

Jadi, total pinjaman berbunga dari Grup HNA pada akhir Juni tahun 2019 lebih dari 554,8 miliar yuan.

Dari 24 Oktober hingga saat ini, perusahaan swasta Xiwang Group Company Limited telah default pada enam obligasi secara berturut-turut, dengan jumlah kumulatif 4,3 miliar yuan, dan terjadi cross-default atau gagal silang (gagal bayar atas utang lainnya). 

Pada kuartal ketiga, Xiwang Group Company Limited memiliki total aset 49,976 miliar yuan dan total liabilitas (Hutang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain) sebesar 30,897 miliar yuan.

Gagal bayar Xiwang Group terkait dengan “perlindungan timbal balik” dengan perusahaan swasta. Karena kurangnya keunggulan pembiayaan perusahaan swasta di Tiongkok dibandingkan dengan perusahaan milik negara.  Sehingga perusahaan swasta hanya dapat saling menjamin.

Akan tetapi ketika ekonomi merosot, pecahnya rantai modal perusahaan swasta akan melibatkan perusahaan swasta yang “saling diasuransikan”. 

Namun, situasi ini bukan kasus spesifik seperti dilansir thepaper.cn yang mengutip narasumber internal dari sebuah perusahaan besar Tiongkok.