Bongkar Klaim Salah Laporan Petinggi Komunis Tiongkok, Pejabat Rumah Duka Wuhan Ungkap Rahasia Lonjakan Tajam Jenazah yang Dikremasi

Cathy He – The Epochtimes

Seorang pejabat senior krematorium di pusat penyebaran Coronavirus di Wuhan, Tiongkok, mengatakan jumlah jenazah yang dikremasi meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir. 

Laporan ini menunjukkan bahwa lebih banyak orang meninggal dunia akibat penyakit Coronavirus yang kini disebut COVID-19 daripada yang dilaporkan secara resmi oleh petinggi komunis Tiongkok.

Mulai sekitar tanggal 22 Januari 2020, jumlah jenazah yang diterima oleh rumah duka yang dioperasikan pemerintah Tiongkok  meningkat secara drastis — memuncak berjumlah 127 jenazah pada tanggal 3 Februari 2020.

Data itu dikatakan pejabat rumah duka itu, seraya menambahkan bahwa ia melihat sekitar empat hingga lima kali lipat dari beban kerja yang biasa.

Pejabat itu membuka rahasia selama panggilan telepon pada awal Februari 2020 ini oleh seorang reporter The Epoch Times edisi bahasa Mandarin yang menyamar sebagai anggota gugus tugas pemerintah pusat yang mengawasi respons wabah itu.

Laporan ini tak mengungkapkan nama pejabat dan nama rumah duka tempat ia bekerja guna melindungi identitas dan keamanannya.

Rumah duka tersebut melayani delapan rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk mengobati Coronavirus, menurut pejabat itu.

Empat rumah duka lainnya di Wuhan yang melayani delapan rumah sakit tersebut juga melaporkan peningkatan jumlah mayat yang dikremasi, berdasarkan pembukaan rahasia oleh pekerja krematorium melalui telepon samaran.

Kelima rumah duka tersebut adalah di antara tujuh rumah duka dengan fasilitas krematorium yang dikelola pemerintah di Wuhan. Tiga rumah duka itu berada di pusat kota Wuhan, sementara empat rumah duka lainnya melayani daerah pinggiran kota Wuhan, menurut Biro Urusan Sipil Wuhan.

Peningkatan Jumlah Jenazah

Klaim pejabat tersebut mengenai peningkatan jumlah jenazah yang dikremasi adalah serupa dengan klaim yang dibuat oleh staf di beberapa rumah duka Wuhan lainnya.

Seorang karyawan di Rumah Duka Caidian yang berlokasi di pinggiran kota Wuhan baru-baru ini mengatakan kepada The Epoch Times bahwa pihaknya membutuhkan setidaknya 100 kantong jenazah setiap hari.

Pria itu, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Tuan Yun, mengatakan bahwa setiap rumah duka di kota Wuhan  menghadapi situasi yang sama.

Seorang anggota staf di ruang duka lain di Wuhan, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa mulai tanggal 28 Januari, sekitar 100 pekerja di rumah duka tersebut bekerja sepanjang waktu tanpa istirahat. Ia mengatakan pihaknya menggunakan hingga 35 kantong jenazah setiap hari.

Dalam panggilan telepon rahasia lainnya kepada seorang pejabat senior di rumah duka lain di Wuhan, pejabat itu mengatakan bahwa rumah duka tersebut mengkremasi sekitar 30 jenazah setiap hari.

Klaim mereka itu menambah banyak bukti bahwa rezim komunis Tiongkok tidak melaporkan jumlah kasus infeksi dan jumlah kematian akibat Coronavirus yang sebenarnya.

Pada tanggal 1 Februari, pihak berwenang kesehatan Tiongkok mengumumkan bahwa kremasi adalah wajib bagi orang yang meninggal dunia akibat Coronavirus.

Pejabat di rumah duka yang disebutkan pertama mengatakan bahwa sekitar 60 persen jenazah berasal dari rumah pribadi, sementara 38 persen jenazah diangkut dari rumah sakit. Sebagian besar jenazah yang berasal dari rumah adalah orang yang meninggal akibat jenis Coronavirus baru.

Orang yang meninggal dunia di rumah karena terinfeksi Coronavirus tidak mungkin didiagnosis menderita Coronavirus secara resmi  — mengingat bahwa diagnosis ditegakkan oleh pihak rumah sakit — maka jenazah tersebut tidak diperhitungkan dalam angka kematian resmi.

