Menteri Kesehatan Uni Eropa Meningkatkan Persiapan Melawan Virus Baru

Associated Press

Pada Kamis 13 Februari 2020, para Menteri Kesehatan Uni Eropa sepakat untuk meningkatkan persiapan dan mengatur respons terkoordinasi untuk mencegah virus corona COVID-19 yang muncul di Tiongkok supaya tidak menyebar lebih lanjut di seluruh Eropa.

Pada pertemuan darurat di Brussels, pejabat dari 27 negara Uni Eropa mengatakan, mereka perlu merencanakan lebih banyak untuk menghindari kemungkinan kekurangan obat atau peralatan pelindung selama wabah Virus Corona, di mana Organisasi Kesehatan Dunia menyebut Virus Corona sebagai ancaman bagi kesehatan global.

Para ahli percaya bahwa ruang lingkup epidemi virus corona yang sebenarnya adalah jauh lebih tinggi. Dikarenakan, tidak dapat mengandalkan angka yang diakui oleh pihak berwenang Komunis Tiongkok.

Kini lebih banyak orang meninggal dunia akibat jenis Coronavirus baru daripada yang dilaporkan selama wabah SARS pada tahun 2002-2003.

“Kami akan tetap waspada, dan jika situasinya berubah, kami akan meningkatkan kerjasama,” kata Komisioner Kesehatan Eropa Stella Kyriakides.

Para Menteri Kesehatan Uni Eropa mengatakan deteksi dini dan langkah-langkah pencegahan yang seragam — terutama di titik masuk seperti bandara — adalah sangat penting.

 Agnes Buzyn, Menteri Kesehatan Prancis, mengatakan  Uni Eropa juga harus tetap waspada jika wabah Coronavirus menghancurkan produksi obat-obatan di Tiongkok, karena akan mengarah pada kekurangan obat-obatan. Ia mendesak Uni Eropa untuk memulai rencana pengadaan bersama untuk membeli peralatan medis.

“Fragmentasi upaya akan membuat kita semua secara kolektif lebih rentan. Jika Uni Eropa bersatu maka juga akan mendukung upaya Tiongkok untuk mengendalikan Coronavirus, dan mengurangi penularan lebih lanjut di dalam dan ke dalam Uni Eropa,” kata Stella Kyriakides.

Ditanya apakah Uni Eropa akan menutup kawasan wisata di Eropa yang bebas visa Schengen jika epidemi Virus Corona meningkat, Menteri Kesehatan Kroasia Vili Beros mengatakan Uni Eropa memang akan melakukan tindakan lebih lanjut.

“Jika itu berarti penutupan perbatasan, maka kami akan membahasnya,” kata Vili Beros.

Namun demikian, Stella Kyriakides mengatakan wabah virus corona saat ini tidak menyerukan tindakan drastis seperti itu.

 COVID-19 disebabkan oleh anggota keluarga virus corona yang dekat dengan virus SARS yang parah dan MERS.

Wabah Virus Corona menyebabkan Uni Eropa memulangkan sekitar 500 warganya dari Tiongkok sejauh ini.

Banyak negara menerapkan pembatasan perjalanan bagi pengunjung baru ke Tiongkok, tetapi Menteri Kesehatan Belanda Bruno Bruins mendorong anggota Uni Eropa untuk menghindari pembatasan perjalanan dan perdagangan tambahan.

Dr. Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia, bergabung dalam debat melalui tautan video, dan menekankan pentingnya mendukung negara ketiga dengan sistem kesehatan yang lemah untuk mengendalikan Virus Corona.

“Seminggu yang lalu, hanya dua laboratorium di Afrika yang dapat  menegakkan diagnosis ini. Kini, lebih dari 30 laboratorium dapat menegakkan diagnosis ini. Dan pada akhir minggu, kami berharap semua negara di Afrika akan memiliki kapasitas untuk setidaknya menegakkan diagnosis ini,” kata Dr. Mike Ryan. (Vv/asr)

Video Rekomendasi :