Rekor Terbaru! Perusahaan Tiongkok Gagal Bayar Lebih dari Setara Rp 260 Triliun, Pejabat Tiongkok : Tahun depan Lebih Sulit Lagi

Zhang Yujie – Epochtimes.com

Skala default atau gagal bayar utang di daratan Tiongkok telah mencapai titik tertinggi baru sejak awal tahun 2019. Lebih dari 170 obligasi dari hampir 70 perusahaan mengalami default atau gagal bayar. 

Jumlah gagal bayar lebih dari 130 miliar yuan atau sekitar Rp 260 triliun ini melampaui skala dafault tahun lalu.

Banyak perusahaan beberapa kali mengalami gagal bayar sepanjang tahun ini. Jumlahnya melibatkan perusahaan milik negara dan perusahaan swasta. 

Pejabat bank sentral Tiongkok mengakui bahwa kondisi pasar obligasi akan semakin parah tahun depan dan risiko gagal bayar lebih tinggi.

Menurut media Tiongkok, bahwa hingga 24 Desember 2019, sebanyak 176 obligasi mengalami default atau gagal bayar tahun ini dengan melibatkan 68 perusahaan. 

Industri yang mengalami gagal bayar tahun 2019 ini termasuk manufaktur, perdagangan grosir maupun eceran dan konstruksi. Kota-kota dengan jumlah obligasi default adalah Beijing, Shanghai, dan Liaoning.

Gelombang default berlanjut pada penghujung tahun 2019 , dengan skala yang relatif  besar termasuk K-bird, Xiwang Group Company Limited, China Sanding Holdings Group Company Ltd, CITIC Group Corporation Ltd, Peking University Founder Group dsb, dengan jumlah total lebih dari 10 miliar yuan. 

Lima obligasi mengalami gagal bayar secara bersamaan hanya dalam sehari pada 6 Desember 2019.

Menurut data Bloomberg, hingga akhir November 2019, total skala pokok dari gagal bayar obligasi di daratan Tiongkok mencapai 120,4 miliar yuan. 

Jika ditambahkan wanprestasi/gagal bayar pada bulan Desember 2019, jumlah pokok wanprestasi tahun ini telah melampaui 130 miliar yuan atau sekitar Rp. 260 triliun, melampaui 121,9 miliar yuan tahun lalu, mencetak rekor tertinggi.

Selain jumlah default dan jumlah obligasi gagal bayar, masih ada dua catatan di pasar obligasi Tiongkok tahun ini – default gagal bayar obligasi korporasi dan wesel jangka menengah, dan risiko tinggi gagal bayar obligasi dolar AS dari perusahaan milik negara. Yakni, perusahaan milik negara yang gagal bayar obligasi dolar AS untuk pertama kalinya dalam 20 tahun : Tewoo Group Co., Ltd sebesar 1,25 miliar dolar AS. Serta, utang senilai 3 miliar dolar AS Peking University Founder Group yang hampir mengalami cross-default atau gagal silang atau gagal bayar atas utang lainnya.

Sejumlah perusahaan gagal bayar dalam skala besar sepanjang tahun 2019

Selama tahun 2019 ini, meskipun 90% dari perusahaan gagal bayar adalah perusahaan swasta, namun jumlah perusahaan BUMN gagal bayar juga mencapai titik tertinggi yang baru. 

Setidaknya 10 perusahaan BUMN telah gagal bayar obligasi, diantaranya 8 perusahaan milik negara gagal bayar pada paruh kedua tahun ini.