Seorang Pengemis Diusir oleh Pelayan Toko Roti, Pemilik Toko Keluar untuk Melayaninya dan Itu Membingungkan Cucunya

Di depan sebuah toko roti yang sedang berkembang, berdiri seorang pengemis yang bau dan kotor. Para pelanggan yang sedang mengantri merasa jijik dan mengerutkan keninnya sambil memandang pada pengemis itu.

Ilustrasi.

Pelayan toko berteriak pada pengemis itu,: “Pergi ke tempat lain, jangan di situ!”

Pengemis itu mengeluarkan uang yang tampak kotor dankusut, dan menunjukkan kepada si pelayan toko, dan berkata: “Saya ingin membeli roti. Tolong yang termurah. ”

Tiba-tiba pemilik toko roti keluar dan berjalan menghampiri pengemis itu dengan sekotak roti yang baru diangkat dari panggangan dan memberikannya kepada pengemis.

ilustrasi.

Pemilik toko membungkukkan badan dengan antusias kepada pengemis itu dan berkata,: “Terima kasih atas pembelian Anda! Silahkan datang lagi!”

Pengemis itu merasa tersentuh dan tersanjung karena ini adalah pertama kalinya dia diperlakukan sebagai pelanggan. Pengemis kemudian pergi dengan roti yang masih hangat.

Cucu pemilik toko yang melihatnya tidak dapat memahami tindakan kakeknya lalu bertanya, : “Kakek, mengapa Kakek melayani pengemis dengan penuh antusias?”

Ilustrasi.


 
Sang kakek (pemilik toko roti) memberikan penjelasan,: “Dia mungkin seorang pengemis, tetapi hari ini dia adalah pelanggan kakek! Dia ingin makan roti dari toko kakek dengan menghabiskan banyak waktu untuk mengemis untuk membeli roti kakek. Ini benar-benar kehidupan yang sulit baginya, jadi kakek harus secara pribadi melayaninya. Jika tidak, kakek akan mengecewakannya karena dia ingin membeli roti kakek dan sebagai pelanggan! “

Cucunya bertanya, : “Jika demikian, mengapa Kakek mengambil uangnya?”

Pemilik toko roti menjawab, : “Hari ini, dia adalah pelanggan. Bukan pengemis yang datang untuk meminta makanan, jadi kita harus menghormatinya. Jika kita tidak menerima uangnya, bukankah itu akan menghina dia? Kita harus ingat untuk menghormati setiap pelanggan yang membayar karena bisnis kita akan terus berjalan oleh pelanggan setia kita. ”

Cucu itu mengangguk dan mengerti arti kata-kata itu.

Pemilik toko roti yang disebutkan dalam cerita ini adalah kakek dari Yoshiaki Tsutsumi, pemilik toko roti terkenal di Jepang.

Yoshiaki Tsutsumi adalah pengusaha legendaris. Dia pernah menjadi orang terkaya di dunia dan pernah menjadi cover majalah ‘Forbes’ dua kali. Kakeknya yang menginspirasinya menjadi pengusaha sukses.
 
Yoshiaki Tsutsumi mengatakan bahwa kisah pengemis ini adalah pengajaran yang paling berkesan dari kakeknya dan sangat terukir dalam ingatannya.

Sampai sekarang, dia masih ingat seluruh cerita termasuk gerakan kakek dan kata-katanya yang dia ucapkan kepada pengemis.

Dia biasa mengulang cerita ini selama pertemuan untuk mengingatkan stafnya sehingga mereka akan menjadi seperti kakeknya yang memperlakukan setiap pelanggan dengan hormat.

Ilustrasi.

Kisah ini memberi tahu kita bahwa rasa hormat harus datang dari lubuk hati kita. Hanya dengan begitu, pelanggan kita dapat dengan tulus memahami, menghargai keramahtamahan kita, dan merasa dihargai. Selain itu, penting untuk memperlakukan setiap pelanggan dengan jumlah rasa hormat yang sama.

Kita tidak boleh mendiskriminasi pelanggan yang membeli dan dengan melakukan itu, kita akan mendapatkan bentuk hadiah yang paling sederhana dan paling murni dari pelanggan kita.

Menghargai orang lain adalah akal sehat dan merupakan kebajikan ketika Anda bisa menghargai orang lain.

Seorang filsuf Tiongkok, Mencius, pernah berkata,: “Dia yang mencintai orang lain terus dicintai oleh mereka; dia yang menghormati orang lain terus dihormati oleh mereka. “
 
Apakah Anda suka atau membencinya, apakah mereka teman atau musuh, kita harus selalu ingat untuk memperlakukan mereka secara sama dan menghormati mereka.(yn)

Sumber: goodtimes

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/0m33pzJ3eEE