Dari 127 jenazah yang diterima oleh krematorium pada tanggal 3 Februari, delapan jenazah didiagnosis terinfeksi Coronavirus, sementara 48 jenazah diduga menderita Coronavirus, berdasarkan sertifikat kematiannya, kata pejabat itu. Tidak jelas apa yang ditentukan sebagai penyebab kematian 71 jenazah itu.

Berikut rekaman dialog dalam bahasa mandarin :

Dalam waktu lima minggu, sejak laporan resmi pertama Coronavirus, angka resmi wabah meningkat tajam menjadi hampir 40.000 kasus infeksi dan lebih dari 800 kematian terjadi di Tiongkok. Namun demikian, jumlah kasus yang sebenarnya kemungkinan adalah jauh lebih besar.

Pelaporan The Epoch Times sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah kasus infeksi tidak dilaporkan karena beberapa faktor: Kekurangan alat uji di rumah sakit, yang berarti jumlah kasus yang dipastikan ditutup; jumlah pasien yang ingin dirawat inap melebih kapasitas rumah sakit, berarti banyak pasien yang ditolak dan tidak dapat ditegakkan diagnosisnya atau dirawat; dan kebudayaan kerahasiaan di dalam Partai Komunis Tiongkok yang membatasi aliran bebas informasi apa pun selama krisis yang dapat merusak pemerintahan otoriternya.

Pasien yang diduga tertular Coronavirus  tetapi tidak dapat menerima diagnosis terakreditasi adalah tidak diperhitungkan dalam angka infeksi resmi. Demikian juga, pasien yang dicurigai terinfeksi Coronavirus yang kemudian meninggal dunia adalah tidak diperhitungkan dalam angka kematian resmi.

Sementara itu, para ahli medis memperkirakan bahwa jumlah infeksi di Wuhan saja adalah beberapa kali lebih tinggi dari jumlah infeksi yang dilaporkan.

Sebuah penelitian pada 31 Januari 2020 yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran  The Lancet memperkirakan bahwa lebih dari 75.000 orang terinfeksi di Wuhan pada tanggal 25 Januari.

Pertugas Rumah Duka Kewalahan

Pejabat senior di rumah duka yang disebutkan pertama mengatakan sekitar 110 orang stafnya telah kewalahan bekerja sepanjang waktu, tak lain untuk mengangkut jenazah dari rumah sakit dan rumah-rumah pribadi serta mengkremasi mayat tersebut.

“Kami mengangkut jenazah 24 jam sehari. Kini setiap karyawan pria terlibat [dalam mengangkut jenazah]. Selama para karyawan masih mampu bergerak, mereka akan bekerja,” katanya. 

“Kesebelas tungku kremasi di rumah duka tempat ia bekerja mengkremasi jenazah tanpa henti setiap hari,” imbuhnya.

Pejabat itu mengatakan bahwa pada tingkat ini, ia membutuhkan 40 hingga 50 staf tambahan untuk mengimbangi beban kerja, serta menambahkan bahwa saat ini para staf tidak mengambil cuti sehari pun sejak Malam Tahun Baru Imlek pada tanggal 25 Januari.

“Saya ingin pingsan,” kata pejabat itu.

“Kami kelelahan dan tidak dapat beristirahat. Kini saya akan merasa bersyukur jika saya dapat tidur selama dua atau tiga jam sehari,” tambahnya. 

Pejabat itu mengatakan bahwa ia berhubungan dengan Rumah Duka Hankou, yang beban kerjanya bahkan lebih berat daripada rumah duka tempat ia bekerja.

Fasilitas krematorium tersebut, yang terletak di pusat kota Wuhan, secara resmi ditunjuk oleh pihak berwenang untuk mengkremasi jenazah korban Coronavirus dari rumah sakit di pusat kota Wuhan.

Panggilan telepon yang menyamar oleh Epoch Times edisi bahasa Mandarin ke Rumah Duka Hankou memastikan bahwa krematorium di Rumah Duka Hankou menggunakan 20 tungku untuk mengkremasi jenazah selama 24 jam sehari. (Vv)

Video Rekomendasi :