Pesawat Ukraine International Airlines Jatuh di Iran, Ini Analisa Penyebabnya

Li Peng

Pada hari Rabu tanggal 8 Januari 2020 sebuah pesawat penumpang milik maskapai Ukraine International Airlines (UIA) jatuh di dekat Teheran, ibukota Iran. Insiden itu menewaskan seluruh penumpang sebanyak 167 orang bersama 9 orang awak pesawat. Lalu apa saja yang diketahui oleh dunia luar tentang penyebab kecelakaan tersebut ?

Pesawat penumpang dengan nomor penerbangan PS752 tersebut semula dijadwalkan berangkat dari Bandara Internasional Imam Khomeini (IKIA) di Teheran pada pukul 5.15 pagi. Namun penerbangan tertunda hingga pukul 06:12. 

Setelah pesawat lepas landas dan belum mencapai ketinggian 2.400 meter, kecelakaan itu terjadi, sehingga gagal untuk mendarat di Bandara Kiev 4 jam dan 15 menit kemudian. Data dari Iranian Airlines menunjukkan bahwa tiket pesawat penerbangan itu terjual sebanyak 168 kursi, yang berarti bahwa ada seorang penumpang yang tidak naik pesawat sehingga lolos dari bencana.

Data radar pesawat menunjukkan bahwa setelah 2 menit pesawat lepas landas dan sedang mendaki dalam keadaan normal untuk mencapai ketinggian, tiba-tiba pesawat berhenti mengirim data. 

Pakar penerbangan Amerika John Cox mengatakan  hal itu menunjukkan bahwa tenaga mesin pesawat mungkin terputus oleh suatu sebab. Namun biasanya, dalam hal ini motor cadangan akan bekerja untuk memasok daya listrik. Tetapi dalam kasus UIA, tampaknya motor cadangan tidak berfungsi, dan peristiwa seperti itu sangat jarang terjadi.

Mantan pilot Larry Vance yang menjadi anggota investigasi mengatakan kepada CBC News bahwa pesawat biasanya memiliki sejumlah besar motor cadangan untuk memasok daya listrik. Kehilangan sinyal semacam itu mengindikasikan bahwa pesawat sedang mengalami kecelakaan fatal.

Penyebab jatuhnya pesawat

Mengenai penyebab jatuhnya pesawat, pihak Iran mengatakan bahwa pesawat mungkin jatuh akibat kegagalan mekanis. Pemerintah Ukraina pada awalnya menyetujui kesimpulan tersebut, namun kemudian membantah dan menolak memberikan kesimpulan.

Keith Mackey, presiden Mackey International Mackey International Aviation Safety Consultants berpendapat bahwa mengingat kecepatan dan ketinggian terbang pesawat selama take-off termasuk normal, menurutnya tidak mungkin disebabkan oleh kegagalan mesin. Pasalnya jika karena kegagalan mesin, pesawat tidak mungkin bisa cepat lepas landas. Selain itu, jika mesin terbakar atau mengalami gangguan, pilot masih memiliki kesempatan untuk kembali ke airport dan mendarat dengan selamat.

Para pakar hampir seluruhnya sependapat bahwa pesawat tersebut mengalami kecelakaan dalam situasi tanpa peringatan. Kejadian seperti itu sangat mirip dengan yang dispekulasikan oleh mereka yang berkecimpung dalam industri aviasi, yakni pesawat meledak atau terkena tembakan rudal. Mungkin juga disebabkan oleh mesin besarnya meledak sehingga puing-puingnya menghancurkan kabin pesawat.

Pesawat naas itu adalah pesawat jenis Boeing 737-800 bermesin jet ganda CFM-56. CFM-56 yang diproduksi oleh CFM International yang merupakan perusahaan gabungan antara GE dan Safran Aircraft. CFM mengklaim sebagai pemasok mesin paling penting dalam industri penerbangan sipil global. Sejak tahun 1974, CFM memproduksi lebih dari 33.000 buah mesin CFM-56. Mesin ini memiliki 2 model yang disediakan untuk pesawat Boeing 737 series dan Airbus 320.

Boeing 737 pertama diluncurkan pada tahun 1965. Hingga bulan Maret 2018, Boeing telah memproduksi lebih dari 10.000 buah 737, memecahkan catatan rekor dalam Guinness World Records untuk produksi pesawat penumpang besar terbanyak. 

737-800 termasuk dalam rangkaian Boeing 737 generasi berikutnya yang pertama kali diperkenalkan pada 5 September 1994, dan memiliki kapasitas penumpang antara 162 hingga 189 orang.

Sementara itu, maskapai  Kanada yang menggunakan Boeing 737-800 adalah maskapai  Air Transat, Flair Airlines, Sunwing dan WestJet.

Pakar penerbangan Amerika John Cox percaya bahwa Boeing 737-800 adalah pesawat yang diandalkan dalam dunia penerbangan dan telah terbang selama bertahun-tahun dengan catatan keamanan yang baik. 

Itu tidak sama dengan Boeing 737 MAX baru. Kecelakaan pesawat Boeing 737-800 yang dialami UIA tersebut dapat dikatakan tidak normal.

Mengenai masalah pesawat Boeing 737-800 yang telah diketahui, hingga bulan November tahun lalu, hampir 50 buah pesawat jenis Boeing 737-800 mendapat larangan terbang karena ditemukan celah retak di antara sayap dan badan pesawat. 

Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) kemudian mengeluarkan instruksi agar semua Boeing 737 yang telah melakukan lepas landas sebanyak 30.000 kali untuk menjalani pemeriksaan.

Pesawat Boeing 737-800 telah mengalami 7 kali kecelakaan besar sejak tahun 2006 termasuk kecelakaan pesawat milik maskapai UIA tersebut dan 10 kali kecelakaan kecil yang tidak menelan korban.

Maskapai Ukraine International Airlines mengungkapkan bahwa kecelakaan itu merupakan kecelakaan kali pertama bagi maskapai UIA yang didirikan pada tahun 1992 itu. Pesawat yang mengalami kecelakaan itu dibeli pada tahun 2016 dan belum lama pesawat tersebut baru selesai menjalankan pemeliharaan keselamatan rutin.

Kotak hitam pesawat naas itu sudah ditemukan. Hal itu dikonfirmasi oleh Iran.  Iran mengungkapkan bahwa kedua kotak hitam dan catatan data penerbangan pesawat telah ditemukan, tetapi tidak akan diserahkan kepada perusahaan Boeing. 

Setelah pesawat drone militer Amerika Serikat membunuh pemimpin militer Iran Qassem Soleimani di Baghdad, militer Iran membalas serangan Amerika Serikat dengan meluncurkan rudal ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak pada hari Rabu tanggal 8 Januari 2020. Beberapa jam kemudian, terdengarlah berita jatuhnya pesawat penumpang Ukraine International Airlines.

John Cox mengatakan, jika Iran tidak bersedia mengirimkan data kecelakaan kepada perusahaan Boeing, mereka wajib menyerahkannya kepada agen investigasi pihak ketiga untuk menafsirkan dan mempublikasikan penyebab kecelakaan pesawat. 

Hal itu dimaksudkan dapat menghindari tragedi serupa terjadi di kemudian hari dan memberikan penjelasan kepada keluarga para korban. Selain itu tidak membiarkan faktor politik yang mendominasi masalah. (Sin)

FOTO : Para korban pesawat penumpang UIA yang jatuh di Iran pada 8 Januari. (The Canadian Press)