Jenderal Iran Tewas oleh Serangan Amerika, Sekutunya Berupaya Turunkan Ketegangan, Pemimpin Iran Ancam Membalas

Zhang Ting

Pada Jumat (3/1/2020) dini hari waktu Irak, Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke Bandara Internasional Baghdad. Serangan itu menewaskan Qassim Soleimani, pimpinan Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) dan sejak tahun 1998 menjadi komandan dari Pasukan Quds atau Quds Forces.

Pemerintah Jerman mengatakan bahwa serangan udara (IRGC) dan sejak tahun 1998 menjadi komandan dari Pasukan Quds adalah tanggapan terhadap serangkaian provokasi militer oleh Iran.

Terkait tewasnya Jenderal Qassim Soleimani, perwira militer senior Iran itu, Pemerintah Inggris mengutuk ancaman yang ditimbulkan oleh Qassim Soleimani. Inggris mendesak semua pihak untuk meredakan situasi setelah kematiannya. Israel menyatakan bahwa Amerika Serikat memiliki hak untuk mempertahankan diri dan Israel mendukung Amerika Serikat. 

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan pada hari Jumat 3 Januari 2020 bahwa Amerika Serikat akan bekerja keras untuk menurunkan ketegangan hubungan Amerika Serikat dengan  Iran.

Reuters mengutip komentar juru bicara pemerintah Jerman Ulrike Demmer yang disampaikan dalam konferensi pers pada hari Jumat 3 Januari 2020, melaporkan bahwa, tindakan Amerika Serikat adalah tanggapan terhadap serangkaian provokasi militer yang dilakukan oleh Iran. 

“Kami juga sangat prihatin dengan kegiatan Iran di kawasan itu,” kata Ulrike Demmer. Menurutnya pemerintah Jerman juga akan berupaya meredakan situasi.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dalam sebuah email menyebutkan upaya menurunkan ketegangan. Email itu berbunyi: “Kami selalu menyadari ancaman agresif yang ditimbulkan oleh Islamic Revolutionary Guard Corps yang dipimpin oleh Qassim Soleimani. Setelah kematiannya, kami mendesak semua pihak untuk menurunkan situasi ketegangan, karena konflik lebih lanjut tidak menguntungkan kita semua.”

Setelah kematian Soleimani mendapat konfirmasi dari pihak berwenang, otoritas Iran mengancam akan melakukan pembalasan. Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pesan belasungkawa atas gugurnya Qassem Soleimani bersumpah bahwa Iran akan membalas serangan Amerika yang menewaskan Soleimani itu.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Jumat 3 Januari 2020 bahwa Amerika Serikat memiliki hak untuk mempertahankan diri dengan menyingkirkan komandan senior, Soleimani.

“Sama seperti Israel memiliki hak untuk membela diri, demikian juga Amerika Serikat. Soleimani bertanggung jawab atas kematian warga negara Amerika Serikat dan banyak orang tidak bersalah lainnya. Dia sedang merencanakan lebih banyak serangan semacam itu,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

Netanyahu  mempersingkat perjalanannya ke luar negeri dan mengatakan pada hari Jumat 3 Januari 2020 saat sedang bersiap untuk terbang kembali ke Israel di landasan bandara Yunani. Menurutnya tindakan cepat, kuat dan tegas Presiden Amerika Serikat, Donald Trump patut dipuji. 

“Israel berdiri di sisi Amerika Serikat dalam perjuangan untuk mempertahankan perdamaian, keamanan dan pertahanan diri,” kata Netanyahu.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat,  Pompeo menulis pesan Tweet pada hari Jumat 3 Januari 2020 yang berbunyi : “Ia telah berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Inggris Raab atas keputusan terbaru yang dibuat Amerika Serikat, yakni mengambil tindakan defensif untuk membasmi Soleimani. Terima kasih kepada sekutu kami karena mengakui ancaman agresif berkelanjutan yang dilakukan oleh Islamic Revolutionary Guard Corps. Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk meredakan situasi ketegangan Amerika Serikat dengan Iran.”

Pompeo  juga mengatakan bahwa dirinya juga berdiskusi dengan anggota Politbiro Partai Komunis Tiongkok Yang Jiechi tentang keputusan Presiden Trump untuk melakukan serangan udara terhadap Soleimani dan menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk menurunkan situasi ketegangan.

Hal yang sama juga dilakukan Pompeo kepada Heiko Mass, Menteri Luar Negeri Jerman. Ia mengatakan bahwa Jerman juga mengkhawatirkan jika provokasi militer rezim Iran itu berkembang lebih lanjut. 

Menurut BBC, Soleimani yang terbunuh dalam serangan udara dianggap sebagai komandan militer Iran yang paling berkuasa.

Di bawah komando Soleimani, Iran telah memperkuat dukungannya untuk Hizbullah Libanon dan kelompok-kelompok ekstremis pro-Iran lainnya. Memperluas kehadiran militer Iran di Irak dan Suriah, dan ikut membantu pemerintah Suriah dalam melakukan serangan terhadap kelompok-kelompok pemberontak selama perang saudara yang panjang.

Amerika Serikat menuduh Soleimani dan Islamic Revolutionary Guard Corps yang dipimpinnya sebagai teroris, dan meminta mereka bertanggung jawab terhadap kematian ratusan orang Amerika.

Pada tahun 2018, pemerintah Iran menyediakan dana sebesar USD. 6,4 miliar kepada Islamic Revolutionary Guard Corps untuk mendukung kelompok-kelompok teroris asing seperti Hezbollah, Hamas dan lainnya menyerang Eropa. Amerika Serikat telah menggolongkan Islamic Revolutionary Guard Corps sebagai organisasi teroris.

Dalam sebuah pernyataan Pentagon menyebutkan bahwa Presiden Trump memerintahkan serangan udara di Bandara Internasional Baghdad, Irak. Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa Soleimani sedang merencanakan serangan terhadap para diplomat dan tentara Amerika di Irak dan di seluruh wilayah itu.

Soleimani dan corps yang dipimpinnya harus bertanggung jawab atas kematian ratusan orang anggota militer Amerika Serikat dan Sekutu serta cedera ribuan orang lainnya. Dalam beberapa bulan terakhir, Soleimani telah merencanakan serangan terhadap pangkalan-pangkalan bersama Irak, termasuk Serangan 27 Desember tahun lalu. Serangan yang membunuh dan melukai  banyak personel Amerika dan Irak.

Pernyataan itu juga mengatakan bahwa Soleimani juga menyetujui serangan terhadap kedutaan Amerika Serikat di Baghdad. Tujuan dari serangan udara Amerika Serikat kali ini adalah untuk mencegah rencana ofensif Iran di masa depan. Amerika Serikat akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi rakyat Amerika dan kepentingan Amerika Serikat di seluruh dunia.

Selain Soleimani, Abu Mahdi al-Muhandis, Wakil Komandan Popular Mobilization Forces (PMF), organisasi Irak yang didukung Iran juga tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di Baghdad pada hari Jumat, tanggal 3 Januari 2020 itu. (sin)

FOTO : Amerika Serikat melakukan serangan udara di Bandara Internasional Baghdad di Irak pada 3 Januari, menewaskan pemimpin militer Iran. Gambar menunjukkan adegan setelah serangan udara tersebut. (Iraqi Military/AFP)